SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Hoax atau bukan?, begitu banyak pengguna sosial media (sosmed) mempertanyakan atas beredarnya kabar pesan berantai yang berisi gambar atau foto ikan dan seorang lelaki mengalami penyakit kulit akibat mengkonsumsi ikan laut yang mengandung polutan berbentuk seperti telur, dan disebutkan bahwa telur ikan tersebut racun logam berat yang bila termakan bersama ikan dapat menyebabkan tumor kanker dan autisme pada anak.
Seorang pengguna medsos bertanya-tanya mengenai kebenarannya. Atas dasar rasa penasaran untuk mencari sebuah kebenaran, wartawan media RadarBangsa.co.id Biro Sumenep Madura, melakukan penelusuran dari dari berbagai sumber dan situs resmi. Dan ternyata kabar itu Hoax (kabar bohong) dan sudah pernah muncul tahun 2017 silam, namun kembali beredar. Jum’at (01/11).
Dikutip dari situs resmi https://kkp.go.id/artikel/1086, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, pada tahun 2017 menyebut bahwa telur ikan dalam pesan berantai yang beredar di sosial media tersebut merupakan jenis ikan sarden yang tidak berasal dari perairan Indonesia. Bulatan berukuran 1-18 milimeter (mm) yang berbentuk seperti telur atau kristal dalam perut ikan juga bukan polutan melainkan parasit protozoa Glugea sardinellensis.
Dikutip dari situs KKPNews, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan bahwa isu adanya kandungan logam berat beracun menyerupai telur pada komoditas Ikan Sardin di Indonesia seperti yang beredar di media sosial tidak benar atau Hoax.
“Dengan tema; KKP Pastikan Ikan Sardin Kaleng Indonesia Tidak Mengandung Logam Berbahaya”, Juli 2018.
Dalam situs resmi KKP tersebut diterangkan bahwa Glugea mampu membuat sel-sel disekelilingnya menyerupai bola untuk membentuk perisai. Ikan yang tumbuh dalam kelompok besar, maka Glugea akan menyebar lebih banyak. Jadi dapat dipastikan bahwa benda mirip telur atau kristal tersebut bukan diakibatkan oleh kandungan logam berat seperti yang diberitakan.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina menghimbau agar masyarakat cermat melihat tanggal kadaluarsa yang tercantum dalam kemasan kaleng, serta menghindari membeli produk ilegal demi memastikan keamanan dan kesehatan produk yang akan dikonsumsi. (KKPNews.27 Juli 2018)
Deni Syabibi, selaku pengguna medsos aktif, saat ngobrol bareng disebuah kedai kopi kepada media ini menyampaikan terkejut dan bertanya-tanya mengenai kebenarannya. Dirinya berharap masyarakat tidak khawatir mengkonsumsi ikan olahan dan ikan segar lainnya sepanjang telah dimasak dengan baik dan benar.
“Semoga Masyarakat Indonesia tidak tidak terpengaruh dengan isu Hoax ini”.
Deni menghimbau, makanlah ikan sebanyak mungkin, karena ikan sangat baik bagi kesehatan, kangandungan protein yang sangat tinggi serta zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh kita”, kata Deni Syabibi, aktivis pemuda yang tergabung dalam Kepengurusan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) DPD Kabupaten Sumenep, Jum’at (01/11/2019). (Ong).