LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Kabar meledakkan populasi tikus yang menimbulkan berbagai kerugian, baik fisik maupun psikis, sudah sering kita dengar. Terutama yang dirasakan para petani.
Menanggapi kenyataan itu, K.H Syahrul Munir (Gus Syahrul), pembina Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Lamongan dalam Ngaji Tani, secara tegas menyampaikan bahwa sudah saatnya pemerintah menetapkan tikus sebagai bencana nasional.
“Bapak menteri pertanian beberapa hari lalu memberikan singkatan Tani dengan Tiang Agung Negara Indonesia. Saya menafsirkan ini bukan sekedar penjelasan tapi juga harapan. Namun harus secepatnya kita sadari bersama, bahwa dalam kenyataannya petani memiliki masalah besar, namun seolah disepelekan. Terutama populasi tikus merusak tanaman” ujarnya dalam kegiatan “Ngaji Tani” yang diselenggarakan LPPNU Lamongan pada Rabu 22/1/2020), digedung MWC NU Karanggeneng-Lamongan.
Sebenarnya usaha mengurangi populasi tikus sudah berbagai pihak baik petani, masyarakat umum maupun instansi pemerintah dengan mencoba berbagai cara, baik secara manual seperti membakar lubang yang digunakan tikus bersarang atau memburu tikus bersama-sama (gropyokan), memasang burung pemburu tikus dan sebagainya, mataupun menggunakan kawat dialiri listrik. Cara pencegahan terakhir lebih banyak menimbulkan korban jiwa.
Gus Syahrul yang juga Khatib Aam PCNU Lamongan menambahkan “Maraknya tikus-tikus ini membuat saya berprasangka buruk. Apakah ini kesengajaan atau pembiaran. Saat petani kesulitan mendapatkan bibit dan pupuk serta kesulitan mendapat harga yang layak atas hasil panennya. Sehingga petani menyerah, persediaan komoditi pangan menurun sehingga pemerintah memiliki argumentasi melakukan impor pangan. Agar tidak muncul kecurigaan, harusnya pemerintah tegas mengatakan hama tikus sebagai bencana nasional” Tegasnya.
Menanggapi apa yang disampaikan pembina LPPNU Lamongan, pengurus LPPNU Lamongan merespon cepat dengan merencanakan melakukan pencegahan pertumbuhan populasi tikus dengan pengobatan. Hal itu disampaikan langsung oleh Benuharto, ketua LPPNU Lamongan, pada awal Februari 2020, bekerjasama dengan masyarakat, GP Ansor NU, TNI, Polri dan para petani.
“Semoga di awal Februari kita bisa melaksanakannya. Mengenai kepastian nama desa, jujur saja kami belum bisa menentukannya hari ini. Tapi tetap ada rencana ke sana (pengobatan tikus)” Tambah Benuharto. (JK)