BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menekan angka kemiskinan kembali menunjukkan hasil menggembirakan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru tahun 2025, tingkat kemiskinan Banyuwangi menurun menjadi 6,13 persen. Angka ini menegaskan tren positif penurunan yang konsisten selama empat tahun terakhir.
Pada 2021, kemiskinan tercatat 8,07 persen, turun menjadi 7,51 persen pada 2022. Setahun berikutnya angka kembali merosot menjadi 7,34 persen, lalu 6,54 persen pada 2024, hingga kini mencapai 6,13 persen. Artinya, dalam setahun terakhir terjadi penurunan sebesar 0,41 persen.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyebut capaian tersebut tidak terlepas dari kerja sama berbagai pihak. “Alhamdulillah, capaian kinerja ini adalah buah dari kolaborasi, dukungan, dan doa seluruh masyarakat serta stakeholder di daerah. Semua berkat sinergi dari banyak program yang dijalankan,” ujar Ipuk, Kamis (25/9/2025).
Menurut Ipuk, Pemkab Banyuwangi menempuh tiga strategi utama untuk mengurangi kemiskinan. Pertama, mengurangi beban pengeluaran warga miskin. Hal ini dilakukan dengan memastikan distribusi bantuan sosial berjalan lancar, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Banyuwangi juga memiliki program khas seperti Rantang Kasih dan Banyuwangi Berbagi untuk membantu kelompok rentan.
Kedua, meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi. Program unggulan seperti UMKM Naik Kelas, Warung Naik Kelas (WeNak), hingga fasilitas ongkos kirim gratis untuk pelaku usaha kecil menjadi motor penggerak pertumbuhan. “Kami mendorong warga untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga naik kelas secara ekonomi,” kata Ipuk.
Ketiga, memutus transmisi kemiskinan lewat pendidikan. Pemerintah daerah memberikan akses pendidikan mulai dari dasar hingga perguruan tinggi, serta menyediakan berbagai pelatihan keterampilan. “Pelatihan ini penting agar warga memiliki skill yang bisa dipakai untuk mandiri maupun meningkatkan usahanya,” tambah Ipuk.
Data BPS juga menunjukkan penurunan kemiskinan diikuti pertumbuhan ekonomi yang solid. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi mencapai 5,50 persen, lalu meningkat menjadi 5,85 persen di triwulan kedua. Capaian ini berada di atas rata-rata provinsi maupun nasional.
Kepala BPS Banyuwangi, Hermanto, menilai keberhasilan tersebut tak lepas dari kemampuan daerah menjaga inflasi. “Kolaborasi berbagai pihak yang didukung kebijakan pemerintah berhasil menjaga inflasi sehingga daya beli masyarakat tetap stabil. Inilah yang mencegah warga jatuh miskin sekaligus memberi ruang bagi masyarakat miskin untuk memperbaiki kehidupannya,” jelasnya.
Ia menambahkan, konsistensi Pemkab Banyuwangi dalam menjalankan program penanganan kemiskinan membuat hasilnya terukur. “Selain inflasi yang terkendali, program daerah yang dijalankan secara berkesinambungan memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Hermanto.
Bupati Ipuk menegaskan, penurunan kemiskinan tidak membuat pemerintah berpuas diri. “Pemkab akan terus melanjutkan berbagai program pemberdayaan ekonomi dan penanganan kemiskinan. Terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah bersama-sama berjuang,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin