KEDIRI, RadarBangsa.co.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Selasa, 21 Juli 2020 pagi melakukan pemeriksaan ke tempat penyedia hewan kurban. Monitoring tersebut dilakukan sesuai surat edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 008 tahun 2020 tentang pelaksanaan kegiatan kurban di masa pandemi Covid-19.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah calon hewan kurban yang akan dijual telah memenuhi syarat. Dalam hal ini, DKPP Kabupaten Kediri memeriksa umur dengan melihat gigi kambing, memeriksa kesehatan dan fisik hewan (tidak cacat) melalui mata dan testis kambing.
Dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, sebelum memeriksa kelayakan hewan kurban di kandang kambing milik Agus, rombongan DKPP Kabupaten Kediri mencuci tangan dengan sabun, dan di cek suhu tubuhnya. Hal ini nantinya juga akan diterapkan untuk calon pembeli.
Disampaikan Kepala DKPP Kabupaten Kediri, Drh. Tutik Purwaningsih, tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Di masa pandemi ini, penyedia hewan kurban diminta untuk menerapkan protokol kesehatan.
“Sudah kami sosialisasikan. Untuk teman-teman yang menyediakan hewan kurban di masa pandemi ini, paling tidak menerapkan protokol kesehatan dari awal, dari tempat jual beli hewan kurban,” tuturnya.
Menurut Tutik, penangkaran Kambing Agus yang berlokasi di Dusun Joho, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri itu, memungkinkan untuk menerapkan protokol kesehatan. Kandangnya pun juga bersih. “Secara menyeluruh, dari pantauan kami kandangnya telah memenuhi syarat, bersih, dan tempatnya luas,” katanya.
Dari segi kesehatan, lanjut Tutik, sehat semua. Sedangkan dari segi umur dan sebagainya, ada beberapa yang tidak memenuhi syarat. “Ada satu yang cacat, artinya dari testisnya tidak sempurna atau tidak sepasang, tapi hanya satu (sangklir). Kalau dari segi medis namanya criptosit, jadi itu tidak boleh untuk kurban. Kami yakin Pak Agus sudah sangat paham,” jelasnya.
Beliau berharap, teman-teman pedagang tetap menerapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin, minimal memakai masker dan jaga jarak, serta mengurangi interaksi dengan bergerombol. “Himbauan kita seperti itu ke seluruh pedagang yang menyediakan hewan kurban,” tegasnya.
Sementara itu, ketika di konfirmasi, Agus mengaku, penjualan di masa pandemi ini mengalami penurunan hingga 60%. “Turun. Dulu seumpama satu hari bisa menjual sepuluh ekor sekarang lima, enam, bahkan tiga. Pokok lima itu saja sudah bagus,” urainya.
Ada 6 jenis Kambing yang dijual Agus, di antaranya Tawa, Presi, Jawa, Bor, Moreno dan Domba Garut. Ratusan kambing tersebut dijual mulai harga 2 sampai 6,5 juta. “Terendah 2 juta, paling kecil tapi sudah tua. Yang tertinggi 6,5 juta,” ungkap Agus.
(Bub)