SIDOARJO, RadarBangsa.co.id — Normalisasi sungai kecil yang menghubungkan Desa Masangan dan Desa Suko, Kecamatan Sukodono, dimulai pada Rabu pagi (23/10). Sungai ini, yang memiliki lebar sekitar 2 meter namun panjang, telah dalam kondisi mengkhawatirkan. Penuh dengan sampah dan tumbuhan liar, kondisi ini diperparah oleh sedimentasi yang tinggi, sehingga daya tampung airnya berkurang drastis. Tiga tahun lalu, sungai ini terakhir dinormalisasi, dan kini kembali membutuhkan perhatian.
Pekerjaan normalisasi dimulai dari Desa Masangan, kemudian berlanjut ke Desa Suko. Pjs. Bupati Sidoarjo, Muhammad Isa Ansori, turut memantau proses pembersihan dan pengerukan sungai tersebut. Dalam kesempatan itu, ia ingin memastikan bahwa normalisasi berjalan lancar dan efisien.
Muhammad Isa Ansori menjelaskan bahwa langkah-langkah antisipasi banjir terus dilakukan. “Normalisasi sungai adalah salah satu upaya yang kita gencarkan. Semua pihak dilibatkan dalam pencegahan banjir di Sidoarjo, baik masyarakat, instansi, maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” ucapnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi dalam menjaga kebersihan sungai, seraya mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. “Saya pikir sinergitas ini penting untuk mencegah banjir, namun yang terpenting masyarakat jangan buang sampah di sungai,” tambahnya.
Melihat kondisi saluran sungai yang sudah mengalami pendangkalan, ia mendatangkan alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Provinsi Jawa Timur, dibantu oleh Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo. Truk sampah dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo juga ikut dikerahkan untuk mengangkut sampah dari sungai.
“Pengerukan ini akan kita lakukan sekitar dua minggu, panjangnya mungkin 3 sampai 4 kilometer yang akan kita normalisasi,” kata Muhammad Isa Ansori, menambahkan bahwa setelah pengerukan di dua desa ini, normalisasi juga akan dilanjutkan di Sungai Pelayaran di Desa Tawangsari, Kecamatan Taman, dengan rencana sepanjang 15 kilometer.
Kaur Perencanaan Desa Masangan, Anang, mengungkapkan bahwa keberadaan sungai tersebut sangat vital bagi desanya. “Sungai ini tidak hanya berfungsi untuk pengairan, tetapi juga sebagai tempat penampungan air, terutama saat musim hujan. Sungai yang berada di sisi Timur Tol Surabaya-Malang ini menjadi penampung air hujan dari sisi Barat tol,” jelasnya.
Anang menambahkan, jika normalisasi dilakukan dengan baik, sungai akan mampu menampung lebih banyak air dari arah Barat tol. “Kalau ini ada normalisasi, dikeruk lebih dalam, akan mampu menampung air yang mengalir dari Barat tol,” ujarnya. Ia tidak bisa membayangkan jika kondisi sungai kotor dan dangkal. “Dipastikan air akan meluber ke jalan jika sungai sudah tak lagi mampu menampung air,” katanya.
Ia bersyukur bahwa normalisasi sungai ini kembali dilakukan setelah terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2021 oleh Pemdes Masangan sendiri. “Alhamdulillah, dinas PU dari provinsi sudah turun untuk menormalisasi sungai ini,” ungkap Anang, berharap langkah ini dapat memperbaiki kondisi sungai dan mencegah banjir di desanya.
Penulis : Rino
Editor : Zainul Arifin