Menyoroti Perekonomian Wilayah Kota Kediri

- Redaksi

Senin, 23 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Gresita Mahar Kristuti - Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM)

Oleh : Gresita Mahar Kristuti - Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM)

KOTA KEDIRI, RadarBangsa.co.id – Kota Kediri adalah kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Kediri juga merupakan ibukota dari Karesidenan Kediri yang terdiri dari beberapa kota dan kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek.

Sebagai wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintahan Kota yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.

Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah utara     : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
• Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
• Sebelah Timur     : Kec. Wates dan Kec. Gurah
• Sebelah Barat     : Kec. Banyakan dan Kec. Semen

Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu :
• Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km², terdiri dari 17 Kelurahan
• Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km², terdiri dari 15 Kelurahan
• Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km², terdiri dari 14 Kelurahan

Kota Kediri merupakan pusat perdagangan utama untuk gula Indonesia dan industri rokok. Kota ini dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia Most Recommended City for Investment pada tahun 2010 berdasarkan survey oleh SWA yang dibantu oleh Business Diggest, unit bisnis riset grup SWA.

Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Dengan adanya pendukung di sector industry ini, tentunya meningkatkan pendapatan penduduk di Kota Kediri.

Gudang Garam menjadi salah satu penggerak perekonomian Kota Kediri. Hal ini disebabkan oleh jumlah karyawan Gudang Garam yang sangat masif, yaitu sekitar 35.000 karyawan di Kediri. Jumlah ini adalah sekitar 12% dari jumlah penduduk Kota Kediri yang berjumlah sekitar 281.000.

Gudang Garam juga menyumbang sekitar 80% dari pendapatan perkapita Kediri. Perlu diketahui bahwa pendapatan perkapita Kediri adalah sekitar 300 juta per tahun. Angka ini menjadikan Kediri masuk dalam 10 kota dengan pendapatan perkapita terbesar di Indonesia.

Selain dari segi karyawan, Gudang Garam juga menggerakkan produksi industri-industri kecil rokok di wilayah Kediri. Gudang garam juga ikut serta dalam pembenahan infrastruktur,juga membuka jalan untuk dilewati umum. Hal tersebut tentunya mebuat masyarakat Kota Kediri merasakan banyak manfaat dari industry gudang garam sendiri.

Sektor industri pabrik gula pun juga sangat membantu disini, Pabrik Gula Pesantren merupakan salah satu pabrik gula di Kota Kediri yang didirikan pada tahun 1849. Pada awalnya Pabrik Gula Pesantren dimiliki oleh orang keturunan Cina kemudian berubah pengelolaan kepada pemerintah Hindia Belanda. setelah kontrak dengan pemerintah berakhir, Pabrik Gula menjadi milik swasta.

Sejak pendirian sampai akuisisi ke pemerintahan republik, perusahaan ini telah mengalami pasang surut pada produksi. Pasang surut bidang produksi ini berdampak pula jumlah buruh yang menggantungkan hidup dari perusahaan gula ini.

Ketika produksi atau permintaan menurun, maka perusahaan memilih untuh mengurangi buruh-buruh tersebut. Dengan adanya perusahaan tersebut membawa perubahan sosial ekonomi yang lumayan signifikan untuk perkembangan daerah tersebut.

Berita Terkait

Renungan : Kebaikan Kelihatan, Keburukan Ketahuan ‘ Becik Ketitik Olo Ketoro’ | RadarBangsa Lamongan
Suhu Politik Pilkada Mulai Memanas, Lapor dan Lapor – Solusi atau Senjata Makan Tuan |RadarBangsa
Pelanggaran Masif & Berlanjut
ASN Terlibat Mendukung Paslon Bisa Disanksi
Wujudkan Persatuan Melalui Olahraga Ditengah Perbedaan dalam Pilkada
Jejak Kironggo Seorang Tokoh Adat dan Prajurit Ulung Legendaris Sejarah Bondowoso
Menjelang Pilkada 2024 : Strategi Pemain Lama dan Baru dalam Politik
Menilik Unsur Pidana Ketua KPU yang Dipecat Menurut UU TPKS, ‘Kau yang Berjanji, Kau yang Mengingkari’
Tag :

Berita Terkait

Senin, 7 Oktober 2024 - 08:55 WIB

Renungan : Kebaikan Kelihatan, Keburukan Ketahuan ‘ Becik Ketitik Olo Ketoro’ | RadarBangsa Lamongan

Minggu, 6 Oktober 2024 - 08:05 WIB

Suhu Politik Pilkada Mulai Memanas, Lapor dan Lapor – Solusi atau Senjata Makan Tuan |RadarBangsa

Minggu, 22 September 2024 - 22:22 WIB

Pelanggaran Masif & Berlanjut

Jumat, 20 September 2024 - 07:32 WIB

ASN Terlibat Mendukung Paslon Bisa Disanksi

Rabu, 18 September 2024 - 07:21 WIB

Wujudkan Persatuan Melalui Olahraga Ditengah Perbedaan dalam Pilkada

Berita Terbaru

Politik - Pemerintahan

Pemkab dan DPRD Lamongan Setujui APBD 2025 dengan Pendapatan Rp 3,26 Triliun

Senin, 25 Nov 2024 - 22:12 WIB

Peristiwa

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Senin, 25 Nov 2024 - 21:47 WIB