JAKARTA, RadarBangsa.co.id — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempertegas posisinya sebagai daerah penopang utama ketahanan pangan nasional. Komitmen tersebut kembali disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat bertemu Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementan Jakarta, Jumat (28/11). Didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Khofifah membawa laporan kesiapan daerahnya untuk mengawal percepatan Program Strategis Nasional (PSN) di sektor susu dan gula.
Dalam pertemuan itu, Khofifah menegaskan bahwa Jawa Timur telah mempersiapkan infrastruktur pendukung untuk meningkatkan populasi sapi perah nasional. Tahun depan pemerintah pusat berencana memasukkan 200 ribu dara bunting, dan sebagian besar akan dialokasikan ke provinsi dengan kesiapan ekosistem terbaik. “Jawa Timur sudah memiliki rantai produksi yang kuat, dari hulu sampai hilir. Tahun ini kami mendatangkan 10 ribu dara bunting sebagai pondasi awal,” ujarnya.
Khofifah menilai, keberhasilan program populasi sapi perah akan sangat menentukan langkah menuju swasembada susu. Dengan basis industri pengolahan yang tersebar di sejumlah kabupaten, Jawa Timur disebut sebagai daerah paling siap mendorong peningkatan kapasitas produksi. “Kami ingin memastikan bahwa kebutuhan nasional dapat terpenuhi dari sektor peternakan domestik. Ini bukan hanya soal angka, tapi keberlanjutan,” tambahnya.
Selain penguatan sapi perah, Khofifah juga menyoroti program Bongkar Ratun yang kini menjadi fokus pemerintah pusat dalam mengejar swasembada gula. Ia menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Kementerian Pertanian yang memperbolehkan Jatim menjalankan program tersebut secara masif. Menurutnya, peremajaan lahan tebu penting untuk mengembalikan produktivitas giling dan mendukung industri gula nasional. “Jika tahun ini kita mampu mengamankan ketersediaan beras, maka tahun depan sangat mungkin kita bersama-sama bergerak ke arah swasembada gula,” tegasnya.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu menilai sinergi lintas sektor menjadi faktor penentu, mulai dari pabrik gula, koperasi, petani, hingga perangkat daerah. Ia menegaskan bahwa modal sosial masyarakat Jatim dari peternak hingga petani tebu sudah terbukti menjadi lokomotif produksi nasional. “Kami akan mengonsolidasikan seluruh pemangku kepentingan. Target nasional harus kita jawab dengan kerja nyata,” katanya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merespons positif laporan tersebut. Ia menyampaikan apresiasi terhadap capaian Jawa Timur yang dinilai memberi kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional. “Produksi padi Jawa Timur berada di peringkat pertama nasional. Jagung, daging, gula, dan telur juga nomor satu. Ini hasil kerja keras dan manajemen yang baik,” ujar Amran.
Dalam kesempatan itu, Amran menyampaikan bahwa Kementan akan memberikan dukungan penuh untuk akselerasi PSN, termasuk pembangunan PSN Sapi Perah di Blitar dan Banyuwangi. Proyek senilai Rp2,4 triliun tersebut menargetkan populasi 67 ribu sapi perah dan akan dibangun pada lahan seluas 13 hektare. “Pendekatannya terintegrasi. Ada pakannya, ada susunya, dan ada offtaker yang siap menyerap,” jelasnya.
Amran optimistis, jika program ini dijalankan secara konsisten, Indonesia berpeluang mencapai swasembada white sugar tahun depan dan swasembada gula total dalam tiga hingga empat tahun. “Jika Jawa Timur bergerak, setengah pekerjaan kita selesai,” tutupnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









