LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Anggota Komisi IX DPR-RI Muchamad Nabil Haroen turut serta dalam Pagelaran Wayang Kulit yang diselenggarakan oleh Paguyuban Budaya Wilwatikta di Situs Sitinggil Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, pada Sabtu malam, 27 Januari 2024.
Wayang kulit dengan lakon Kidung Madali, yang dipersembahkan oleh Dalang Ki Ardhi Poerboantono, merupakan bagian dari Rutinan Malam Bulan Purnama sekaligus Kirim Doa 1.000 Hari Alm. Prof KH. Agus Sunyoto.
Prof Agus Sunyoto dikenal sebagai sosok ulama yang zuhud, tokoh NU, sejarawan, dan Ketua LESBUMI PBNU. Beliau aktif menulis dan memiliki banyak karya tentang perjalanan spiritual Wali Songo, termasuk pemanfaatan wayang sebagai media dakwah, khususnya Sunan Kalijaga.
Dalam sambutannya, Nabil Haroen, yang akrab dipanggil Gus Nabil, mendorong semangat kemajuan seni budaya di Kabupaten Lamongan.
“Kita semua adalah bagian utuh dengan keinginan dan arah gerak yang sama untuk menghidupkan kembali budaya luhur Nusantara, demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakar pada nilai-nilai budaya luhur,” ujar Gus Nabil.
Ketua Paguyuban Wilwatika, Sriaji, menyatakan bahwa pagelaran wayang kulit ini rutin diadakan setiap malam Jumat Kliwon di Gunung Ratu Ngimbang. Pada Bulan Purnama, acara dilaksanakan di Situs Sitinggil Modo, memberikan hiburan kepada masyarakat sekaligus berperan dalam melestarikan budaya.
“Semoga Paguyuban Wilwatikta dapat terus melaksanakan kegiatan ini dengan kesinambungan, menjaga kelembutan pelaksanaan, dan dapat melestarikan budaya Lamongan,” ungkap Sriaji.
Bupati Yuhronur Efendi, yang sering disapa Pak Yes, mengapresiasi upaya bersama dalam pelestarian budaya Lamongan.
“Alhamdulillah, pagelaran wayang kulit dapat terlaksana setelah sekian lama. Saya berharap kegiatan semacam ini dapat berlanjut, sehingga Paguyuban Wilwatikta mampu terus melestarikan budaya dan adat istiadat Lamongan yang telah ada sejak lama,” ungkap Bupati Yes.
Menurut Bupati Yes, kegiatan yang dipenuhi dengan nilai budaya seperti ini sejalan dengan semangat Pemerintah Kabupaten Lamongan yang ingin mengembalikan semangat dan nilai kejayaan masa lalu, menuju kejayaan yang adil, sesuai dengan cita-cita.