BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Ribuan ide kreatif dan inovatif muncul dari para peserta program Jagoan Banyuwangi 2025. Program yang digagas Pemkab Banyuwangi sejak 2018 ini menjadi wadah inkubasi bagi anak-anak muda untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan sekaligus menumbuhkan potensi lokal.
Minggu (21/9/2025), Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani hadir menyaksikan langsung beragam karya anak muda yang tidak hanya kreatif, tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat dan ekonomi daerah. “Saya bangga tiap tahun karya-karya anak muda di program Jagoan Banyuwangi kian kompetitif dan inovatif. Terpenting lagi memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.
Program Jagoan Banyuwangi diikuti sekitar 100 anak muda yang telah memiliki rintisan usaha. Mereka dibimbing oleh mentor dan praktisi agar dapat mengembangkan bisnisnya dengan lebih matang. Salah satunya Eka Fahmi, yang menjual bibit tanaman buah langka melalui brand Saben Wetan. Ia memperkenalkan umbi Yakon, tanaman yang daun dan umbinya bermanfaat bagi kesehatan, terutama bagi penderita diabetes. “Daunnya bisa dibuat teh dan membantu memperbaiki insulin. Harga ubinya juga tinggi, kisaran Rp200–300 ribu per kilogram. Ini peluang pasar yang bagus,” ungkap Eka.
Selain itu, Wahyu Fatimatul berhasil mencuri perhatian dengan tas cerdas untuk anak sekolah. Tas ini didesain ergonomis dan dilengkapi jas hujan, tas bekal, sensor lacak GPS, playmate, dan lego. Inspirasi muncul dari keponakannya yang menderita skoliosis akibat membawa tas terlalu berat. “Selain sensor berat, nanti juga kita lengkapi dengan troli, sehingga saat bebannya berlebih, bisa ditarik agar tidak membebani tulang belakang,” kata Wahyu.
Teknologi juga menjadi fokus peserta lain. Alvian Nur Firdaus membangun aplikasi smart precision farming berbasis Internet of Things dan Flutter, bernama Sitanam. Aplikasi ini mempermudah petani mengatur jumlah air dan kebutuhan pupuk secara presisi, sehingga hasil pertanian lebih optimal. “Cukup satu aplikasi, tapi banyak fungsi. Petani bisa memberikan treatment yang sesuai kebutuhan tanaman,” jelas Alvian.
Beberapa peserta lain memilih peluang usaha berbasis pangan lokal dan agribisnis. Afan Kodir mengembangkan budidaya kelapa varietas Genjah Entok, sementara Arum membuat kue kering gluten free berbahan tepung singkong melalui brand “Lumbung Cookies”. “Inshaallah ini kue sehat. Pesanan banyak dari luar kota, bahkan luar pulau,” ungkap Arum.
Bupati Ipuk menegaskan, program ini bertujuan mendorong para pemuda untuk bisa scale-up usahanya dan menjalin jaringan bisnis yang luas. “Saya harap para Jagoan Banyuwangi saling berjejaring dan menjalin network. Pemkab akan selalu mendukung dan memberi ruang khusus untuk pemasaran produk mereka,” tegas Ipuk.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin