BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar sosialisasi tentang pecegahan stunting di Banyuwangi, Rabu (27/10/2021). Menariknya, acara tersebut menyasar generasi muda milenial yang mereka sebut dengan Genbest (Generasi Bersih dan Sehat).
Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Ditjen IKP Kemenkominfo menggelar sosialisasi Kepoin Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) dengan topik nutrisi penting untuk lawan stunting. Acara yang digelar secara hybrid ini diikuti lebih dari 100 peserta, mulai dari pelajar SMA/SMK sederajat hingga mahasiswa.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang hadir secara virtual menyampaikan bahwa ini merupakan terobosan yang menarik. Mengingat masalah stunting sudah dikenalkan sejak dini kepada generasi muda.
“Kalau berbicara tentang stunting biasanya dengan ibu-ibu hamil, nah sekarang ini beda karena kita berbicara stunting dengan anak-anak muda. Saya sangat senang sekali ada tren baru bahwa pembahasan masalah sosial masyarakat mulai melibatkan anak-anak muda. Ini sangat penting, karena ini bagian upaya preventif,” kata Ipuk.
Ipuk menjelaskan bahwa Banyuwangi sendiri mulai menginisiasi edukasi stunting pada anak muda dengan membentuk “Duta Cegah Perkawinan Anak” yang terdiri dari 200 pelajar SMP dan SMA se-Banyuwangi. Duta pelajar tersebut telah mengikuti pelatihan terkait masalah perkawinan dan reproduksi, yang di dalamnya juga ada materi risiko anak stunting.
“Apa yang kami lakukan ini (Duta Cegah Perkawinan Anak) mendapat apresiasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Dan tentunya dengan sosialisasi yang digelar Kemenkominfo hari ini akan memperkuat edukasi pada masyarakat, khsuusnya pada anak muda,” kata Ipuk.
Terkait penanganan stunting, lanjut Ipuk, Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat telah memilih Banyuwangi sebagai pilot project penerapan aplikasi Elsiminil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) dalam rangka pencegahan stunting yang dimulai tahun ini.
“Banyuwangi dipilih BKKBN karena dinilai memiliki komitmen yang kuat pada masalah penanganan stunting yang tercermin dari program-programnya,” kata Ipuk.
Narasumber yang dihadirkan pada acara dimaksud antara lain Dwi Listyawardani dari BKKBN dan ahli gizi dr. Maretha Primariayu.
Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemenkominfo, Wiryanta mengatakan, angka prevalensi stunting Kabupaten Banyuwangi tergolong rendah dan di bawah target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat pada tahun 2024 yang di bawah 14%.
“Kami mengapresiasi Banyuwangi dengan segala programnya. Kami ingin bersama Banywuangi mengkampanyekan masalah stunting ini,” ujar Wiryanta.
Sub Koordinator Produksi Konten dan Diseminasi Informasi Kesehatan, Septa Dewi Anggraeni mengatakan bahwa Genbest diinisiasi untuk menciptakan generasi yang bersih dan sehat khususnya stunting.
“Genbest ini dibentuk untuk mengkampanyekan penurunan prevalensi stunting melalui kanal media yang ada. Kami juga menggelar komunikasi tatap muka yang kami sebut Kepoin Genbest,” pungkas Septa.