MOJOKERTO, RadarBangsa.co.id – Sidak yang digelar DPD IKAPPI Mojokerto Raya di Pasar Tanjung, Sabtu (16/11), mengungkap sejumlah persoalan serius yang dialami pedagang tradisional. Meskipun harga bahan pokok terpantau stabil, para pedagang mengeluhkan omzet yang anjlok akibat sepinya pengunjung. Selain itu, mereka menyoroti bantuan sosial yang belum pernah mereka terima, seperti BLT atau sembako, meskipun kondisi ekonomi mereka semakin terjepit.
Ketua DPW IKAPPI Jawa Timur, Agus Susilo, S.Pd, menyoroti bahwa masalah ini bukan hanya terjadi di Mojokerto, tetapi juga mencerminkan situasi pasar tradisional di berbagai wilayah lain.
“Pasar tradisional makin terdesak akibat maraknya belanja online. Ditambah lagi, distribusi bantuan sosial yang tidak tepat sasaran serta fasilitas pasar yang tidak memadai semakin memperburuk keadaan. Ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah,” tegas Agus.
Dalam sidak tersebut, Ketua DPD IKAPPI Mojokerto Raya, Devi Setyorini, juga mengungkapkan bahwa harga bahan pokok memang masih stabil. “Harga ayam berkisar Rp34 ribu–Rp35 ribu per kilogram, daging sapi Rp120 ribu per kilogram, dan cabai Rp25 ribu per kilogram. Sementara itu, bawang merah dijual Rp38 ribu per kilogram, bawang putih Rp36 ribu, dan beras merek SPHP 5 kilogram seharga Rp60 ribu,” jelas Devi. Namun, ia menekankan bahwa persoalan mendasar tetap harus mendapat perhatian pemerintah.
Salah satu pedagang lansia berusia 63 tahun yang ditemui saat sidak mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah menerima bantuan sosial, padahal pendapatannya sangat kecil.
“Kami butuh bantuan dari pemerintah, karena penghasilan kami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” keluhnya. Keluhan serupa juga diutarakan oleh pedagang lain yang menyebut omzet mereka terus menurun karena sepinya pengunjung.
Pedagang juga menyoroti buruknya fasilitas pasar, seperti atap yang terlalu rendah sehingga membuat pasar terasa sangat panas, terutama saat siang hari.
“Pasarnya sangat panas, atapnya rendah, jadi pengunjung tidak betah lama-lama. Akibatnya, dagangan kami jadi semakin sulit laku,” ungkap seorang pedagang lainnya.
Sebagai solusi, Agus Susilo menegaskan bahwa DPW IKAPPI Jawa Timur akan menyiapkan langkah-langkah strategis usai Pilkada. Mereka berencana mendorong pemerintah daerah menyalurkan bantuan sosial yang tepat sasaran, memperbaiki fasilitas pasar, serta memberikan pelatihan digitalisasi bagi para pedagang.
“Setelah momen Pilkada, kami berharap pemerintah yang baru segera mendata pedagang yang belum mendapatkan bantuan dan memastikan mereka mendapatkan perhatian yang layak. Keberadaan pedagang tradisional harus menjadi prioritas,” tandas Agus.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin