SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Ketokohan Khofifah Indar Parawansa tidak hanya dikenal di kancah nasional, tetapi juga meluas hingga ke negara tetangga, Malaysia. Sebagai salah satu tokoh perempuan Indonesia yang berhasil mengemban amanah dengan prestasi gemilang, Khofifah menjadi sumber inspirasi bagi banyak generasi muda, termasuk di Malaysia.
Pada Selasa (7/1/2025) petang, rombongan mahasiswa dari Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, berkunjung ke kediaman Khofifah di kawasan Jemursari, Surabaya. Para mahasiswa yang berasal dari jurusan Siasah Syar’iyyah ini datang untuk mendapatkan motivasi langsung dari pengalaman dan kesuksesan Khofifah dalam dunia politik dan pemerintahan Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Khofifah membagikan kisah perjalanan awal karir politiknya yang dimulai sejak 1992. “Saya mendapatkan tawaran dari PPP untuk menjadi anggota parlemen di tingkat pusat. Saat itu, saya langsung ditawari menjadi anggota DPR RI, tanpa melalui jenjang kabupaten atau provinsi,” ungkap Khofifah.
Meskipun sempat ragu karena langkah tersebut berarti melangkahi banyak senior di PPP yang telah menunggu lama untuk menduduki kursi DPR, Khofifah mengaku sempat mempertimbangkan untuk berkarir di luar politik. “Namun, saya berkonsultasi dengan salah satu guru agama saya, karena ada keraguan dalam hati saya. Salah satu kekhawatiran saya adalah, di hari kiamat nanti, yang paling lama hisabnya adalah wakil rakyat,” ceritanya.
Namun, sang guru memberikan pandangan yang berbeda. “Beliau mengatakan bahwa berpolitik itu harus ditempatkan sebagai ijtihad. Jadi, niatkan segala langkah dalam politik sebagai ijtihad untuk kebaikan,” kenangnya. Pandangan itu kemudian menjadi pendorong bagi Khofifah untuk melangkah lebih jauh dalam dunia politik, meskipun saat itu usianya masih sangat muda, yaitu 27 tahun.
Khofifah akhirnya menghabiskan empat periode di DPR RI, menjabat berbagai posisi strategis, mulai dari Ketua Fraksi, Ketua Komisi, hingga Wakil Ketua DPR RI. Ia juga menceritakan perjalanan politiknya bersama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mulai dari berdirinya PKB hingga dipercaya menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI ke-4.
Karier politik Khofifah semakin bersinar ketika ia menjabat sebagai Menteri Sosial di kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Namun, ia memilih untuk mengundurkan diri dan mengabdikan diri membangun kampung halamannya, Jawa Timur, sebagai Gubernur. Dalam memimpin provinsi tersebut, Khofifah berhasil membawa Jawa Timur menjadi provinsi terdepan di Indonesia. Selama lima tahun kepemimpinannya, ia menerima 729 penghargaan dari berbagai elemen, termasuk penghargaan dari Presiden RI sebagai Gubernur terbaik di Indonesia pada tahun 2024.
Khofifah menegaskan, kunci keberhasilannya adalah mengikuti pesan Gus Dur: “Be yourself and do your best” (Jadilah dirimu sendiri dan lakukan yang terbaik). “Menurut saya, seseorang akan tahu energi positif yang ada dalam dirinya, apa yang mendorong produktivitas mereka, dan apa yang memberikan makna dalam setiap proses yang mereka jalani. Mereka pasti tahu apa yang terbaik untuk dilakukan,” tuturnya.
Khofifah juga menekankan pentingnya membangun jejaring dan kolaborasi untuk merangsang semangat serta energi positif dalam mencapai tujuan bersama. “Kepada semua delegasi dari Universitas Malaya, Malaysia, saya ucapkan selamat datang di Jawa Timur. Terima kasih atas pemikiran-pemikiran yang telah dijalin antara Universitas Malaya dan perguruan tinggi di Jawa Timur,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Departemen Siasah Syar’iyyah Universiti Malaya, Dr. Raja Hisyamudin Bin Raja Sulong, mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan kepada dirinya dan rombongan. “Kami sangat bersyukur mendapatkan banyak masukan berharga dari pengalaman beliau. Terlebih, amalan-amalan yang dibagikan kepada kami akan menjadi inspirasi, terutama tentang bagaimana beliau berhasil membangun karir sebagai sosok penting dalam pemerintahan Indonesia, namun tetap sukses menjalankan peran sebagai ibu dan istri,” katanya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin