PANGKALPINANG, RadarBangsa.co.id – Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, melantik Pengurus Pimpinan Wilayah Muslimat NU Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk masa bhakti 2023-2028 di Pangkal Pinang, pada Minggu (31/3/2024) sore.
Pelantikan ini menjadi momen istimewa dengan kehadiran Pj Gubernur Babel, Dr. Safrizal ZA, M.Si, serta didampingi oleh Sekda Babel, Dr. Naziarto, SH, MH.
Acara dilengkapi dengan pemberian santunan kepada 45 anak yatim dan 25 lansia dhuafa. Rangkaian pelantikan pengurus PW Muslimat NU Bangka Belitung ini semakin meriah dengan acara buka puasa bersama.
Dalam sambutannya, Khofifah menyoroti beberapa hal, terutama peran ibu dalam membangun ketahanan keluarga. Hal ini sejalan dengan tema Harlah Muslimat NU yang ke-78, yaitu “Membangun Ketahanan Keluarga untuk Menguatkan Ketahanan Nasional”.
“Tema ini menjadi fokus Harlah Muslimat ke-78. Salah satu pesannya tertuang dalam Surat Annisa ayat 9, yang saya tekankan agar dihafal dan diamalkan oleh pengurus Muslimat NU,” ujar Khofifah.
Ayat tersebut menyiratkan pentingnya kekhawatiran terhadap generasi yang lemah, baik dalam iman, fisik, ekonomi, maupun solidaritas sosial. Allah memperingatkan agar tidak meninggalkan generasi yang rentan.
“Kita diminta untuk takut meninggalkan keturunan yang lemah. Lemah bisa berbagai bentuk, termasuk lemah dalam iman, fisik, ekonomi, serta solidaritas sosial,” tegasnya.
Untuk itu, ia secara khusus berpesan agar seluruh jajaran Muslimat NU, serta jajaran organisasi perempuan di Indonesia, memahami betapa besar peran penting ibu dalam menyiapkan generasi yang kuat.
“Parenting adalah tugas bersama. Sebagai madrasah pertama bagi anak-anak, ibu harus menjadi yang terdepan dalam menyiapkan generasi yang kuat,” urai Khofifah.
“Ibu memiliki peran penting dalam membangun ketahanan keluarga, menyiapkan anak-anak dengan ketahanan iman, ekonomi, dan sosial dalam menghadapi dinamika kehidupan lokal, regional, nasional, hingga global,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga memberikan pesan kepada pengurus PW Muslimat NU Bangka Belitung dan seluruh jajaran pengurus cabang yang hadir tentang pentingnya memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
“Pengurus Muslimat NU harus memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Sesuai pesan Imam Al Ghazali, beliau membagi satu komunitas menjadi empat kelompok, yang pasti akan ditemukan di dalam organisasi yang dipimpin baik di PW maupun PC,” tegas Khofifah.
Kelompok pertama adalah Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri, yaitu mereka yang menyadari kemampuan yang dimiliki. Khofifah mendorong pengurus untuk mengoptimalkan kemampuan tersebut untuk kemanfaatan umat.
Kategori kedua adalah Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri, yaitu mereka yang tidak menyadari kemampuan yang dimiliki. Khofifah meminta pengurus untuk mengidentifikasi potensi tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Sedangkan kelompok ketiga adalah Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri, yaitu mereka yang menyadari ketidakmampuan diri. Khofifah berpesan agar pengurus Muslimat NU untuk memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar. Karena bukan tidak mungkin ketika sudah punya ilmunya, maka sejatinya mereka bisa jauh lebih berkembang.
“Yang keempat adalah kelompok Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri yaitu Seseorang yang Tidak Tahu bahwa dia tidak punya kemampuan. Kadang yang seperti ini selalu merasa lebih tahu, selalu merasa memiliki ilmu yang sudah cukup, padahal ia tidak tahu bahwa sesungguhnya ia tidak tahu. Maka jika ada yang semacam ini saya pesan Muslimat NU untuk bijak dan mengarahkan agar mereka bisa memiliki kemampuan untuk bisa memberikan banyak pengabdian untuk umat,” pungkas Khofifah.