SEOUL, RadarBangsa.co.id – GHB, perusahan yang menyediakan model dan solusi bisnis platform, memenangi penghargaan teknologi baru atas teknologi yang mampu mencegah rekaman film dan dokumentasi video ilegal. GHB meraih penghargaan tersebut di ajang “2020 Blockchain Awards Ceremony” yang digelar Korea Blockchain Enterprise Promotion Association.
Teknologi pencegahan rekaman film ilegal mendeteksi pita frekuensi kamera tersembunyi (50 Mhz-6 Ghz) berdasarkan perangkat untuk meresonansi dan menemukan kamera tersembunyi yang sedang melakukan rekaman.
GHB raih penghargaan teknologi baru di ajang “2020 Blockchain Awards Ceremony”
Teknologi pencegahan rekaman video ilegal mendeteksi frekuensi rekaman near-field yang diaktifkan lewat perangkat deteksi rekaman rahasia (ponsel, perangkat).
Sementara, rekaman panggilan jarak jauh (long-distance call recording) lewat ponsel pintar adalah aplikasi pendeteksi rekaman yang menggagalkan proses rekaman ilegal dengan white noise.
GHB akan mendaftarkan paten atas teknologi pencegahan rekaman film ilegal dan pencegahan rekaman video ilegal, serta berkata bahwa “kami akan berupaya untuk meluncurkannya secara komersial secepat mungkin.”
GHB (CEO Ko Ho-bum) aktif merespons aktivitas pemasaran dan periklanan di luar negeri, serta berupaya untuk menyelesaikan sistem periklanan baru yang meningkatkan efektivitas periklanan. Sistem ini kelak memakai sistem periklanan terbuka yang membantu konsumen iklan untuk mencari sponsor periklanan secara langsung dan melakukan bisnis platform.
Kim Hyung Jung, Ketua Dewan Juri ajang tersebut (Profesor Khusus di Korea University), mengevaluasi, “Lewat proses seleksi pemenang, kami dapat menguji cakupan aplikasi teknologi blockchain yang tak hanya berkembang di institusi publik, namun juga di bidang sosial dan ekonomi secara keseluruhan, seperti musik, transaksi di pasar sekunder, e-sports, fesyen, ekspor produk, serta M&A yang dilakukan kalangan perusahaan.”
Ajang penghargaan ini juga melibatkan sejumlah legislator, seperti Lee Won-wook, Ketua Majelis Nasional Sains, Teknologi, Informasi, Penyiaran dan Komunikasi, dan Kim Byung-wook, Sekretaris Komite Kebijakan Nasional (Partai Demokrat Korea), Lee Jung-moon (Komisi Dalam Negeri), Jeon Jae-soo (Komisi Dalam Negeri), Yang Ki-dae (Komite Administrasi Publik dan Keamanan), serta Lee Yong-sun (Komite Hubungan Luar Negeri dan Unifikasi).
Ajang tersebut diharapkan mampu berkontribusi terhadap isu-isu politik dan korporat melalui diskusi dan kajian tentang industri blockchain di kalangan politisi.
(RB)