BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Desa Sukojati, Banyuwangi, dikenal sebagai desa percontohan dengan berbagai prestasi membanggakan. Desa ini berhasil menyandang gelar Smart Kampung dan Desa Anti Korupsi pada tahun 2022, serta menerima penghargaan dari Arsip Nasional Republik Indonesia pada tahun 2023. Penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi desa Sukojati untuk terus berinovasi, salah satunya dengan membangun laboratorium komputer demi mencetak generasi yang lebih melek teknologi.
Namun, meskipun fasilitas telah disediakan, tidak semua anak di desa Sukojati memiliki ketertarikan atau relevansi terhadap pembelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK). Menjawab tantangan ini, mahasiswa KKN-BBK 5 Universitas Airlangga (UNAIR) mencetuskan program kelas “Smart TIK” sebagai upaya untuk menumbuhkan minat belajar teknologi di kalangan anak-anak desa.
Kelas “Smart TIK” pertama kali dilaksanakan pada 22 Januari 2025 di laboratorium balai desa Sukojati. Program ini menyasar anak-anak usia 9-14 tahun dari kelas 5 dan 6 SD/MI di desa tersebut. Kegiatan dibagi menjadi tiga sesi, masing-masing berdurasi 60 menit dengan kapasitas 10 peserta per sesi.
Sesi pertama diikuti oleh siswa SDN 1 Sukojati, dilanjutkan dengan MI Al-Hidayatul Islamiyah pada sesi kedua, dan sesi terakhir melibatkan siswa SDN 2 Sukojati. Mahasiswa KKN mengajarkan berbagai keterampilan dasar TIK, seperti menyambungkan perangkat ke jaringan Wi-Fi, menggunakan Microsoft Word, mengetik, mengedit teks, memanfaatkan shortcut, serta menyimpan dan membuka dokumen.
Tarissa Windy, salah satu mahasiswi UNAIR dalam program ini, menjelaskan pentingnya kegiatan ini.
“Kami ingin anak-anak di Desa Sukojati lebih tertarik dan percaya diri dalam menggunakan teknologi. Pembelajaran ini adalah langkah awal agar mereka siap menghadapi perubahan dunia pendidikan yang semakin berbasis teknologi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa program ini juga dirancang untuk memberikan pemahaman teknologi secara bertahap sehingga anak-anak dapat lebih mudah beradaptasi.
“Melalui pendekatan yang menyenangkan, kami berharap anak-anak tidak hanya paham teknologi, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dengan percaya diri,” tandasnya.
Selama pelaksanaan kelas, anak-anak terlihat antusias dan bersemangat mengikuti arahan dari para mahasiswa. Sebagian besar anak dengan cepat memahami materi, meskipun ada beberapa yang membutuhkan bimbingan lebih lanjut. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa KKN untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang memerlukan dukungan tambahan.
“Melihat antusiasme mereka adalah kebahagiaan tersendiri. Hal ini membuktikan bahwa anak-anak memiliki potensi besar jika diberikan kesempatan dan dukungan yang tepat,” kata Tarissa.
### Harapan dan Masa Depan Desa Sukojati
Program “Smart TIK” ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan teknologi anak-anak, tetapi juga menjadi bagian dari upaya desa Sukojati untuk mempertahankan dan meraih penghargaan lainnya di masa depan. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi ujian berbasis komputer seperti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
“Yang terpenting, kami ingin membantu desa Sukojati mencetak generasi emas yang mampu membawa desa ini ke level yang lebih tinggi,” tambah Tarissa.
Melalui langkah-langkah strategis seperti ini, Desa Sukojati terus membuktikan komitmennya sebagai desa percontohan yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan zaman.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin