SEMARANG, RadarBangsa.co.id – Puluhan Pedagang yang berjualan dipinggir jalan Pelabuhan Ratu, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang Jawa Tengah meminta keadilan karena akses untuk jalan keluar masuk dipagar oleh pihak pengelola MAJT.
Para Pedagang yang terdiri dari pedagang gerabah, bambu, warung makan, peti, angkringan, hanya bisa pasrah karena sudah tidak bisa lagi berjualan.
Menurut keterangan Muhammad Alwan yang diberi kuasa oleh warga sekitar,tempat yg dibuat untuk berjualan tersebut adalah milik pribadi,karena sertifikat sudah Hak Milik.
Warag yang kena dampak pemagaran [OKI]
Beliau merasa kasihan melihat jeritan para pedagang yg hanya meminta kepada Pengelola MAJT, untuk memberikan akses keluar masuk,sehingga pedagang tetap bisa beraktifitas seperti semula.
Alwan juga menerangkan, bahwa Masjid Agung adalah milik umum, dirinya juga berharap supaya pihak Masjid Agung Jawa Tengah membuka pagar, guna kepentingan pemilik tanah SHM dan yang terpenting para pedagang bisa kembali berjualan untuk sekedar bertahan hidup.
Alwan menegaskan bahwa “Jalan ini milik umum, dulu sebelum berdiri Masjid Agung Jawa Tengah, jalan ini yang membuat pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan membeli sebagian tanah dari warga sekitar untuk akses jalan.
Ketika di wawancara awak media Radar Bangsa Jateng-DIY, beberapa pedagang hanya berharap supaya pihak pengelola Masjid Agung memperhatikan bahasa kehidupan para pedagang, kami ini wong cilik (saya ini orang kecil) yang butuh berjualan untuk menghidupi keluarga kami, apalagi ditengah situasi saat ini apa-apa serba susah, “wong (orang) jualan saja masih susah, apalagi saat ini nggak bisa jualan, ungkap ibu Jumiyem salah satu penjual nasi”
Sementara saat dikonfirmasi ke pihak MAJT, kasus tersebut sudah dilimpahkan ke pengadilan. KH Muhyidin, selaku sekretaris MAJT mempersilahkan yang merasa keberatan dengan pemagaran tersebut, untuk melakukan gugatan ke Pengadilan.
Jika pihak MAJT tidak ada tanggapan, melalui paguyuban, akan melanjutkan kasus tersebut ke jalur hukum. Kasus Pemagaran tersebut saat ini sudah dilaporkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
(Oki/Agus P)