LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Lamongan menggelar Ngaji Tani dengan sub tema “Pelatihan Budidaya dan Pembenihan Melon”
Kepada wartawan Radarbangsa, Benuharto, ketua LPPNU Lamongan mengatakan. “Secara khusus kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar LPPNU menyongsong kebangkitan generasi petani muda ” ujar Benuharto pada Rabu (22/1/2020). Di aula gedung MWC NU Karanggeneng Lamongan.
Benuharto melanjutkan, berdasarkan data yang dia dapat. Warga NU Lamongan yang bekerja sebagai petani aktif mencapai 80 persen . Rata-rata berusia di atas 50 tahun.
“Dengan pertimbangan di atas, selain kegiatan ini (Ngaji Tani #1) kami akan terus mendorong agar pemuda, tidak hanya menganggap petani dengan pandangan sebelah mata, profesi kuno, bahkan menjadi pilihan berkarir yang kalah menariknya ketimbang kerja di kantor pemerintahan” ujar petani lulusan S1 pendidikan bahasa Inggris Unisda Lamongan itu.
Benuharto sendiri sejak tiga tahun terakhir, secara konsisten mengembangkan budidaya melon di sebuah ruang tertutup yang disebut Greenhouse, sebuah bangunan yang berkerangka yanh dibentuk menggelembung, diselubungi bahan bening tembus cahaya yang dapat melindungi tanaman dari kondisi cuaca yang berpotensi mengurangi kualitas pertumbuhan tanaman.
Ngaji Tani ini yang diikuti 30 petani muda ini juga melibatkan LPPNU Jember. Ovi Faishol Arief, ketua LPPNU Jember dalam pengantarnya mengungkapkan keprihatinan cukup serius, atas peredaran bibit-bibit hibrida yang ditanam petani atau yang masih beredar dipasaran.
Terutama bibit yang berasal dari tanah atau kondisi iklim yang jauh berbeda dengan iklim dan tanah di Indonesia. Seperti bibit Jagung, atau tanaman holtikultura (tanaman ladang) lainnya
“Peredaran bibit-bibit itu tidak hanya mengancam produsen bibit dalam negeri, tapi juga membawa hama dan masalah pertanian yang tidak dikenali sebelumnya”
Manager PT Benih Citra Asia (BCA) Jember itu, kemudian mencontohkan kasus ulat hama jagung yang belakangan ini banyak dikeluhkan petani. Baginya, ulat-ulat perusak jagung yang berusia sekitar 25 hari belakangan ini, bukanlah binatang endemik (binatang asli), tapi ulat yang dikenal sebagai hama yang mengganggu petani di Amerika.
“Menghadapi hama ini tentu butuh penanganan berbeda. Ngaji Tani ini menarik, karena pengenalan dari bibit yang akan ditanam dan disemai, serta bagaimana penyikapan kita atas keberadaan bibit-bibit tersebut”
Kegiatan yang dimulai pada pukul 14:00 – 17:00 WIB Di akhiri dengan kerjasama antara LPPNU Lamongan dan LPPNU Jember terkait kontrak pembenihan melon yang diserahkan langsung kepada Benuharto selaku ketua LPPNU Lamongan.
Diakhir kegiatan Benuharto menyatakan, bahwa lembaga di bawah kepemimpinannya akan lebih berfokus pada proses pendampingan dan peningkatan SDM kelompok petani yang telah tergabung dalam kontrak pembenihan melon.
Lebih lanjut, di berharap di masa depan, ada bentuk kerjasama dari pihak ketiga dengan LPPNU Lamongan terkait permodalan
“Selain tetap berinovasi guna meningkatkan kualitas budidaya melon atau produk pertanian lainnya. Kami mengharap ada pihak yang memberi kemudahan modal bagi petani” harapnya. (JK)