Pembangunan Indonesia Maju : Anatomi Kepemimpinan Polri dan Atmosfir Kemajuan Bhayangkara

- Redaksi

Selasa, 9 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Firman Jaya Daeli

Firman Jaya Daeli

Oleh : Firman Jaya Daeli

Presiden RI Jokowi mengangkat Jenderal Pol. Idham Azis menjadi Kapolri setelah mendapat persetujuan DPR-RI berdasarkan usulan Pengangkatan Konstitusional Kenegaraan dari Presiden RI Jokowi. Jenderal Pol. Idham Azis (lulusan Akpol tahun 1988 A) menjadi Kapolri di bulan Oktober 2019, dalam masa awal periode kedua Kepemimpinan Nasional Presiden RI Jokowi. Institusi Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis melakukan pergeseran dan pengangkatan beberapa perwira tinggi Polri. Formasi, mutasi, dan promosi ini untuk bertugas mengabdi di beberapa posisi strategis internal dan eksternal institusi Polri. Tugas pengabdian kenegaraan ini adalah posisi dengan jabatan struktural jenderal bintang tiga, bintang dua, dan bintang satu.

Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono (lulusan Akpol tahun 1988 A) diangkat menjadi Wakil Kapolri. Komjen Pol. Agus Andrianto (lulusan Akpol tahun 1989) diangkat menjadi Kepala Badan Harkam (Kabaharkam) Polri. Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo (lulusan Akpol tahun 1991) diangkat menjadi Kepala Badan Reskrim (Kabareskrim) Polri. Irjen Pol. Nana Sudjana (lulusan Akpol tahun 1988 A) diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya (tipe A Khusus). Kemudian beberapa waktu setelah itu, Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel (lulusan Akpol tahun 1988 B) diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri. Ada juga Pejabat Utama Polri yang sebelumnya sudah lebih dahulu diangkat dengan jabatan jenderal bintang tiga : Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri yang juga mantan Kabaintelkam Polri Komjen Pol. Agung Budi Maryoto ; dan Kepala Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan (Kalemdiklat) Polri yang juga mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol. Arief Sulistyanto.

Pengangkatan dan penugasan beberapa perwira tinggi Polri berlangsung juga di sejumlah jabatan eksternal institusi Polri. Komjen Pol. Boy Rafli Amar (lulusan Akpol tahun 1988 A) menjadi Kepala BNPT-RI. Komjen Pol. Antam Novambar (lulusan Akpol tahun 1985) menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Kelautan Dan Perikanan RI. Komjen Pol. Didid Widjanardi (lulusan Akpol tahun 1986) menjadi Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas RI. Komjen Pol. Andap Budhi Revianto (lulusan Akpol tahun 1988 B) menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum Dan HAM RI. Komjen Pol. Bambang Sunarwibowo (lulusan Akpol tahun 1988 B) menjadi Sekretaris Utama (Sestama) BIN-RI. Beberapa waktu sebelumnya, Komjen Pol. Firli Bahuri (lulusan Akpol tahun 1990) menjadi Ketua KPK-RI. Komjen Pol. Heru Winarko (lulusan Akpol tahun 1985) menjadi Kepala BNN-RI. Komjen Pol. Iza Fadri (lulusan Akpol tahun 1985) menjadi Duta Besar Republlik Indonesia Untuk Myanmar. Komjen Pol. Dharma Pongrekun (lulusan Akpol tahun 1988 A) menjadi Wakil Kepala BSSN-RI.

Pergeseran dan pengangkatan ini menjadi perlambang nilai strategis dan pemakna dinamika teknis terhadap jajaran kepemimpinan Polri. Perlambang dan pemakna ini menunjukkan dan mengarahkan Anatomi Kepemimpinan Polri Dan Atmosfir Kemajuan Bhayangkara dalam rangka Pembangunan Indonesia Maju yang Berdaulat, Berdikari, dan Berkepribadian dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Anatomi dan atmosfir ini semakin mengarah dan menuju pada percepatan, perkuatan, dan peningkatan pengabdian Polri bagi kualitas penegakan NKRI dan pembangunan Indonesia Maju.

Saya mengenal dekat dan sudah kenal lama dengan beberapa pemimpin dan pejabat Polri ini di atas (yang mendapat promosi menjadi pejabat kunci di jabatan strategis internal dan eksternal institusi Polri). Para perwira tinggi Polri yang dipromosikan adalah figur-figur penting yang berpengalaman dan berprestasi. Sehingga menjadi pilihan tepat dan terbaik untuk dipromosikan karena berbasis pada integritas, kualitas, kredibilitas, kapasitas, profesionalitas, dan loyalitas. “Keindonesiaan Dan Kebhayangkaraan” masing-masing sebagai “Anggota Tri Brata” sudah terkaji dan telah teruji melalui serangkaian penjaringan dan penyaringan profesional secara ketat, jelas, dan teratur dengan berbasis pada meritokrasi (merit sistem).

Kawasan wilayah hukum Polda Metro Jaya adalah satu-satunya Polda di Indonesia bertipe (berkelas dan berkategori) A Khusus. Polda Metro Jaya beberapa tahun terakhir dipimpin Kapolda lulusan Akpol tahun 1988 A sebanyak tiga orang (tiga kali) berturut-turut : (1). Jenderal Pol. Idham Azis ; (2). Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono ; (3). Irjen Pol. Nana Sudjana. Wilayah hukum Polda Metro Jaya pernah dipimpin bergantian sejumlah perwira tinggi sebagai Kapolda lulusan Akpol (Akabri Kepolisian) tahun 1970 sebanyak empat orang (empat kali). Namun tidak secara berturut-turut. (1). Irjen Pol. Hamami Nata ; (2). Komjen Pol. Noegroho Djajusman. Lalu disusul lulusan Akpol tahun 1971 : Komjen Pol. Nurfaizi Suwandi. Kemudian dilanjutkan lagi lulusan Akpol tahun 1970 : (3). Irjen Pol. Mulyono Sulaiman ; (4). Komjen Pol. Sofjan Jacoeb. Era kepemimpinan Kapolda Metro Jaya saat itu berlangsung dalam masa transisi dari era memasuki awal reformasi sampai era memulai awal reformasi, sekitar akhir tahun 1990-an sampai awal tahun 2000-an.

Anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangkara bertumpu dan bertumbuh pada pengembangan sistem organisasi dan menejemen kelembagaan. Dan berbasis dan berakar pada pembangunan kapasitas institusi dan kualitas sumber daya. Konten utama dan intisari dari perihal ini secara terencana dan terarah berorientasi ke arah percepatan dan perkuatan kualitas institusi dan sumber daya manusia (SDM) Polri yang unggul, kompetitif, inovatif, produktif, dan efektif. Anatomi dan atmosfir Polri berakar dan berkembang pada titik strategis bagi peningkatan dan percepatan peran, fungsi, tugas, dan tanggungjawab Polri beserta jajaran Polri secara menyeluruh, mendasar, dan berkesinambungan.

Perawatan dan penggunaan kualitas institusi Polri dan SDM Polri diperuntukkan bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan bangsa Indonesia. Juga dipersembahkan bagi kebangkitan dan keberlangsungan Negara NKRI. Kualitas pengabdian ditempatkan dan diorientasikan dalam kerangka pengembangan dan pemberdayaan “rumah besar” dan “jiwa raga” masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Intinya adalah percepatan, perluasan, dan peningkatan Pembangunan Indonesia Maju.

Reformasi institusi Polri secara struktural, instrumental, kultural; dan kaderisasi SDM Polri berkaitan dan bersentuhan dengan strategi dan kebijakan Polri secara menyeluruh, mendasar, dan menahap. Perihal ini, terutama mengenai ketersediaan dan keberadaan kepemimpinan dan keanggotaan Polri di satuan dan di lintasan jabatan Polri. Kredibilitas kemauan dan kualitas kemampuan kepemimpinan dan keanggotaan Polri, mesti profesional, moderen, dan terpercaya (promoter). Prinsip dasar kualitas dan etik standar kredibilitas menjadi perlu dan penting dalam konteks kekinian dan ke depan yang serba dan selalu dinamis dan kompleks.

Faktor kualitatif di antara berbagai faktor lain dalam kerangka pembangunan, pembaharuan, dan penataan SDM Polri adalah : faktor sistem formasi, mutasi, dan promosi terhadap pimpinan dan anggota Polri. Faktor ini merupakan salah satu subsistem dari beberapa subsistem faktor terkait lainnya. Khususnya yang berkaitan dengan pembangunan, pembaharuan, dan penataan kualitas anggota Polri dalam penempatan dan penugasan kebhayangkaraan di Indonesia.

Etik standar reformasi institusi Polri dan prinsip dasar transformasi SDM Polri pada dasarnya bertujuan luhur dan mulia. Tujuan untuk mewadahi, mengatasi, menangani, menuntasi, dan mengeksekusi percepatan penjabaran dan perkuatan pelaksanaan Tujuan Nasional, Cita-Cita Proklamasi, dan Nilai-Nilai Pancasila. Penjabaran dan pelaksanaan ini dirumuskan dan diagendakan secara otentik, programatik, dan konkrit melalui penyelenggaraan Visi, Misi, Dan Program Pemerintahan Nasional (Indonesia Maju). Sehingga formasi, mutasi, dan promosi pimpinan dan anggota Polri sebagai salah satu subsistem, harus dimengerti dan dimaknai sebagai sebuah dan serangkaian penugasan luhur dan mulia dari kenegaraan Republik Indonesia bagi SDM (kepemimpinan dan keanggotaan) Polri untuk membangun Indonesia Maju dan menegakkan NKRI.

Penyelenggaraan dan pelaksanaan terhadap “kandungan maksud” dari Indonesia Maju adalah merupakan pesan dasar dan tema utama. Perihal ini melambangkan peneguhan dan memastikan penguatan Polri secara institusional. Hal ini juga menandaskan dan menegaskan mengenai perwujudan serangkaian utuh, kuat, dan terpadu tentang tekad dan komitmen Polri. Terutama untuk melahirkan, menumbuhkan, dan menyiapkan SDM promoter yang unggul, kompetitif, inovatif, produktif, dan efektif. Pemikiran dan pertimbangan Ini demi untuk kebangkitan dan kebesaran NKRI.

Hakekat keberadaan NKRI, khususnya melalui kehadiran institusi dan SDM Polri, pada gilirannya akan terjabarkan dan terselenggarakan. Hal ini dalam bentuk pemaknaan dan penguatan kepemimpinan dan keanggotaan Polri. Terutama dalam melindungi dan memajukan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian dalam wadah NKRI berideologi dan berfalsafah Pancasila berdasarkan dan berlandaskan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) bersemboyan, beretos, dan bersemangat Bhinneka Tunggal Ika.

Keseluruhan konstruksi dan substansi tugas pengabdian kenegaraan Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis semakin bernilai strategis dan bermakna serius. Perihal ini merupakan serangkaian tarikan nafas panjang berkesinambungan yang memiliki benang merah sebagai kelanjutan dari keberhasilan kepemimpinan beberapa Kapolri sebelumnya. Nilai strategis dan makna serius ini berorientasi bagi pembangunan, pembaruan, dan penataan institusi Polri dan SDM Polri.

Kebernilaian dan kebermaknaan ini mempunyai kohesi ideologis dan memiliki relasi strategis dengan Pemerintahaan Nasional NKRI. Kepemimpinan Kapolri Jenderal Idham Azis bersama jajaran Polri menerjemahkan dan melaksanakan Visi “Indonesia Maju” secara cepat dan tepat dalam bentuk program otentik dan kegiatan konkrit Polri. Penerjemahan dan pelaksanaan Visi Indonesia Maju didukung dengan anatomi jajaran kepemimpinan Polri dan didorong dengan atmosfir lingkungan kemajuan Bhayangkara.

Di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis, Polri telah melaksanakan pergeseran dan pengangkatan terhadap sejumlah perwira menengah dan perwira tinggi Polri untuk bertugas di jabatan tertentu di internal dan eksternal institusi Polri. Perihal ini dalam rangka menjalankan amanah tugas dan panggilan tanggungjawab Bhayangkara Negara. Tugas pengabdian pejabat Polri dengan jabatan kepemimpinan satuan wilayah dan satuan kerja, terletak di berbagai jalur dan jenjang (level) di Mabes Polri, di Polda, dan di Polres. Tugas pengabdian ini pada dasarnya melengkapi dan menguati kepemimpinan dan kinerja pejabat Polri lain yang juga bertugas di lingkungan atau lingkaran internal dan eksternal institusi Polri.

Peta sosiologis kepemimpinan dan jajaran pejabat Polri di berbagai satuan, senyatanya menunjukkan dan sejatinya mengarahkan dua hal, yaitu : tumbuhnya kaderisasi dan berkembangnya regenerasi. Dua hal ini bergerak dan berjalan secara terstruktur, sistemik, dan relatif masif. Pergerakan kaderisasi dan perkembangan regenerasi secara prinsipil tetap mengutamakan sistem nilai integritas, kualitas, kredibilitas, kapasitas, profesionalitas, loyalitas. Dan juga senantiasa dengan bersemangat gotong royong untuk membangun, membaharui, dan menata Polri.

Anatomi kepemimpinan Polri pada dasarnya tertata rapi dan tersusun baik. Posisi Kapolri dijabat lulusan Akpol tahun 1988 A : Jenderal Pol. Idham Azis. Sosok Jenderal Pol. Idham Azis adalah perwira tinggi yang pertama lulusan Akpol tahun 1988 A yang memecahkan rekor meraih bintang tiga (Komjen) dengan jabatan Kabareskrim Polri. Kemudian memecahkan rekor lagi dengan meraih bintang empat (Jenderal) dengan jabatan Kapolri.

Selanjutnya disusul posisi Wakil Kapolri dijabat lulusan Akpol tahun 1988 A : Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono. Sosok Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono merupakan salah seorang perwira tinggi Polri berpendidikan tinggi dengan gelar master dan doktor. Juga merupakan sosok intelektual dan profesional. Sosok pemikir, konseptor, arsitek strategi institusi, administrator organisasi, pengendali dan pelaku penyelenggaraan berbagai operasi penugasan.

Ada beberapa perwira tinggi Polri lulusan Akpol tahun 1988 A yang bertugas di posisi jabatan utama Polri dan jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Kapolda Metro Jaya (tipe A Khusus) Irjen Pol. Nana Sudjana ; ada Asisten Sumber Daya Manusia (As SDM) Kapolri Irjen Pol. Sutrisno Yudi Hermawan ; ada Asisten Perencanaan Dan Anggaran (As Rena) Kapolri Irjen Pol. Hendro Sugiatno ; ada Kepala Divisi (Kadiv) Hubter Polri Irjen Pol. Napoleon Bonaparte ; ada Kapolda Bali Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose ; ada Kapolda Sumsel Irjen Pol. Eko Indra Heri ; ada Kapolda Sumbar Irjen Pol. Toni Harmanto ; ada Kapolda Jambi Irjen Pol. Firman Santyabudi ; ada Kapolda Babel Irjen Pol. Anang Syarif Hidayat ; ada Kapolda Malut Irjen Pol. Rikwanto ; ada Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri yang juga mantan Kapolda Kalsel Irjen Pol. Rachmat Mulyana. Ada lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1988 A, kini berpangkat jenderal bintang satu : Brigjen Pol. Unggul Widyantoro (Sekretaris Deputi Kamtibmas Kemenko Polhukam RI). Kemudian ada dua orang jenderal bintang tiga yang bertugas di jabatan strategis eksternal institusi Polri : Kepala BNPT-RI Komjen Pol. Boy Rafli Amar ; dan Wakil Kepala BSSN-RI Komjen Pol. Dharma Pongrekun.

Anatomi kepemimpinan perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1988 A telah memecahkan rekor, dengan menjadi Kapolda Metro Jaya sebanyak tiga orang (tiga kali) berturut-turut, yaitu : (1). Jenderal Pol. Idham Azis ; (2). Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono ; dan (3). Irjen Pol. Nana Sudjana. Untuk sementara, dari lulusan Akpol tahun 1988 A terdapat seorang jenderal bintang empat : Jenderal Pol. Idham Azis, dan tiga orang jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono, Komjen Pol. Boy Rafli Amar, dan Komjen Pol. Dharma Pongrekun. Selain Jenderal Pol. Idham Azis, Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono, Komjen Pol. Boy Rafli Amar, dan Komjen Pol. Dharma Pongrekun, ada beberapa lulusan Akpol tahun 1988 A yang berpotensi dan berpeluang menjadi jenderal bintang tiga dan bahkan mungkin jenderal bintang empat.

Sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1986 bertugas di beberapa posisi jabatan kepemimpinan. Ada Kepala Korps (Kakor) Sabhara Baharkam Polri Irjen Pol. Wahyudi Hidayat ; ada Kapolda Sulsel Irjen Pol. Masguntur Laupe ; ada Kapolda Maluku Irjen Pol. Baharuddin Djafar ; ada Kapolda Sulteng Irjen Pol. Syafril Nursal ; dan ada Kapolda Kaltara Irjen Pol. Indrajit. Selanjutnya ada seorang jenderal bintang tiga yang bertugas di jabatan strategis eksternal institusi Polri : Sestama Lemhannas RI Komjen Pol. Didid Widjanardi. Untuk sementara, dari lulusan Akpol tahun 1986 terdapat dua orang jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Purn. Moechgiyarto (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1986 yang juga mantan Irwasum Polri) dan Komjen Pol. Didid Widjanardi.

Sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1987 pernah bertugas dan ada yang sedang bertugas di sejumlah posisi jabatan tertinggi dan utama Polri serta jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada mantan Kapolri Jenderal Pol. Purn. Tito Karnavian (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1987). Kini menjabat Menteri Dalam Negeri RI Kabinet Indonesia Maju dalam periode kedua kepemimpinan Presiden RI Jokowi. Jenderal Pol. Purn. Tito Karnavian adalah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1987 yang senantiasa memecahkan rekor sebagai sosok yang terawal dan tercepat meraih kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari lulusan Akpol tahun 1987. Jenderal Pol. Purn. Tito Karnavian adalah perwira tinggi yang pertama dari lulusan Akpol tahun 1987 memecahkan rekor meraih bintang satu (Brigjen) dengan posisi Kepala Densus 88/AT Polri ; memecahkan rekor meraih bintang dua (Irjen) dengan posisi Deputi Bidang Penindakan Dan Pembinaan Kemampuan BNPT-RI, Kapolda Papua, As Rena Kapolri, Kapolda Metro Jaya ; memecahkan rekor meraih bintang tiga (Komjen) dengan posisi Kepala BNPT-RI ; dan memecahkan rekor meraih bintang empat (Jenderal) dengan posisi Kapolri di masa pertengahan periode pertama kepemimpinan Presiden RI Jokowi.

Kemudian perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1987 lainnya, antara lain ada Irwasum Polri Komjen Pol. Agung Budi Maryoto ; ada Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Arief Sulistyanto ; ada Kepala Sespim (Kasespim) Lemdiklat Polri Irjen Pol. Rio Septianda Djambak ; ada Kakor Lantas Polri Irjen Pol. Istiono ; ada Koordinator Staf Ahli (Korsahli) Kapolri Irjen Pol. Refdi Andri ; ada Wakil Kalemdiklat Polri yang juga mantan Kapolda Jatim Irjen Pol. Luki Hermawan ; ada Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw ; ada Kapolda Sumut Irjen Pol. Martuani Sormin ; ada Kapolda Sulut Irjen Pol. Royke Lumowa ; ada Kapolda Kalbar Irjen Pol. Remigius Sigid Tri Hardjanto ; ada Kapolda NTT Irjen Pol. Hamidin ; ada Kapolda DI Yogyakarta Irjen Pol. Asep Suhendar ; ada Kapolda Banten Irjen Pol. Fiandar ; ada Kapolda Bengkulu Irjen Pol. Teguh Sarwono ; Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Adnas.

Perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1987 memecahkan rekor dengan menduduki jabatan Kapolda terbanyak, yaitu sebanyak sembilan jenderal bintang dua senior yang menempati sembilan jabatan Kapolda di wilayah hukum Indonesia. Untuk sementara, dari lulusan Akpol tahun 1987 terdapat seorang jenderal bintang empat : Jenderal Pol. Purn. Tito Karnavian, dan dua orang jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Agung Budi Maryoto dan Komjen Pol. Arief Sulistyanto. Selain Jenderal Pol. Tito Karnavian, Komjen Pol. Agung Budi Maryoto, dan Komjen Pol. Arief Sulistyanto, ada beberapa dari lulusan Akpol tahun 1987 yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang tiga dan bahkan mungkin bintang empat.

Selanjutnya ada beberapa perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1988 B yang bertugas di beberapa posisi jabatan utama Polri dan jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Kabaintelkam Polri Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1988 B) ; ada Komandan Korps (Dankor) Brimob Polri Irjen Pol. Anang Revandoko ; ada Ketua STIK/PTIK Lemdiklat Polri Irjen Pol. Yazid Fanani ; ada Gubernur Akpol Lemdiklat Polri Irjen Pol. M. Asep Syahrudin ; ada Kakor Polairud Baharkam Polri Irjen Pol. Lotharia Latif ; ada Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudy Sufahriadi ; ada Kapolda Riau Irjen Pol. Agung Setia Imam Effendi ; ada Kapolda Kepri Irjen Pol. Aris Budiman Bulo ; ada Kapolda Lampung Irjen Pol. Purwadi Arianto ; ada Staf Ahli Sosial Budaya Kapolri yang juga mantan Kapolda Jambi, Kapolda Kaltim, Kapolda Sumsel Irjen Pol. Priyo Widyanto ; ada mantan Kapolda Papua Barat yang juga mantan Kapolda Papua Irjen Pol. Rudolf Albert Rodja. Kemudian ada dua orang jenderal bintang tiga yang bertugas di jabatan strategis eksternal institusi Polri : Irjen Kementerian Hukum Dan HAM RI Komjen Pol. Andap Budhi Revianto ; dan Sestama BIN-RI Komjen Pol. Bambang Sunarwibowo. Untuk sementara, dari lulusan Akpol tahun 1988 B terdapat tiga jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, Komjen Pol. Andap Budhi Revianto, dan Komjen Pol. Bambang Sunarwibowo. Selain Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, Komjen Pol. Andap Budhi Revianto, dan Komjen Pol. Bambang Sunarwibowo, ada beberapa dari lulusan Akpol tahun 1988 B yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang tiga dan bahkan mungkin bintang empat.

Kemudian ada beberapa perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1989 yang bertugas di beberapa posisi jabatan utama Polri dan jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Kabaharkam Polri : Komjen Pol. Agus Andrianto. Sosok Komjen Pol. Agus Andrianto adalah perwira tinggi yang pertama dari lulusan Akpol tahun 1989 memecahkan rekor meraih bintang dua (Irjen) dengan jabatan Kapolda Sumut. Selanjutnya memecahkan rekor lagi meraih bintang tiga (Komjen) dengan jabatan Kabaharkam Polri. Kemudian ada Asisten Logistik (As Log) Kapolri Irjen Pol. Ahmad Dofiri, yang merupakan perwira tinggi yang pertama dari lulusan Akpol tahun 1989 memecahkan rekor meraih bintang satu (Brigjen). Juga merupakan lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1989. Ada Wakil Kabaintelkam Polri yang juga mantan Kapolda Lampung Irjen Pol. Suntana, yang dikelompokkan dan digolongkan masuk dalam komunitas alumni Akpol tahun 1988 B namun secara resmi kedinasan adalah lulusan Akpol tahun 1989. Selanjutnya ada Kakor Binmas Baharkam Polri Irjen Pol. Risyapudin Nursin ; ada Kapolda Sulbar Irjen Pol. Eko Budi Sampurno. Ada juga sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol 1989 berpangkat jenderal bintang dua yang bertugas di internal dan eksternal institusi Polri, antara lain : Irjen Pol. Sang Made Mahendra Jaya ; Irjen Pol. Opik Taofik Nugraha ; Irjen Pol Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra ; Irjen Pol. Reyhard Saut Poltak Silitonga ; dan ada mantan Kapolda Sultra Brigjen Pol. Iriyanto. Untuk sementara, dari lulusan Akpol tahun 1989 terdapat seorang jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Agus Andrianto. Selain Komjen Pol. Agus Andrianto, ada beberapa dari lulusan Akpol tahun 1989 yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang dua, bintang tiga, dan bahkan mungkin bintang empat.

Kemudian ada sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1990 yang bertugas di beberapa posisi jabatan utama dan jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Asisten Operasi (As Ops) Kapolri Irjen Pol. Herry Rudolf Nahak (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1990) ; ada Kapolda Kalteng Irjen Pol. Dedi Prasetyo ; ada Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Tornagogo Sihombing ; ada Staf Ahli Sosial Politik Kapolri yang juga mantan Kapolda Banten dan mantan Kapolda Nusa Tenggara Barat Irjen Pol. Tomsi Tohir Balaw ; ada Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Lemdiklat Polri Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga (mantan Direktur Tipideksus Bareskrim Polri) ; ada Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Lemdiklat Polri Irjen Pol. R.Z. Panca Putra Simanjuntak (mantan Direktur Penyidikan Kedeputian Penindakan KPK-RI). Kemudian ada seorang jenderal bintang tiga yang mengabdi di jabatan strategis eksternal Polri : Ketua KPK-RI Komjen Pol. Firli Bahuri ; dan ada Deputi Penindakan KPK-RI Irjen Pol. Karyoto. Sosok Komjen Pol. Firli Bahuri adalah perwira tinggi yang pertama dari lulusan Akpol tahun 1990 memecahkan rekor meraih bintang dua (Irjen) dengan jabatan Deputi Penindakan KPK-RI dan Kapolda Sumsel. Kemudian memecahkan rekor meraih bintang tiga (Komjen) dengan jabatan Kabaharkam Polri. Untuk sementara, dari lulusan Akpol tahun 1990 terdapat seorang jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Firli Bahuri. Selain Komjen Pol. Firli Bahuri, ada beberapa dari lulusan Akpol tahun 1990 yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang dua, bintang tiga, dan bahkan mungkin bintang empat.

Ada beberapa perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1991 yang bertugas di beberapa posisi jabatan utama Polri dan jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Kabareskrim Polri Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo. Sosok Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo adalah perwira tinggi yang pertama dari lulusan Akpol tahun 1991 memecahkan rekor meraih bintang satu (Brigjen) dengan jabatan Kapolda Banten. Kemudian memecahkan rekor lagi meraih bintang dua (Irjen) dengan jabatan Kadiv Propam Polri. Lalu memecahkan rekor lagi meraih bintang tiga (Komjen) dengan jabatan Kabaharkam Polri. Sosok Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo tercatat dalam dokumen historis dan dinamika sosiologis Polri sebagai lulusan Akpol sepanjang ini yang berusia termuda (baru 50 tahun), yang terawal dan tercepat dalam sejarah kepolisian (Akpol) yang berhasil meraih jenderal bintang tiga dengan pangkat Komjen (kelahiran, tahun 1969, lulusan Akpol tahun 1991, promosi jabatan Kabareskrim Polri dengan pangkat bintang tiga, tahun 2019). Memang sebelum ini, terdata juga nama figur mantan Kapolri Jenderal Pol. Purn. (Alm) Dibyo Widodo (kelahiran, tahun 1946, lulusan Akpol tahun 1968, promosi jabatan Kapolri dengan pangkat bintang tiga terlebih dahulu, tahun 1996).

Sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1991 bertugas di beberapa posisi kepemimpinan. Ada Kepala Densus 88/AT Polri Irjen Pol. Martinus Hukom ; ada Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono ; ada Kapolda Jatim Irjen Pol. M. Fadil Imran ; ada Kapolda Aceh Irjen Pol. Wahyu Widada (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1991) ; ada Kapolda NTB Irjen Pol. M. Iqbal ; ada Kapolda Sultra Irjen Pol. Merdisyam. Beberapa jenderal bintang satu dari lulusan Akpol 1991 ada yang bertugas sebagai unsur kepemimpinan satuan wilayah. Ada Wakil Kapolda Metro Jaya dan mantan Karo Provos Div. Propam Polri Brigjen Pol. Hendro Pandowo ; ada Wakil Kapolda Kalsel yang juga mantan Direktur Tipiter Bareskrim Brigjen Pol. M Agung Budijono. Untuk sementara, dari lulusan Akpol tahun 1991 terdapat seorang jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo. Selain Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo, ada beberapa dari lulusan Akpol tahun 1991 yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang dua, bintang tiga, dan bahkan mungkin bintang empat.

Beberapa perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1992 bertugas di beberapa posisi jabatan jenderal bintang dua dan bintang satu (jabatan utama Polri dan jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ignatius Sigit Widiatmono ; ada Wakil Kabareskrim Polri Irjen Pol. Wahyu Hadiningrat ; ada Kapolda Kalsel Irjen Pol. Nico Afinta ; ada Irjen Pol. Suharyono (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1992), kini menjadi Pejabat Struktural di institusi OJK-RI. Ada juga sejumlah jenderal bintang satu lulusan Akpol 1992 yang bertugas dalam deretan unsur kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Wakil Kapolda Jateng dan mantan Karo Paminal Div. Propam Polri Brigjen Pol. Abiyoso Seno Aji ; ada Wakil Kapolda DI Yogyakarta Brigjen Pol. Raden Slamet Santoso. Ada beberapa lulusan Akpol tahun 1992 yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang dua, bintang tiga, dan bahkan mungkin bintang empat.

Ada sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1993 bertugas di beberapa posisi jenderal bintang dua dan bintang satu (jabatan struktural dan jabatan unsur kepemimpinan wilayah Polri. Ada Staf Ahli Menejemen Kapolri yang juga mantan Kapolda Banten dan mantan Wakil Kapolda Lampung Irjen Pol. Teddy Minahasa Putra. Sosok Irjen Pol. Teddy Minahasa Putra merupakan perwira tinggi yang pertama lulusan Akpol tahun 1993 memecahkan rekor meraih bintang satu (Brigjen), lalu memecahkan rekor lagi meraih bintang dua (Irjen) ; ada Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Lemdiklat Polri Irjen Pol. Albertus Rachmad Wibowo (mantan Direktur Tipidsiber Bareskrim Polri) ; ada Kepala Setukpa Lemdiklat Polri yang juga mantan Wakil Kapolda Sumut Brigjen Pol. Mardiaz Kusin Dwihananto ; ada Wakil Kapolda Sumsel yang juga mantan Wakil Kapolda Lampung Brigjen Rudi Setiawan ; ada Direktur Tipideksus Bareskrim Brigjen Pol. Helmy Santika ; ada Direktur Regident Korlantas Polri Brigjen Pol. Yusuf ; ada Karo Kurikulum STIK/PTIK Lemdiklat Polri Brigjen Pol. Rudi Darmoko (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1993). Ada beberapa dari lulusan Akpol tahun 1993 yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang dua, bintang tiga, dan bahkan mungkin bintang empat.

Saat ini telah muncul dan mulai tumbuh berkembang sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1994 yang bertugas di beberapa posisi jabatan jenderal. Ada Brigjen Pol. Awal Chairuddin sebagai Pejabat Struktural di jajaran Staf Wakil Presiden RI. Sosok Brigjen Pol. Awal Chairuddin merupakan perwira tinggi yang pertama lulusan Akpol tahun 1994 memecahkan rekor meraih bintang satu (Brigjen). Kemudian ada Wakil Kapolda Sumut yang juga mantan Karo Renmin Bareskrim Polri Brigjen Pol. Dadang Hartanto ; ada Karo Binops Bareskrim Polri Brigjen Pol. Slamet Uliandi ; ada Karo Jianstra Sops Polri Brigjen Pol. Alberd Teddy Benhard Sianipar (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1994) ; ada Karo Wasidik Bareskrim Polri Brigjen Pol. Roycke Harry Langie ; ada Direktur Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol. Ferdy Sambo ; ada Karo Binkar SSDM Polri Brigjen Pol. Suwondo Nainggolan ; ada Brigjen Pol. Iwan Kurniawan sebagai Penyidik Tindak Pidana Utama Tk. II Bareskrim Polri ; ada Brigjen Pol. Asep Adi Saputra sebagai Widyaidwara Kepolisian Utama Tk. II Lemdiklat Polri ; ada Brigjen Pol. Adi Deriyan Jayamarta sebagai Staf Khusus Bidang Keamanan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif RI ; ada Brigjen Pol. Dwiyono sebagai Pejabat Struktural di institusi BIN-RI. Ada beberapa dari lulusan Akpol tahun 1994 yang berpotensi atau berpeluang menjadi jenderal bintang dua, bintang tiga, dan bahkan mungkin bintang empat.

Lulusan Akpol tahun 1995 sudah mulai menyusul masuk dalam deretan perwira tinggi Polri. Ada yang bertugas mengabdi di posisi jabatan jenderal bintang satu. Ada Penyidik Tindak Pidana Utama Tk. II Bareskrim Brigjen Sandi Nugroho (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1995) ; ada Brigjen Pol. Tonny Hermawan yang bertugas sebagai Pejabat Struktural di institusi BIN-RI.

Beberapa perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1985 masih bertugas di beberapa posisi jabatan utama Polri dan jabatan kepemimpinan satuan wilayah Polri. Ada Kadiv TIK Polri Irjen Pol. Raja Erizman yang juga mantan Kapolda NTT dan mantan Kadiv Hukum Polri ; ada Wakil Irwasum Polri Irjen Pol. Umar Septono yang juga mantan Kapolda Sulsel dan mantan Kapolda NTB ; ada Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol. Moektiono yang juga mantan Kapolda Sulsel, Korsahli Kapolri, Kapolda Maluku. Kemudian ada tiga orang perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1985 yang bertugas di jabatan strategis eksternal institusi Polri dengan posisi jabatan jenderal bintang tiga : Kepala BNN-RI Komjen Pol. Heru Winarko ; Duta Besar RI Untuk Myanmar Komjen Pol. Iza Fadri ; Sekjen Kementerian Kelautan Dan Perikanan RI Komjen Pol. Antam Novambar. Di antara lulusan Akpol tahun 1985, ada yang menjadi Gubernur Provinsi Maluku : Irjen Pol. Murad Ismail yang juga mantan Kapolda Maluku dan mantan Dankor Brimob Polri. Dalam deretan lulusan Akpol tahun 1985 terdapat tujuh orang jenderal bintang tiga, yaitu : Komjen Pol. Purn. Syafruddin, Komjen Pol. Purn. Ari Dono Sukmanto, Komjen Pol. Purn. Unggung Cahyono, Komjen Pol. Purn. Suhardi Alius, Komjen Pol. Heru Winarko, Komjen Pol. Iza Fadri, Komjen Pol. Antam Novambar.

Perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1984, ada yang bertugas di posisi jabatan tertentu meskipun sudah tergolong purnawirawan : Direktur Utama Perum Bulog Komjen Pol. Purn. Budi Waseso ; dan Komisaris BUMN Pertamina Komjen Pol. Purn. Condro Kirono. Dari lulusan Akpol tahun 1984, terdapat enam orang jenderal bintang tiga : Komjen Pol. Purn. Putut Eko Bayuseno, Komjen Pol. Purn. Budi Waseso, Komjen Pol. Purn. Lutfi Lubihanto, Komjen Pol. Purn. Condro Kirono, Komjen Pol. Purn. M. Iriawan, dan Komjen Pol. Purn. Setyo Wasisto.

Selanjutnya ada lulusan Akpol tahun 1983 yang bertugas sebagai Pejabat Negara dan merupakan jenderal bintang empat purnawirawan yang menjadi the rising stars serta sosok utama sebagai pemimpin terdepan dan berprestasi dari lulusan Akpol tahun 1983 : Jenderal Pol. Purn. Budi Gunawan. Kini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) RI, setelah menjadi Wakil Kapolri. Jenderal Pol. Purn. Budi Gunawan adalah sosok perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1983 yang selalu memecahkan rekor sebagai yang terawal dan tercepat meraih kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari lulusan Akpol tahun 1983. Jenderal Pol. Purn. Budi Gunawan adalah perwira tinggi yang pertama dari lulusan Akpol tahun 1983 memecahkan rekor meraih bintang satu (Brigjen) dengan jabatan Karo Binkar SSDM Polri, Kaselapa Lemdiklat Polri, Kapolda Jambi ; memecahkan rekor meraih bintang dua (Irjen) dengan jabatan Kadiv Binkum Polri, Kadiv Propam Polri, Kapolda Bali ; memecahkan rekor meraih bintang tiga (Komjen) dengan jabatan Kalemdiklat Polri dan Wakil Kapolri ; dan memecahkan rekor meraih bintang empat (Jenderal) dengan jabatan Kepala BIN-RI dari masa pertengahan peride pertama sampai dengan saat ini periode kedua kepemimpinan Presiden RI Jokowi. Sosok Jenderal Pol. Purn. Budi Gunawan merupakan satu-satunya lulusan Akpol tahun 1983 yang meraih jenderal bintang empat bahkan satu-satunya juga yang meraih jenderal bintang tiga. Ada Irjen Pol. Purn. Anton Setiadji yang merupakan lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1983. Irjen Pol. Purn. Anton Setiadji pernah menjadi Kapolda Jatim, Kapolda Sulselbar, Kadiv Hukum Polri, dan Kapolda Babel.

Ada sejumlah jenderal bintang satu dan bintang dua masuk dalam formasi jajaran kepemimpinan Polri. Para perwira tinggi tersebut bersumber dan berasal dari Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). Ada Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Luthfi yang juga pernah menjadi Wakil Kapolda Jateng. Irjen Pol. Ahmad Luthfi, lahir November 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 2024. Masuk menjadi anggota (perwira pertama) Polri melalui Secapamilsuk (semacam SIPSS) Polri tahun 1989. Sudah mengikuti Dikreg Selapa (semacam Sespimma), Sespim (Sespimmen), dan PPRA Lemhanas. Berikutnya ada Kadiv Hukum Polri Irjen Pol. Rudy Heriyanto Adi Nugroho yang juga pernah menjadi Widyaiswara Utama Lemdiklat Polri, Direktur Tipideksus Bareskrim Polri, Direktur Tipidter Bareskrim Polri. Irjen Pol. Rudy Heriyanto Adi Nugroho, lahir Maret 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah Maret 2026. Masuk menjadi anggota (perwira pertama) Polri melalui SIPSS Polri tahun 1993.

Kemudian ada juga sejumlah Polwan yang menjadi pejabat struktural Polri dengan posisi jabatan jenderal bintang dua dan bintang satu. Meskipun sudah menjadi purnawirawan namun ada beberapa Polwan jenderal bintang dua dan satu, antara lain : Irjen Pol. Purn. Basaria Panjaitan, pernah menjadi Wakil Ketua KPK-RI, Staf Ahli Sosial Politik Kapolri, Widyaiswara Madya Lemdiklat Polri, Karo Bekum Sdelog Polri, Kapus/Karo Provos Div Propam Polri. Irjen Pol. Purn. Basaria Panjaitan masuk menjadi anggota (perwira pertama) Polri melalui Secapamilsukwan (semacam SIPSS) Polri tahun 1984, dan menjadi Polwan pertama yang memecahkan rekor meraih jenderal bintang dua di Indonesia. Selanjutnya Irjen Pol. Purn. Sri Handayani, pernah menjadi Widyaiswara Utama Lemdiklat Polri, Karo Watpers SSDM Polri, Wakil Kapolda Kalbar, Kasetukpa Lemdiklat Polri. Irjen Pol. Purn. Sri Handayani lulus Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNS Solo tahun 1985, dan langsung masuk menjadi anggota (perwira pertama) Polri melalui Secapamilsukwan/Sepa (semacam SIPSS) Polri tahun 1986, dan menjadi Polwan kedua yang memecahkan rekor meraih jenderal bintang dua di Indonesia. Brigjen Pol. Purn. Rumiah Kartoredjo, pernah menjadi Kapolda Banten. Lulus dari Sekolah Tinggi Olahraga (IKIP Surabaya), kini Unesa, dan langsung masuk menjadi anggota (perwira pertama) Polri melalui Secapamilsukwan ABRI (semacam SIPSS) tahun 1978. Brigjen Pol. Purn. Rumiah Kartoredjo sudah mengikuti Dikreg Selapa (semacam Sespimma), Sesko AD (semacam Sespimmen), dan Sespati (semacam Sespimti) Polri. Brigjen Pol. Purn. Roemiah Kartoredjo menjadi Polwan pertama yang memecahkan rekor menjabat Kapolda di Indonesia (Kapolda Banten), yang sampai saat ini belum terpecahkan.

Sebelum ini, setidaknya ada dua perwira tinggi Polri yang bersumber dan berasal dari Pendidikan Kepolisian semacam SIPSS, dengan posisi jabatan Kapolda. Irjen Pol. Purn. Hadiman, pernah menjadi Kapolda Sumut 1992-1994, selanjutnya menjadi Komandan atau Koordinator Staf Ahli (Korsahli) Kapolri. Irjen Pol. Purn. Hadiman lulus Fakultas Kedokteran UI Jakarta tahun 1965, dan langsung masuk menjadi anggota (perwira pertama) Polri. Kemudian Brigjen Pol. Edward Syahpernong, pernah menjadi Kapolda Lampung, Karo Renmin Bareskrim Polri, Widyaiswara Madya Lemdiklat Polri, Wakil Kapolda Malut, Wakil Kapolda Sulteng. Lulus Fakultas Hukum UGM Yogyakarta tahun 1983, dan langsung masuk menjadi anggota (perwira pertama) Polri melalui Sepamilsuk (semacam SIPSS) Polri tahun 1984. Brigjen Pol. Purn. Edward Syahpernong sudah mengikuti Dikreg Selapa (Sespimma) Polri, Sespim (Sespimmen) Polri, Sespati (Sespimti) Polri, dan lain-lain.

Anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangkara di berbagai satuan internal dan eksternal institusi Polri pada dasarnya memetakan komposisi dan variasi tertentu. Perihal ini terbaca dan terlacak dari rekam jejak yang dimiliki, dari jalur dan jenjang pendidikan dan pelatihan yang dilalui, dari kualitas kepemimpinan dan kinerja yang dipunyai. Kemudian dari aspek tahun angkatan kelulusan pendidikan (Akpol) ; dari aspek korps satuan kerja dan satuan wilayah kepolisian ; dari aspek penugasan dan prestasi ; dari aspek loyalitas dan profesionalitas. Sosiologi bacaan dan lacakan ini berkaitan dengan perihal sistem dan menejemen meritokrasi yang menjadi pola standar dan ukuran dasar yang berlaku. Pada gilirannya dapat meneguhkan bertumbuhnya kaderisasi dan memastikan berkembangnya regenerasi secara bertahap dan berkesinambungan di dalam “rumah besar” dan “jiwa raga” Polri.

Ada sejumlah perwira tinggi yang menjadi Pejabat Utama Polri, sejumlah Kapolda, dan beberapa yang menjabat di eksternal institusi Polri, yang lahir dan tumbuh dari kelulusan Akpol tahun 1983, Akpol tahun 1984, Akpol tahun 1985, dan Akpol tahun 1986. Di antaranya ada yang sudah purnawirawan dan ada yang belum purnawirawan. Kemudian deretan perwira tinggi dari lulusan Akpol tahun 1987, Akpol 1988 A, dan Akpol 1988 B berada dalam masa transisi strategis. Di antara lulusan ketiga Akpol ini ada yang sedang menjadi Pemimpin dan Pejabat di internal dan eksternal institusi Polri. Lalu beberapa perwira tinggi muda dari lulusan Akpol tahun 1989, Akpol tahun 1990, Akpol tahun 1991, dan Akpol tahun 1992 tengah bergerak dan berjalan menjadi pejabat kesatuan-kesatuan strategis internal dan eksternal institusi Polri, dengan posisi jabatan jenderal bintang tiga, bintang dua, dan bintang satu. Anatomi dan atmosfir ini semakin menegaskan dan memastikan mengenai peta antropologi kepemimpinan dan peta sosiologi kemajuan jabatan yang dijalankan di internal maupun di eksternal institusi Polri. Anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangkara untuk Membangun Indonesia Maju dalam wadah NKRI secara fungsional memiliki hubungan erat dan ikatan kuat dengan pergeseran (mutasi) dan pengangkatan (promosi) di institusi Polri.

Postur menyeluruh dan arsitektur mendasar dari gugusan kawasan ini semakin membangun prinsip-prinsip kaderisasi dan regenerasi. Sistem kaderisasi dan regenerasi mengalami pertumbuhan subur dan perkembangan dinamis bagi masa kini dan masa depan kepemimpinan Polri dan kemajuan Bhayangkara. Rangkaian perwira menengah senior dan perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1992, Akpol tahun 1993, Akpol tahun 1994, dan Akpol tahun 1995, tengah menanti giliran penempatan dan menunggu urutan penugasan selanjutnya. Konstruksi pemikiran dan eksekusi pelaksanaan dari pemetaan ini pada dasarnya merupakan bagian dan tahapan dari perjalanan sistem kaderisasi dan regenerasi di institusi Polri.

Sejumlah perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1987, Akpol tahun 1988 A, Akpol tahun 1988 B, Akpol tahun 1989, Akpol tahun 1990, dan Akpol tahun 1991 sementara ini sedang bertugas mengisi jabatan-jabatan utama dan strategis di internal dan eksternal institusi Polri. Metodologi pergantian dan pengisian jabatan serta menejemen penempatan dan penugasan pejabat Polri pada dasarnya bermaksud positif visioner dan bertujuan normatif strategis. Pemikiran dan penerapan ini tentu untuk menguatkan institusi Polri secara keseluruhan. Lagi pula untuk membangkitkan peningkatan, percepatan, dan perkuatan kualitas SDM Polri yang unggul, kompetitif, inovatif, produktif, dan efektif. Pola dasar pembinaan dan pengembangan institusi serta format standar penempatan dan penugasan SDM Polri secara sosiologi organisasi berbasis kuat pada kelembagaan. Dalam hal ini berbasis pada penguatan dan pemajuan Polri sebagai Institusi Bhayangkara Negara.

Ada materi pedoman dan konten panduan sebagai referensi untuk memetakan anatomi kepemimpinan institusional Polri dan merumuskan atmosfir kemajuan organisasional Bhayangkara. Pada prinsipnya berdasarkan pada pemetaan sosiologis kepemimpinan secara lengkap, utuh, dan memadai. Kemudian berlandaskan pada perumusan historis keberlanjutan kaderisasi dan regenerasi yang bersifat faktual, yang bernilai prospektif, dan yang berarti prediktif. Pemetaan dan perumusan berdasarkan atas dimensi rekam jejak penugasan dan prestasi ; faktor amanah jabatan pengabdian ; aspek jalur dan jenjang pendidikan dan pelatihan ; variabel tahun angkatan kelulusan pendidikan (Akpol) ; segi korps satuan kerja dan satuan wilayah kepolisian yang menyertai dan mewarnai para perwira menengah senior dan perwira tinggi Polri. Perspektif ini juga berkaitan dengan bobot kapasitas dan kualitas kepemimpinan ; aspek integitas dan loyalitas kepribadian ; dan faktor profesionalitas dan kredibiltas kinerja. Perihal ini pada intinya sangat beragam dan bervariasi. Materi pedoman dan konten panduan berlaku juga bagi beberapa perwira tinggi purnawirawan muda Polri lulusan Akpol. Dan maupun bagi perwira tinggi aktif yang merupakan lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa. Serta bagi perwira tinggi aktif lainnya yang merupakan lulusan Akpol.

Beberapa perwira tinggi purnawirawan muda ini sebagai berikut. Irjen Pol. Purn. Anton Setiadji (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1983) : pernah menjadi Kapolda Babel, Kadiv Hukum Polri, Kapolda Sulselbar. Jabatan tertinggi dan terakhir adalah Kapolda Jatim. Irjen Pol. Purn. Wahyu Indra Pramugari (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1984) : pernah menjadi Kapolda Sumbar. Jabatan tertinggi dan terakhir adalah Kepala Sespim Lemdiklat Polri. Irjen Pol. Purn. Sigit Sudarmanto (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1985) : pernah menjadi Kapolda Sultra, jabatan tertinggi dan terakhir adalah Wakil Kalemdiklat Polri. Komjen Pol. Purn. Moechgiyarto (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1986) : pernah menjadi Wakil Kapolda Jatim, Kapolda NTB, Kadiv Hukum Polri, Kapolda Jabar, Kapolda Metro Jaya, Kalemdiklat Polri, Kabaharkam Polri, jabatan tertinggi dan terakhir adalah Irwasum Polri. Jenderal Pol. Purn. Tito Karnavian (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1987) : kini menjabat Menteri Dalam Negeri RI Kabinet Indonesia Maju, pernah menjadi Kepala Densus 88/AT Polri, Deputi Bidang Penindakan Dan Pembinaan Kemampuan BNPT-RI, Kapolda Papua, As Rena Kapolri, Kapolda Metro Jaya, Kepala BNPT-RI, jabatan tertinggi dan terakhir di institusi Polri adalah Kapolri.

Lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1988 A adalah Brigjen Pol. Unggul Sedyantoro, kini menjadi Sekretaris Deputi Kamtibmas Kemenko Polhukam RI, yang mendapat promosi jabatan jenderal bintang satu dalam awal tahun 2020. Perihal ini sebagai bahan referensi saja dari segi lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1988 A. Kemudian lulusan Akpol tahun 1988 B ada Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1988 B) : kini menjadi Kabaintelkam Polri, pernah menjadi Kapolda Jateng, Gubernur Akpol Lemdiklat Polri, Kapolda Sumut, Ketua STIK/PTIK Lemdiklat Polri, Wakil Kapolda Jabar, lahir Agustus 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Agustus 2024. Lulusan Akpol 1989 ada Irjen Pol. Ahmad Dofiri (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1989), kini menjadi As Log Kapolri, pernah menjadi Kapolda DI Yogyakarta, Kapolda Banten, lahir Juni 1967, usia 53 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2025.

Selanjutnya lulusan Akpol tahun 1990 ada Irjen Pol. Herry Rudolf Nahak (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1990), kini menjadi As Ops Kapolri, pernah menjadi Kapolda Papua Barat, lahir Agustus 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah Agustus 2026. Lalu lulusan Akpol tahun 1991 ada Irjen Pol. Wahyu Widada (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1991), kini menjadi Kapolda Aceh, pernah menjadi Kapolda Gorontalo, Wakil Kapolda Riau, lahir September 1969, usia 51 tahun, menjadi purnawirawan setelah September 2027.

Kemudian lulusan Akpol tahun 1992 ada Irjen Pol. Suharyono (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1992), kini menjadi Pejabat Struktural di institusi OJK-RI, menjadi purnawirawan nanti dalam waktu yang agak relatif lebih cepat karena memiliki NRP yang agak relatif tidak muda. Selanjutnya lulusan Akpol tahun 1993 ada Brigjen Pol. Rudi Darmoko (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1993), kini menjadi Karo Kurikulum STIK/PTIK Lemdiklat Polri, lahir Desember 1971, usia 49 tahun, menjadi purnawirawan setelah Desember 2029.

Selanjutnya lulusan Akpol tahun 1994 ada Brigjen Pol. Alberd Teddy Benhard Sianipar (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1994), kini menjadi Karo Jianstra Sops Polri, lahir November 1971, usia 49 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 2029. Lulusan Akpol tahun 1995 ada Brigjen Pol. Sandi Nugroho (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1995), kini menjadi Penyidik Tindak Pidana Utama Tk. II Bareskrim Polri, lahir Juli 1973, usia 47 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juli 2031. Lulusan Akpol tahun 1996 ada Kombes Pol. Johnny Eddizon Isir (lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa Akpol tahun 1996), kini menjadi Kapolrestabes Surabaya Polda Jatim, lahir Juni 1975, usia 45 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2033.

Makna anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangjara bagi para perwira menengah dan perwira tinggi Polri secara prinsipil mengandung sistem nilai meritokrasi. Perihal ini berlaku juga bagi lulusan Akpol dari sisi bobot jabatan ; tingkatan kepangkatan ; tahun kelulusan dan kelahiran masing-masing. Ada rekam jejak penugasan dan prestasi. Ada faktor amanah jabatan pengabdian. Ada aspek jalur dan jenjang pendidikan dan pelatihan. Ada variabel tahun angkatan kelulusan pendidikan (Akpol). Ada segi korps satuan kerja dan satuan wilayah kepolisian yang menyertai dan mewarnai para perwira menengah dan perwira tinggi Polri. Ada juga yang bertalian dengan bobot kapasitas dan kualitas kepemimpinan. Ada aspek integitas dan loyalitas kepribadian. Ada faktor profesionalitas dan kredibilitas kinerja.

Ada sejumlah perwira tinggi yang menjadi pejabat Polri lulusan Akpol tahun 1987, Akpol tahun 1988 A, Akpol tahun 1988 B, yang berpotensi dan berpeluang menduduki komposisi dan menempati formasi kepemimpinan strategis internal dan eksternal institusi Polri. Hal ini dari sisi pemikiran untuk masa kini dan pertimbangan untuk masa depan pasca pergeseran dan pengangkatan ini. Beberapa perwira tinggi pejabat Polri lulusan Akpol rata-rata berpeluang menduduki komposisi dan memasuki formasi kepemimpinan strategis internal dan eksternal institusi Polri untuk masa kini dan masa depan.

Dari lulusan Akpol tahun 1987, dengan urutan penulisan nama berdasarkan kepangkatan dan NRP bulan tahun kelahiran termuda, antara lain : Komjen Pol. Arief Sulistyanto, kini menjadi Kalemdiklat Polri, pernah menjadi Kabareskrim Polri, As SDM Kapolri, Kapolda Kalbar, Staf Ahli Menejemen Kapolri, Kapolda Kalbar, lahir Maret 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Maret 2023. Komjen Pol. Agung Budi Maryoto, kini menjadi Irwasum Polri, pernah menjadi Kabaintelkam Polri, Kapolda Jabar, Kapolda Sumsel, Kakor Lantas Polri, Kapolda Kalsel, lahir Februari 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Februari 2023. Irjen Pol. Luki Hermawan, kini menjadi Wakil Kalemdiklat Polri, pernah menjadi Kapolda Jatim, Wakil Kabaintelkam Polri, lahir April 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah April 2023. Februari 2023. Irjen Pol. Remigius Sigid Tri Hardjanto, kini menjadi Kapolda Kalbar, pernah menjadi Kapolda Sulut, Ketua STIK/PTIK Lemdiklat Polri, lahir Oktober 1964, usia 56 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2022. Irjen Pol. Asep Suhendar, kini menjadi Kapolda DI Yogyakarta, pernah menjadi As Log Kapolri, Staf Ahli Menejemen Kapolri, lahir Oktober 1964, usia 56 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2022. Irjen Pol. Adnas, kini menjadi Kapolda Gorontalo, pernah menjadi Wakil Kapolda Sulsel, lahir Agustus 1964, usia 56 tahun, menjadi purnawirawan setelah Agustus 2022.

Kemudian lulusan Akpol tahun 1988 A, ada sejumlah perwira tinggi pejabat Polri, yang berpeluang menduduki komposisi dan memasuki formasi kepemimpinan strategis Polri. Dengan urutan penulisan nama berdasarkan kepangkatan dan NRP bulan tahun kelahiran termuda, di antaranya adalah : Komjen Pol. Dharma Pongrekun, kini menjadi Wakil Kepala BSSN-RI, pernah menjadi Deputi Bidang Identifikasi Dan Deteksi BSSN-RI, lahir Januari 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Januari 2024. Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono, kini menjadi Wakil Kapolri, pernah menjadi Kapolda Metro Jaya, As Rena Kapolri, Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri, Wakil Kapolda Sulsel, lahir Juni 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2023. Komjen Pol. Boy Rafli Amar, kini menjadi Kepala BNPT-RI, pernah menjadi Wakil Kalemdiklat Polri, Kapolda Papua, Kadiv Humas Polri, Kapolda Banten, lahir Maret 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Maret 2023. Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose, kini menjadi Kapolda Bali, pernah menjadi Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT-RI, lahir November 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 2023. Irjen Pol. Firman Santyabudi, kini Kapolda Jambi, pernah menjadi Deputi Pemberantasan PPATK-RI, lahir November 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 2023. Irjen Pol. Napoleon Bonaparte, kini menjadi Kadiv Hubter Polri, lahir November 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 2023. Irjen Pol. Toni Harmanto, kini menjadi Kapolda Sumbar, pernah menjadi Widyaiswara Utama Lemdiklat Polri, Wakil Kapolda Jatim, lahir Oktober 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2023. Irjen Pol. Rikwanto, kini menjadi Kapolda Malut, pernah menjadi Wakil Kapolda Kalteng, lahir April 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah April 2023. Irjen Pol. Nana Sudjana, kini menjadi Kapolda Metro Jaya, pernah menjadi Kapolda NTB, Wakil Kapolda Jabar, Wakil Kapolda Jambi, lahir Maret 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Maret 2023. Irjen Pol. Hendro Sugiatno, kini menjadi As Rena Kapolri, lahir Desember 1964, usia 56 tahun, menjadi purnawirawan setelah Desember 2022. Irjen Pol. Eko Indra Heri, kini menjadi Kapolda Sumsel, pernah menjadi As SDM Kapolri, lahir November 1964, usia 56 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 1922. Irjen Pol. Anang Syarif Hidayat, kini menjadi Kapolda Babel, lahir Agustus 1964, usia 56 tahun, menjadi purnawirawan setelah Agustus 1922.

Selanjutnya untuk masa kini dan masa depan, ada beberapa perwira tinggi pejabat Polri lulusan Akpol tahun 1988 B, yang berpeluang menduduki komposisi dan memasuki formasi kepemimpinan terpenting dan strategis Polri. Dengan urutan penulisan nama berdasarkan kepangkatan dan NRP bulan tahun kelahiran termuda, di antaranya adalah : Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel (sudah ditulis sebelumnya di atas). Komjen Pol. Andap Budhi Revianto, kini menjadi Irjen Kementerian Hukum Dan HAM RI, pernah menjadi Kapolda Kepri, Kapolda Maluk, Kapolda Sultra, lahir Juni 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2024. Komjen Pol. Bambang Sunarwibowo, kini menjadi Sestama BIN-RI, pernah menjadi As Rena Kapolri, Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri, lahir Mei 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Mei 2024. Irjen Pol. Lotharia Latif, kini menjadi Kakor Polairud Baharkam Polri, lahir Juni 1967, usia 53 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2025. Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi, kini menjadi Kapolda Riau, pernah menjadi Deputi Intelijen Siber BIN-RI, lahir Maret 1967, usia 53 tahun, menjadi purnawirawan setelah Maret 2025. Irjen Pol. Purwadi Arianto, kini menjadi Kapolda Lampung, pernah menjadi Wakil Kapolda Metro Jaya, lahir Oktober 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2024. Irjen Pol. Rudolf Albert Rodja, kini bertugas di Mabes Polri, pernah memjadi Kapolda Papua, Kapolda Papua Barat, Wakil Kapolda Papua, Wakil Kapolda Sulteng, lahir Mei 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Mei 2024. Irjen Pol. Anang Revandoko, kini menjadi Dankor Brimob Polri, pernah menjadi Kapolda Kalteng, Wakil Dankor Brimob Polri, lahir Oktober 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2023. Irjen Pol. Priyo Widyanto, kini menjadi Staf Ahli Sosial Budaya Kapolri, pernah menjadi Kapolda Sumsel, Kapolda Kaltim, Kapolda Jambi, lahir Oktober 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2023. Irjen Pol. Rudy Sufahriadi, kini menjadi Kapolda Jabar, pernah menjadi As Ops Kapolri, Dankor Brimob Polri, Kapolda Sulteng, lahir Agustus 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Agustus 2023. Irjen Pol. Yazid Fanani, kini menjadi Ketua STIK/PTIK Lemdiklat Polri, pernah menjadi Kapolda Kalsel, Staf Ahli Kepala BIN-RI Bidang Hukum Dan HAM, Kapolda Jambi, lahir April 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah April 2023. Irjen Pol. Aris Budiman Bulo, kini menjadi Kapolda Kepri, pernah menjadi Ketua STIK/PTIK Lemdiklat Polri, Direktur Penyidikan Kedeputian Penindakan KPK-RI, lahir Januari 1965, usia 55 tahun, menjadi purnawirawan setelah Januari 2023.

Kemudian untuk masa kini dan masa depan, ada sejumlah perwira tinggi pejabat Polri lulusan Akpol tahun 1989, Akpol tahun 1990, Akpol tahun 1991, dan Akpol tahun 1992, yang berpeluang menduduki komposisi dan memasuki formasi kepemimpinan terpenting dan strategis Polri. Di antara lulusan Akpol tahun 1989 dengan urutan penulisan nama berdasarkan kepangkatan dan NRP bulan tahun kelahiran termuda, adalah : Komjen Pol. Agus Andrianto, kini menjadi Kabaharkam Polri, pernah menjadi Kapolda Sumut, Wakil Kapolda Sumut, lahir Februari 1967, usia 53 tahun, menjadi purnawirawan setelah Februari 2025. Irjen Pol. Eko Budi Sampurno, kini menjadi Kapolda Sulbar, lahir Desember 1967, usia 53 tahun, menjadi purnawirawan setelah Desember 2025. Irjen Pol. Ahmad Dofiri (sudah ditulis sebelumnya di atas). Irjen Pol. Risyapudin Nursin, kini menjadi Kakor Binmas Baharkam Polri, lahir November 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 2024. Irjen Pol. Suntana, kini menjadi Wakil Kabaintelkam Polri, pernah menjadi Kapolda Lampung, Deputi Intelijen Siber BIN-RI, Wakil Kapolda Metro Jaya, lahir Juni 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2024. Brigjen Pol. Iriyanto, kini bertugad di Mabes Polri, pernah menjadi Kapolda Sultra, Wakil Dankor Brimob Polri, Wakil Kapolda Kalsel, lahir Juni 1966, usia 54 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2024.

Dari lulusan Akpol tahun 1990, ada sejumlah perwira tinggi pejabat Polri untuk masa kini dan masa depan, yang berpeluang menduduki komposisi dan memasuki formasi kepemimpinan terpenting dan strategis Polri. Dengan urutan penulisan nama berdasarkan kepangkatan dan NRP bulan tahun kelahiran termuda, di antaranya adalah : Irjen Pol. Tomsi Tohir Balaw, kini menjadi Staf Ahli Sosial Politik Kapolri, pernah menjadi Kapolda NTB, Kapolda Banten, lahir Januari 1969, usia 51 tahun, menjadi purnawirawan setelah Januari 2027. Irjen Pol. R.Z. Panca Putra Simanjuntak, kini menjadi Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Lemdiklat Polri, pernah menjadi Direktur Penyidikan Kedeputian Penindakan KPP-RI, lahir Januari 1969, usia 51 tahun, menjadi purnawirawan setelah Januari 2027. Irjen Pol. Karyoto, kini menjadi Deputi Penindakan KPK-RI, pernah menjadi Wakil Kapolda DI Yogyakarta, Wakil Kapolda Sulut, lahir Oktober 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2026. Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, kini menjadi Widyaiswara Kepolisian Utama Tk. I Lemdiklat Polri, pernah menjadi Direktur Tipideksus Bareskrim Polri, lahir Oktober 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah Oktober 2026. Irjen Pol. Herry Rudolf Nahak (sudah ditulis sebelumnya di atas). Irjen Pol. Dedi Prasetyo, kini menjadi Kapolda Kalteng, lahir Juli 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juli 2026. Irjen Pol. Tornagogo Sihombing, kini menjadi Kapolda Papua Barat, lahir November 1967, usia 53 tahun, menjadi purnawirawan setelah November 2025.

Beberapa perwira tinggi pejabat Polri lulusan Akpol tahun 1991, ada yang berpeluang menduduki komposisi dan memasuki formasi kepemimpinan terpenting dan strategis Polri untuk masa kini dan masa depan. Dengan urutan penulisan nama berdasarkan kepangkatan dan NRP bulan tahun kelahiran termuda, di antaranya adalah : Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo, kini menjadi Kabareskrim Polri, pernah menjadi Kadiv Propam Polri, Kapolda Banten, lahir Mei 1969, usia 51 tahun, menjadi purnawirawan setelah Mei 2027. Irjen Pol. M. Iqbal, kini mrnjadi Kapolda NTB, pernah menjadi Kadiv Humas Polri, Wakil Kapolda Jatim, lahir Juli 1970, usia 50 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juli 2028. Irjen Pol. Wahyu Widada (sudah ditulis sebelumnya di atas). Irjen Pol. Martinus Hukom, kini Kepala Densus 88/AT Polri, lahir Januari 1969, usia 51 tahun, menjadi Purnawirawan setelah Januari 2027. Irjen Pol. M. Fadil Imran, kini menjadi Kapolda Jatim, pernah menjadi Staf Ahli Sosial Budaya Kapolri, lahir Agustus 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah Agustus 2026. Irjen Pol. Merdisyam, kini menjadi Kapolda Sultra, lahir Mei 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah Mei 2026. Irjen Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono, kini menjadi Kadiv Humas Mabes Polri, lahir April 1968, usia 52 tahun, menjadi purnawirawan setelah April 2026.

Selanjutnya perwira tinggi pejabat Polri lulusan Akpol tahun 1992, ada yang berpeluang menduduki komposisi dan memasuki formasi kepemimpinan terpenting dan strategis Polri untuk masa kini dan masa depan. Meskipun sementara ini masih dalam jumlah terbatas karena merupakan tahun angkatan Akpol muda, namun di antaranya dengan urutan penulisan nama berdasarkan kepangkatan dan NRP bulan tahun kelahiran termuda, antara lain : Irjen Pol. Nico Afinta, kini menjadi Kapolda Kalsel, pernah menjadi Staf Ahli Sosial Politik Kapolri, lahir April 1971, usia 49 tahun, menjadi purnawirawan setelah April 2029. Irjen Pol. Wahyu Hadiningrat, kini menjadi Wakil Kabareskrim Polri, pernah menjadi Wakil Kapolda Metro Jaya, lahir Juni 1970, usia 50 tahun, menjadi purnawirawan setelah Juni 2028. Irjen Pol. Ignatius Sigit Widiatmono, kini menjadi Kadiv. Propam Polri, lahir Februari 1969, usia 51 tahun, menjadi purnawirawan setelah Februari 2027. Irjen Pol. Suharyono Suharyono, kini menjadi Pejabat Struktural di institusi OJK-RI (sudah ditulis sebelumnya di atas).

Sejumlah jenderal pemimpin dan pejabat Polri di posisi strategis internal dan eksternal institusi Polri, semakin mengkonsolidasikan anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangkara. Konsolidasi menjadi bermakna ketika kepemimpinan dan kinerja yang dibangun dapat berfungsi efektif, bermanfaat baik, dan bernilai positif bagi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara. Kompetensi dan prestasi kepemimpinan satuan apapun dan di manapun, senantiasa bertumpu dan berbasis pada sistem nilai-nilai integritas, kualitas, kredibilitas, kapasitas, profesionalitas, dan loyalitas. Pertumbuhan dan perkembangan sistem nilai ini didasarkan atas kemampuan personal kepemimpinan dan keanggotaan Polri. Juga dilandaskan atas kematangan institusional kelembagaan dan keorganisasian Polri.

Keutuhan dan keterpaduan antara kemampuan kepemimpinan dan keanggotaan dengan kematangan kelembagaan dan keorganisasian menjadi kebutuhan penting dan mendesak. Pengorganisasiannya dan penyelenggaraannya berlangsung secara tertib, disiplin, dan rapi. Kemudian bertumbuh dengan etos dan semangat gotongroyong antar kalangan internal dan eksternal Polri. Konsolidasi dan aksi dari pergerakan anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangkara, dapat berhasil baik dan bermanfaat bagus ketika diselenggarakan dengan etos dan semangat gotongroyong yang meluas dan mendalam.

Strategi umum penempatan dan kebijakan dasar penugasan perwira menengah dan perwira tinggi Polri, harus berefek luas dan berdampak tinggi secara positif. Hal ini bermuara untuk membuahkan proses yang baik dan hasil yang menggembirakan. Kredibilitas proses dan kualitas hasil akan memastikan bahwa kepemimpinan dan kinerja pejabat-pejabat Polri yang dipromosikan menjadi alat ukur penilaian oleh masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Alat ukur parameter dan indikator disediakan dan digunakan untuk menilai secara jernih, obyektif, dan akurat mengenai keberhasilan, kegunaan, dan kemanfaatan institusi Polri dan SDM Polri bagi NKRI khususnya Pembangunan Indonesia Maju.

Pemaknaan anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangkara menjadi relevan. Kemudian menemukan hakekat kegunaan dan kemanfaatan yang sesungguhnya. Pemaknaan ini tumbuh dan terbangun ketika dikaitkan dan diperuntukkan bagi kebajikan masyarakat, keadaban bangsa, kemajuan negara Indonesia. Konstruksi dan substansi Politik (strategi dan kebijakan) Institusi Polri harus menjadi simbol alternatif dan solutif bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini lahir manakala merumuskan strategi umum dan menerapkan kebijakan dasar pola kaderisasi keanggotaan dan format regenerasi kepemimpinan Polri.

Anatomi kepemimpinan Polri dan atmosfir kemajuan Bhayangkara, diletakkan dan dikembangkan atas relasi dan komunikasi dengan seluruh kalangan internal dan eksternal Polri. Relasi dan komunikasi terbangun baik dan terkonsolidasi bagus antara keseluruhan jajaran Polri bersama dengan komunitas TNI dan BIN. Bersama dengan organ kenegaraaan dan pemerintahan. Bersama dengan institusi politik, hukum, dan ekonomi. Bersama dengan elemen kemasyarakatan dan kebangsaan. Bersama dengan komunitas profesional dan kalangan aktifis, dan lain-lain. Relasi dan komunikasi dibangun juga bersama dengan berbagai elemen dan komunitas untuk menumbuhkan dan menyuburkan civil society. Juga untuk menyehatkan dan memastikan demokrasi, stabilitas keamanan dan ketertiban. Dan untuk menguatkan perlindungan dan menggerakkan pelayanan, sekaligus percepatan perekonomian kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Hakekat sesungguhnya anatomi kepemimpinan Polri dan makna sebenarnya atmosfir kemajuan Bhayangkara, pada dasarnya adalah menguati dan memaknai Pembangunan Indonesia Maju. Prinsip dasar dan etik standar yang menjadi dan merupakan Politik Institusional Polri adalah : Politik Konstitusi Negara ; Politik Negara Pancasila ; Politik Negara Hukum, Politik Tri Brata Bhayangkara. Prinsip etik kedinasan dan dasar moral kelembagaan ini pada gilirannya menguati dan memaknai Pembangunan Indonesia Maju dalam wadah NKRI berideologi dan berfalsafah Pancasila berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 bersemboyan, beretos, dan bersemangat Bhinneka Tunggal Ika.

“Salam Indonesia, Salam Pancasila, Salam Bhayangkara”

*Penulis adalah Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia, mantan Komisi Politik & Hukum DPR-RI, pernah menjadi Dosen Tamu Sespimmen & Sespimti Polri.

Berita Terkait

Renungan : Kebaikan Kelihatan, Keburukan Ketahuan ‘ Becik Ketitik Olo Ketoro’ | RadarBangsa Lamongan
Suhu Politik Pilkada Mulai Memanas, Lapor dan Lapor – Solusi atau Senjata Makan Tuan |RadarBangsa
Pelanggaran Masif & Berlanjut
ASN Terlibat Mendukung Paslon Bisa Disanksi
Wujudkan Persatuan Melalui Olahraga Ditengah Perbedaan dalam Pilkada
Jejak Kironggo Seorang Tokoh Adat dan Prajurit Ulung Legendaris Sejarah Bondowoso
Menjelang Pilkada 2024 : Strategi Pemain Lama dan Baru dalam Politik
Menilik Unsur Pidana Ketua KPU yang Dipecat Menurut UU TPKS, ‘Kau yang Berjanji, Kau yang Mengingkari’
Tag :

Berita Terkait

Senin, 7 Oktober 2024 - 08:55 WIB

Renungan : Kebaikan Kelihatan, Keburukan Ketahuan ‘ Becik Ketitik Olo Ketoro’ | RadarBangsa Lamongan

Minggu, 6 Oktober 2024 - 08:05 WIB

Suhu Politik Pilkada Mulai Memanas, Lapor dan Lapor – Solusi atau Senjata Makan Tuan |RadarBangsa

Minggu, 22 September 2024 - 22:22 WIB

Pelanggaran Masif & Berlanjut

Jumat, 20 September 2024 - 07:32 WIB

ASN Terlibat Mendukung Paslon Bisa Disanksi

Rabu, 18 September 2024 - 07:21 WIB

Wujudkan Persatuan Melalui Olahraga Ditengah Perbedaan dalam Pilkada

Berita Terbaru

Politik - Pemerintahan

Pemkab dan DPRD Lamongan Setujui APBD 2025 dengan Pendapatan Rp 3,26 Triliun

Senin, 25 Nov 2024 - 22:12 WIB

Peristiwa

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Senin, 25 Nov 2024 - 21:47 WIB