SAMPANG,RadarBangsa.co.id – Gerah dengan kondisi penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Muhammad Zyn Sampang Madura Jawa Timur
7 Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Sampang mendatangi kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) di jalan Wakhed Hasyim rabu 30/12
Kedatangan 7 Aktivis itu untuk melakukan audiensi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten
Bertempat di aula Dinkes Aktivis GMNI dan DKR Sampang diterima oleh Plt Asisten I mewakili Sekdakab H Yuliadi Setiawan S.Sos M.Si selaku Ketua Gugus Tugas bersama Anggota dari unsur Plt Kepala Dinkes, Plt Kepala Diskominfo, Kepala Satpol PP serta Dirut RSUD dr Muhammad Zyn
Ketua GMNI Sampang Ilzam mewakili para Aktivis mengungkapkan kedatangannya untuk meminta kejelasan terkait kedaruratan penanganan pasien Covid-19 di RSUD
Dijelaskan, sebelumnya Dirut RSUD dr Muhammad Zyn telah mengambil kebijakan tidak menerima pasien Covid-19 resiko sedang dan berat karena ruang isolasi pasien Covid-19 penuh
Selain itu salah satu ruang penyakit dalam disterilkan akibat terpaparnya sejumlah Tenaga Kesehatan (Nakes)
Bahkan di ruang IGD membatasi pelayanan kesehatan kecuali dalam keadaan darurat
Sementara langkah yang dilakukan managemen RSUD berkoordinasi dengan jejaring Rumah Sakit berstandart penanganan Covid-19 di Madura termasuk Rumah Sakit dan Klinik yang ada di Sampang
“Lalu jika ada pasien Covid-19 resiko berat atau sedang mau dikemanakan, seharusnya sebelum mengeluarkan keputusan Angkat Tangan terhadap pasien Covid-19 Pemkab mengambil langkah strategis agar masyarakat tidak resah,” ujar Ilzam
Menurutnya kehadiran Pemerintah melalui Gugus Tugas sangat diperlukan untuk meredam kegelisahan masyarakat, sebab Kesehatan merupakan salah satu pelayanan dasar terlebih di saat Pandemi
Menanggapi ungkapan yang disampaikan Ketua GMNI, Agus Mulyadi S.Km M.Kes Plt Kepala Dinkes menjelaskan Kabupaten Sampang berada pada rangking ke 3 peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Timur
Yang menjadi penyebab terjadinya peningkatan kasus Covid-19 selama ini karena kebiasaan, sikap masyarakat dan ketidak patuhan terhadap 3 M
“Sudah ada rencana mengevaluasi regulasi terkait pencegahan dan penanganannya,” tuturnya
Diungkapkan, langkah lain yang akan dilakukan dengan memaksimalkan Puskesmas, Tenaga BLUD dipekerjakan lebih awal, menambah dokter spesialis (penyakit dalam), rencana menjadikan Rumah Sakit (RS) Ketapang sebagai RS rujukan, namun tertunda karena harus mendapat SK dari Gubernur
Sementara dr Titin Hamidah Direktur Utama (Dirut) dr Muhammad Zyn mengaku IGD tidak tutup namun hanya dibatasi karena banyak Nakes yang terpapar serta sejumlah ruangan yang perlu di sterilkan
“Sekarang sudah ada 27 ruangan yang digunakan untuk isolasi pasien Covid-19 resiko sedang dan berat,” ungkap dr Titin Hamidah
Ditambahkan faktor terpaparnya para Nakes karena kejenuhan sehingga terjadi pencegahan landai
Sebelumnya para Aktivis GMNI dan DKR mendesak Pemkab turun tangan atas kondisi yang terjadi di RSUD dr Muhammad Zyn
Bahkan para Aktivis itu sempat memberikan solusi supaya memaksimalkan Puskesmas dan memanfaatkan Nakes yang ada di Puskesmas untuk mengatasi kedaruratan yang dialami RSUD dr Muhammad Zyn Sampang.
(Her)