KEDIRI, RadarBangsa.co.id – Ratusan warga Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Senin (8/6) melakukan aksi turun ke jalan menolak adanya Rapid Test di desa mereka.
Selain menolak adanya Rapid Test, warga juga meminta portal di pintu desa dibuka. Warga menilai, dengan adanya portal tersebut mereka tidak bisa melakukan aktifitas apapun.
Salah satu warga, Abidin mengatakan, selama ini dirinya merasa sehat dan tidak menderita sakit apapun. Warga juga telah menjalani isolasi mandiri selama dua minggu di rumah masing-masing.
“Kondisi warga disini semua sehat-sehat. Yang sakit sudah dibawa kesana (rumah sakit .Red). Kita sudah menjalani isolasi mandiri,” tuturnya.
Dengan adanya Rapid Test ini, Abidin merasa kasihan dengan warga khusunya yang sudah tua. Karena mereka tidak bisa tidur setelah mendengar bahwa di desanya akan dilaksanakan Rapid Test.
“Takutnya nanti dikarantina. Sekarang saja sudah di portal, kalau terus di portal seperti ini, warga jadi tidak bisa melakukan kegiata apapun,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Kediri Kota, AKBP Miko Indrayana memahami apa yang dikhawatirkan warga. Namun pihaknya meminta warga untuk bisa bekerjasama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan tersebut.
“Sebenarnya apa yang diinginkan warga dan aparat adalah sama. Mereka ingin Desa Kedak ini tetap sehat dan warganya bisa beraktifitas seperti biasa. Kita terima aspirasi mereka dan dicari jalan tengahnya,” terangnya.
Ditambahkannya, warga meminta adanya penjagaan yang dilakukan di pintu masuk desa selama 24 jam. “Petugasnya nanti terdiri dari warga masyarakat, petugas kecamatan, polsek dan koramil. Kita akan dirikan posko untuk Covid-19 ini. Kita tampung aspirasi masyarakat tersebut, untuk kebaikan bersama,” tegas Miko Indrayana.
Diketahui, Desa Kedak, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri menjadi salah satu klaster penyumbang terkonfirmasi positif terbanyak di Kabupaten Kediri. Data GTPP Kabupaten terbaru menyebut adanya 159 pasien terkonfirmasi positif, 27 diantaranya berasal dari klaster Desa Kedak.
(Bub/rci)