Kasus DBD di Jatim Melonjak, Khofifah Ajak Masyarakat Cegah DBD Sejak Dini dengan 3M Plus dan Vaksinasi

DBD
Khofifah Indar Parawansa (ist)

KOTA SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Melonjaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur dan beberapa wilayah Indonesia belakangan ini menjadi sorotan khusus bagi Khofifah Indar Parawansa.

Sejak awal tahun 2024 hingga pekan ketiga bulan Februari, kasus DBD di Jawa Timur mencapai angka yang mencemaskan, dengan total mencapai 3.638 kasus. Kabupaten Probolinggo menjadi daerah terdampak paling parah dengan 600 kasus, sementara Surabaya sendiri mencatat lebih dari 30 kasus.

Bacaan Lainnya

Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 ini mengungkapkan keprihatinannya terhadap peningkatan tajam kasus DBD dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2023, total kasus DBD di Jawa Timur mencapai 9.041 kasus.

“Perlu dicatat bahwa tren kasus DBD di Jawa Timur pada awal tahun 2024 sangat mengkhawatirkan. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat adalah hal yang penting agar tidak terkena penyakit ini,” tegas Khofifah pada hari Senin (4/3/2024).

Khofifah mendorong masyarakat untuk mengintensifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan menerapkan prinsip 3M Plus: membuang barang bekas, menutup tempat penampungan, dan menguras tempat penampungan air. Selain itu, ia juga mengajak untuk mengadopsi tindakan preventif seperti menggunakan kelambu, menghindari penumpukan atau gantungan pakaian, dan menggunakan lotion anti-nyamuk.

“Di tingkat lokal, penting juga untuk meningkatkan pemantauan jentik nyamuk oleh para ibu-ibu jumantik. Hal ini krusial untuk mengendalikan penyebaran DBD,” tandas Khofifah.

Tidak hanya itu, Khofifah juga mengimbau masyarakat untuk aktif dalam melengkapi vaksinasi DBD, yang direkomendasikan untuk usia 6-45 tahun. Upaya ini diharapkan dapat membantu dalam memerangi penyebaran DBD dan menjaga kesehatan masyarakat.
“Karena penyakit DBD cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani secara cepat dan cermat, maka, vaksin demam berdarah dengue, menjadi kunci preventif dalam mengurangi risiko penularan dan dampak penyakit ini,” terang Khofifah.

Saat ini, vaksin demam berdarah tetravalen atau tetravalent dengue vaccine (TDV) memberikan perlindungan terhadap empat jenis virus dengue, mulai dari DENV1, DENV2, DENV3, hingga DENV4. Vaksin ini mengandung virus dengue yang telah dilemahkan, sehingga tidak menyebabkan penyakit, melainkan dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi.

Vaksin demam berdarah dengue ini memiliki peran penting dalam pencegahan demam dengue, terutama di daerah-daerah di mana virus dengue tersebar luas.

Meskipun vaksin tidak memberikan jaminan total terhadap penyakit, penggunaannya diharapkan dapat mengurangi keparahan gejala dan risiko terkena DBD, serta membantu mengendalikan penyebaran penyakit di masyarakat.

“Maka, kunci dari pencegahan DBD adalah 3M Plus dan vaksinasi. Mari masyarakat melaksanakan 3M Plus dan Vaksinasi guna mewujudkan nol kematian akibat dengue,” pungkas Khofifah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *