Festival Gunungan Kupatan di Tanjung Kodok, Bentuk Pelestarian Tradisi dan Unjuk Potensi Wisata Lamongan

- Redaksi

Sabtu, 29 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, saat membuka festival kupatan di halaman parkiran Wisata Bahari Lamongan (WBL), Sabtu (29/4), (Dok foto RadarBangsa.co
id)

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, saat membuka festival kupatan di halaman parkiran Wisata Bahari Lamongan (WBL), Sabtu (29/4), (Dok foto RadarBangsa.co id)

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Festival Gunungan Kupatan Tanjung Kodok Bentuk Pelestarian Tradisi dan Unjuk Potensi Wisata Lamongan

Kembali digelar setelah dua tahun vakum karena pandemi, festival kupatan tanjung kodok dijadikan sebagai ajang pelestarian tradisi serta unjuk potensi wisata yang ada di Kabupaten Lamongan.

Sebagai pembuka festival di Provinsi Jawa Timur, puncak festival kupatan tanjung kodok ini dibuka secara langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Sabtu (29/4) di halaman parkiran Wisata Bahari Lamongan (WBL).

“Festival kupatan tanjung kodok merupakan bagian dari peninggalan budaya dari leluhur kita, yangmana diselenggarakan pada 7 Syawal.

Filosofi dari kupat ialah “ngaku lepat” (mengaku salah) karena manusia tempatnya salah, sehingga harus saling memaafkan dan guyub rukun. Tanpa mengurangi nilai budaya yang terkandung di dalamnya, Pemkab Lamongan juga selalu menghadirkan ragam inovasi dan kreasi agar menarik pada ketupat agar menarik dimata genarasi muda,” tutur Bupati Lamongan.

Baca Juga  Risma Diduga Salahgunakan Wewenang, Pelapor Ini akan Surati Kemendagri

Sebelumnya, pada pagi hari tadi diawali dengan adanya pawai gunungan ketupat di Pelabuhan ASDP Paciran.

Diikuti oleh 17 kontingen dari masing-masing desa yang ada di Kecamatan Paciran, pawai tersebut menuju ke halaman WBL diiringi dengan kesenian pantura diantaranya, Jaran Jenggo, Tongklek, dan Terbang Jidor.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan Siti Rubikah bahwa digelarnya festival kupatan tanjung kodok merupakan kolaborasi antara potensi dan kesenian untuk pelestarian budaya serta menarik pengunjung wisatawan ke Lamongan.

“Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara potensi dan kesenian yang kami miliki. Jadi selain bertujuan melestarikan tradisi budaya juga ditujukan sebagai pemantik wisatawan,” terang Rubikah.

Baca Juga  Wakil Walikota Probolinggo Berikan Motivasi Penyedia Barang dan Jasa

Dari 17 kontingen yang berkontribusi, Kontingen dari Desa Sumur Gayam terpilih menjadi juara 1 karena keunikan pada gunungan yang dibuat. Didalamnya terdapat ragam bentuk ketupat mulai dari ketupat ikan, ketupan jumbo, ketupat tas, ketupat cumi, dan lainnya.

Dijelaskan oleh Koordinator Kontingen Desa Sumur Gayam, Itziq terkait aneka bentuk menarik ketupat ialah tetap melestarikan budaya ketupat namun dengan kebaharuan.

Selain itu, adapun keunikan dari sisi sayur lodeh sebagai pelengkap ketupat. Komposisi yang membedakan sayur lodeh Sumur Gayam ialah adanya sarang tawon sebagai pelengkap rasa.

Wisatawan yang hadir akan disuguhkan 1000 porsi sayur lodeh dengan sambel karuk khas Lamongan yang dimasak langsung oleh Indonesian Chef Association (ICA).

Pagelaran budaya juga disuguhkan melalui drama kolosal persembahan dari Laskar Sunan Sendang yang mengangkat cerita “Sejarah Kupatan Tanjung Kodok”.

Baca Juga  Kick Off SPPT PBB-P2 2022, Lamongan Ajak Edukasi Pembayaran Online

Dimana menceritakan tentang kisah Raden Nur Rahmat yang mempelajari banyak hal hingga dewasa, karena karomah dan kedalaman ilmunya, Sunan Drajat memberikanya gelar “Sunan Sendang”.

Sunan Sendang yg santun, berdakwah dengan pendekatan budaya sehingga ajarannya dapat diterima dengan baik. Salah satu ajaran beliau adalah ” Kenduri Kupatan”.

Filosofinya ialah kupat yg mempunyai 4 sisi dan 4 sudut adalah ungkapan rasa syukur kita telah melakukan rukun islam yang ke 4, yaitu puasa. Juga menjadi pengingat bahwa kita telah menahan 4 hawa nafsu yaitu amarah, lauwwamah, sufiah dan mutmainah.

Adapun dawuh Sunan Sendang kepada umat muslim di Lamongan ialah “mlakuo ing dalan kang bener, ilingo wong kang sak mburimu”.

Berita Terkait

Grand Final Raka Raki Jatim 2024, Pj Gubernur Adhy Dorong Promosi Wisata Digital Lebih Gencar
Ratusan Emak-Emak Antusias Sambut Warling Bu Mimik Cawabup Sidoarjo
H Subandi, Calon Bupati Sidoarjo Nomer Urut 01, Merangkul Masyarakat untuk Mendengar Aspirasi di Cafe Ekopilogi
DPU CKPP Banyuwangi : Targetkan Rampung Tahun ini Pembangunan Jembatan Karangdoro Terus Dikebut
Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan
Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau
Pj Gubernur Adhy Salurkan Bansos dan Alat Bantu Disabilitas di Blitar
Jelang Hari Jadi ke-79 Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono Pimpin Ziarah di Makam Bung Karno

Berita Terkait

Minggu, 6 Oktober 2024 - 11:49 WIB

Grand Final Raka Raki Jatim 2024, Pj Gubernur Adhy Dorong Promosi Wisata Digital Lebih Gencar

Minggu, 6 Oktober 2024 - 07:49 WIB

H Subandi, Calon Bupati Sidoarjo Nomer Urut 01, Merangkul Masyarakat untuk Mendengar Aspirasi di Cafe Ekopilogi

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 09:25 WIB

DPU CKPP Banyuwangi : Targetkan Rampung Tahun ini Pembangunan Jembatan Karangdoro Terus Dikebut

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 08:10 WIB

Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan

Jumat, 4 Oktober 2024 - 16:04 WIB

Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau

Berita Terbaru

Para peserta berpose bersama Pengurus DPC Peradi SAI Sidoarjo seusai pelaksanaan UPA perdana (Foto : FYW)

Hukum - Kriminal

Ujian Profesi Advokat Perdana Sukses Digelar Peradi SAI Sidoarjo Raya

Minggu, 6 Okt 2024 - 16:55 WIB

Gaya Hidup

Sound of Ijen Caldera Bondowoso Hadirkan D’Bagindas

Minggu, 6 Okt 2024 - 11:40 WIB