MALANG, RadarBangsa.co.id – Pelayanan publik pemerintah dewasa ini dirasa masih kurang optimal sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Kualitas pelayanan turut menentukan citra pemerintah di masyarakat. Untuk memenuhi kualitas tersebut perlu adanya aspek perubahan pola pikir.
“Sebab perubahan pola pikir menjadi faktor pendukung pelayanan prima pada masyarakat dan dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik,” kata Kabag Organisasi Setda Kota Probolinggo Prijo Djatmiko. Hal ini, lanjutnya, sesuai dengan UU nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik dan perda nomor 9 tahun 2019 tentang pelayanan publik.
Nah, untuk menyempurnakan tujuan tersebut maka Bagian Organisasi Setda Kota Probolinggo menggelar workshop perubahan mindset (pola pikir) bagi aparatur pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo tahun 2020, selama dua hari, dimulai Jumat (6/11) di Harris Hotel and Convention, Malang.
Peserta workshop terdiri dari petugas yang melaksanakan pelayanan langsung di Mal Pelayanan Publik (MPP) dan pelayanan di beberapa OPD. Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Sri Endah dari Bidang Pengembangan Profesi RSUD dr Syaiful Anwar Malang dan Plt Kepala DPMPTSP dan Naker Kota Probolinggo Aman Suryaman.
Masih menurut Kabag Organisari, workshop ini diharapkan bisa memberikan motivasi pada aparatur dalam membuka pikiran dan membantu individu mengenal potensi dalam dirinya. Sehingga mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melakukan perbaikan dari perubahan cara berpikir, bertindak dan berpenampilan baik dalam menjalankan tupoksi memberikan pelayanan pada masyarakat.
“Tujuan lainnya untuk meningkatkan kinerja aparatur pada masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik,” tegas mantan Kabag Humas dan Protokol ini.
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama oleh OPD yang memberikan pelayanan di MPP dan seluruh kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo. Isinya, pernyataan komitmen dan kesanggupan untuk meningkatkan integritas dan profesionalitas dalam mewujudkan pelayanan publik yang transparan, akuntabel dan berkualitas.
Sementara itu, Wawali Mochammad Soufis Subri yang hadir dalam pembukaan workshop menyampaikan berbagai hal. Ia berharap setiap ASN betul-betul mempunyai pemikiran yang sama yaitu perubahan pola pikir dan prilaku. Dengan begitu, kegiatan yang dilaksanakan bermanfaat dan dapat merubah prilaku dalam rangka melayani masyarakat Kota Probolinggo.
“Pelayanan publik hampir setiap kali kita ucapkan, mendengar dan melaksanakan. Tapi sejauh mana pelayanan tersebut betul-betul dirasakan masyarakat? Berbicara pelayanan publik artinya berbicara tentang windows-nya kota, wajahnya kota. Tidak sesederhana yang dipikirkan,” katanya.
“Ukuran wajah kota tergantung seberapa jauh kualitas pelayanan publik yang diberikan ke warga kota. Itu di tangan kami dan panjenengan semua. Karena apa yang kita dapat (gaji) satu sen, dua sen, satu rupiah, dua rupiah itu berasal dari masyarakat,” lanjut Wawali Subri.
Subri pun menekankan, Kota Probolinggo punya wali kota yang hebat dan begitu luar biasa, sangat paham dan detail soal anggaran. Untuk itu, ia mengajak seluruh ASN melakukan perubahan pola pikir dan prilaku yang lebih baik.
“Ayo berubah bersama-sama. Jangan harap staf berubah. Yang harus berubah dulu itu atasan, baru bawahan. Terkait dengan pola pikir, saya berharap yang paling pertama berubah adalah masing-masing kepala OPD,” tegas Subri, yang hadir malam itu mewakili Wali Kota Hadi Zainal Abidin.
Ia pun berharap paparan narasumber betul-betul dimanfaatkan dan diimplementasikan sehingga nantinya dapat merubah ASN. “Pola pikir pelayanan publik yang baik harus tetap terjaga, MPP harus betul-betul bisa menerjemahkan apa maunya kepala daerah. Saya berharap workshop ini dapat memberikan perubahan pola pikir dalam memberikan pelayanan pada masyarakat,” tegas wawali