JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Pantaun Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie menilai banyak faktor yang membuat isu reshuffle atau perombakan kabinet mengemuka semakin kencang. Salah satunya, terkait banyaknya kegaduhan yang diembuskan dari lingkaran Istana.
Dengan ini menurut Jerry, Jokowi membutuhkan sosok yang gesit dalam bekerja. Kemudian, lihai menerjemahkan perintah.
“Ditambahakn lagi jangan malah bikin gaduh seperti wacana penundaan pemilu dan isu Jokowi tiga periode yang ramai beberapa waktu lalu,” papar Jerry kepada Medcom.id, Rabu, 15 Juni 2022.
Masih menurut dia, untuk ini Presiden Jokowi juga membutuhkan menteri yang fokus dalam bekerja, khususnya dalam mengejar ketertinggalan akibat pandemi covid-19. Sayangnya, belakangan ada pembantu Jokowi yang fokusnya dinilai terbelah dengan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Sehingga Presiden harus menyisir menteri yang kurang maksimal dalam bekerja,” ujar dia.
Meski ada sejumlah faktor politis, ia berharap perombakan kabinet juga didasari kebutuhan dan sesuai kapabilitas. Perombakan kabinet diharapkan menggenjot program kerja Jokowi menjelang akhir masa jabatannya.
“Dalam Reshuffle ini penting untuk mengejar ketertinggalan lantaran penanganan pandemi covid-19 agak berat,” ungkap dia.
Sementara Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengakui peluang reshuffle kabinet terbuka lebar. Apalagi, masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wakil Presiden Ma’ruf Amin masih tersisa dua tahun lagi.
Masih Pramono, perombakan kabinet sangat mungkin dilakukan demi mempercepat program-program yang belum terselesaikan. “Pemerintahan ini kan masih dua tahun lagi, sehingga ada kebutuhan dan kecepatan itu,” ujar Pramono di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2022.
Dengan demikian kendati, dia mengaku belum tahu waktu dan menteri siapa saja yang akan dirombak. Reshuffle sepenuhnya hak prerogatif Jokowi.
Sumber : Medcom.id