LAMONGAN, RadarBangsa,co.id – Jajaran pengurus Taman Pendidikan Al – Qur’an (TPQ) Roudlatul Najah, Desa Kemantren Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menolak keras rencana pembongkaran bangunan Toilet. Bahkan dari keterangan yang dihimpun oleh RadarBangsa.go.id group SiberIndo.co bahwa ada pernyataan “Tanggal 11 ada penolakan”. Minggu, (10/01/2021).
Penolakan tersebut pada puncaknya setelah pihak kepala desa melayangkan surat perihal pemberitahuan Kepada pengurus TPQ Roudlatun Najah Kemantren dengan nomer surat: 143.7/001/413.314.4/2020, tentang: Keperluan pembongkaran bangunan Toilet karena akan ada program pembangunan desa.
Penolakan itu dilakukan jajaran pengurus TPQ Roudlatul Najah dan masyarakat, menyusul adanya sikap arogansi yang dilakukan oleh Kepala Desa Kemantren, Suaji, S.Pd. Sebab, pengurus dan warga masyarakat merasa, dari awal memang TPQ itu membangun Toilet, yang itu diatas lahan sendiri tentunya melibatkan rembukan (musyawarah) dengan tetangga yaitu dengan pihak masjid karena berdekatan dengan masjid, dengan pihak pengurus maqbaroh syeikh maulana Ishaq terus juga dengan pemerintah desa.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Ketua pengurus H khusnainik yang disampaikan oleh B-H.
“B-H salah satu masyarakat setempat kepada RadarBangsa.go.id saat memberikan keterangan, Sabtu (10/01/2021). “Pihaknya menolak keras rencana pembongkaran bangunan Toilet. Kalau memang itu keperluan, tapi dalam perjalannya ada mis komunikasi (kesalapahaman).
Pihak desa tidak menghendaki adanya pembangunan disitu dengan alasan ada pembangunan master plan nya desa dan segala macam nya itu. Intinya TPQ menolak adanya pembongkaran ini karena memang pembangunan ini umurnya belum ada satu bulan dua bulan baru saja selesai. Jadi apa ya, memang panjang banget ceritanya mas. Ini tadi puncaknya, ini ya tinggal bertahan dan menyerang tanggalnya ada itu,” ujar B-H.
Menurut B-H, pihaknya terkait hal Kepala Desa atau Ketua BPD, karena antara Kepala Desa (Kades) dan Ketua BPD yang paling getol (kencang) adalah otomatis Kadesnya. Ini TPQ benar-benar tertekan hari ini, dan kita memang siap dengan jumlah yang banyak besok itu, kita memang guyup bertahan karena ini kejadian tidak kesekian kali tapi berkali kali.
Jadi hari ini pengurus solid dan memang siap pertumpahan darah, ituloh, besok itu memang bener-nener siap untuk pertumpahan darah. Jadi hari ini, desa punya uang, dia bisa beli apapun termasuk harga diri siapapun bisa dibeli oleh desa. Kami tidak menuduh siapapun untuk bisa dibeli, tapi bener-bener situasi sangat genting dan memang TPQ sangat tertekan hari ini aku juga kasihan karena pengurus tua-tua tidak bisa apa-apa,” tandas B-H.
Diiginikanan (dibuat seperti ini), tidak sekali dua kali, asetnya dirusak tidak sekali dua kali nilainya tidak nanggung-nanggung ratusan juta dan itu adalah hasil dari situ untuk menopang gaji guru yang satu bulan cuma Rp. 60 ribu bisa dibayangkan, dari situ gaji (honorarium) guru ngaji bisa naik. Jadi psikologis kita sangat tertekan dan kita koordinasi terus tadi malam kita selalu koordinasi.
Selain itu ditambahkan, “Site plan belum jadi, belum di sahkan. Pihak TPQ serta pengurus menolak pembongkaran itu. Selain itu Ini ketua BPD, dalam setiap kebijakan desa, jarang di libatkan atau di langkahi,” tambahnya
“Pengurus saat menanyakan soal site plan nya apa sudah jadi kepada pihak desa/pihak pembuat master plan memberikan jawaban, “Belum jadi, sudah jadi tapi belum di sahkan, atau memang pyur draff belum jadi, jawab Yafis salah satu tim pembuatan site plan. Belum jadi,” kata salah satu pengurus yang menirukan keterangan Yafis. Ini bisa jadi, dasar juga bahwa master plan aja belum jadi,” tutur B-H yang mewakili pihak pengurus.
Ditambahkan, “Kalau surat yang dilayangkan kemarin, terindikasi dasarnya melanggar RPJMDesa.
Kalau sekarang diduga melanggar site plan, padahal site plan belum jadi drafnya dan belum di sahkan. Menurutnya, “Secara prinsip pengurus TPQ menta’ati itu, bangunannya berdiri di atas tanah reklamasi, urugannya juga tidak semena mena, proses sudah di lalui, kalau memang mengganggu program pembangunan desa monggo di relokasi, tapi ketika pas (awal dimulainya) pembangunan yang di maksud.
Lebih lanjut kata B-H, site plan ini baru akan di mulai 15 sampai 20 tahun yang akan datang. Sementara WC (Toilet) itu kategori “fasum” (fasilitas umum) dan keberadaannya sangat di butuhkan masyarakat dan para penziarah dimakam syeikh Maulana Ishaq. Karena lokasi TPQ berada di komplek makam syeikh Maulana Ishaq.
“Terkait hal ini pihaknya, sudah klarifikasi ke camat, memang surat tidak ada tembusan, nanti habis duhur ke kecamatan. Disampaikan oleh B-H, tadi malam rapat sosialisasi program desa, setelahnya sudah di siapi undangan besok itu, tanpa ada pendahuluan dan banyak yang kaget dengan langkah Kepala Desa,” pungkasnya.
Sementara Kepala Desa Kemantren Suaji, S.Pd dalam isi suratnya memberikan pemberitahuan kepada ketua pengurus TPQ Roudlatul Najah Kemantren, diantaranya berisi;
Pertama, Sesuai hasil kesepakatan dan keputusan Ketua pengurus TPQ Roudlatul Najah dan pemerintah desa pada tanggal, 07 desember 2020 dibalai desa Kemantren bahwa jika akan digunakan untuk program pembangunan desa maka pengurus TPQ Roudlatul Najah siap membongkar bangunan itu sendiri.
Kedua, Pembongkaran bangunan tersebut akan dilakukan atau diselesaikan pengurus TPQ Roudlatul Najah sampai akhir desember tahun 2020.
Ketiga, Jika dalam waktu tersebut (desember tahun 2020) pengurus TPQ Roudlatul Najah masih belum bisa membongkar bangunan tersebut maka pemerintah desa yang akan membongkarnya.
Keempat, Adapun pelaksanaan pembongkaran tersebut akan dilaksanakan besok hari senin tanggal 11 januari 2021, pukul 09.00 WIB, tempat diutara masjid Al – Abror, keperluan pembongkaran bangunan Toilet karena akan ada program pembangunan desa.
Dalam pelaksanaan tersebut akan disaksikan seluruh jajaran pemerintah desa, Linmas, Karang Taruna, rukun nelayan, tokoh masyarakat, tokoh agama, Tim master plan, panitia pelaksana pembangunan utara masjid, elemen masyarakat dan Muspika kecamatan Paciran. Surat ini ditanda tangani oleh kepala desa Kemantren, Suaji, S.Pd. di jalan raya Deandles nomer 20 Paciran Lamongan dan surat tidak ada tembusan ke Camat Paciran, Kapolsek Paciran, Danramil Paciran, Ketua BPD desa Kemantren, Pengurus Masjid Al -Abror Kemantren, Pengurus Maqbaroh Syeikh Maulana Ishaq Kemantren.
Kepala Desa Suaji, saat dikonfirmasi sampai berita ini dinaikan, ia belum bisa memberikan keterangan yang jelas terkait hal ini. Apakah pembongkaran bangunan Toilet di TPQ Roudlatul Najah, dan rencana pembangunan yang akan dilakukan, sebelum nya apa tidak dilakukan musyawarah desa (Musdes) terlebih dahulu ?
Lebih-lebih dalam masa pandemi Covod-19 ini semua pihak harus perihatin dan bangkit dalam mendukung pemerintah dalam pemulihan ekonomi. Pihak-pihak terkait hal ini harus turun dalam membantu penyelesaian perkara ini.
(Ipl)