Pengelola MAJT Semarang, Tidak Memperhatikan Bahasa Kehidupan para Pedagang

- Redaksi

Minggu, 6 Desember 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bu Suratno penjual bambu yang kena dampak pemagaran [OKI]

Bu Suratno penjual bambu yang kena dampak pemagaran [OKI]

SEMARANG, RadarBangsa.co.id – Puluhan Pedagang yang berjualan dipinggir jalan Pelabuhan Ratu, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang Jawa Tengah meminta keadilan karena akses untuk jalan keluar masuk dipagar oleh pihak pengelola MAJT.

Para Pedagang yang terdiri dari pedagang gerabah, bambu, warung makan, peti, angkringan, hanya bisa pasrah karena sudah tidak bisa lagi berjualan.

Menurut keterangan Muhammad Alwan yang diberi kuasa oleh warga sekitar,tempat yg dibuat untuk berjualan tersebut adalah milik pribadi,karena sertifikat sudah Hak Milik.

Baca Juga  Woww! Siswa TKIT Nurul Hidayah Sampang, Salurkan Hasil Celengan Kepada Sesama

Warag yang kena dampak pemagaran [OKI]
Beliau merasa kasihan melihat jeritan para pedagang yg hanya meminta kepada Pengelola MAJT, untuk memberikan akses keluar masuk,sehingga pedagang tetap bisa beraktifitas seperti semula.

Alwan juga menerangkan, bahwa Masjid Agung adalah milik umum, dirinya juga berharap supaya pihak Masjid Agung Jawa Tengah membuka pagar, guna kepentingan pemilik tanah SHM dan yang terpenting para pedagang bisa kembali berjualan untuk sekedar bertahan hidup.

Alwan menegaskan bahwa “Jalan ini milik umum, dulu sebelum berdiri Masjid Agung Jawa Tengah, jalan ini yang membuat pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan membeli sebagian tanah dari warga sekitar untuk akses jalan.

Baca Juga  BreakingNews; Penutupan Jalur Jalan Raya Jungkarang Sampang

Ketika di wawancara awak media Radar Bangsa Jateng-DIY, beberapa pedagang hanya berharap supaya pihak pengelola Masjid Agung memperhatikan bahasa kehidupan para pedagang, kami ini wong cilik (saya ini orang kecil) yang butuh berjualan untuk menghidupi keluarga kami, apalagi ditengah situasi saat ini apa-apa serba susah, “wong (orang) jualan saja masih susah, apalagi saat ini nggak bisa jualan, ungkap ibu Jumiyem salah satu penjual nasi”

Baca Juga  Semarakan Dirgahayu RI Ke-77, Keluarga Besar RW 15 Muktiharjo Indah Mengadakan Jalan Sehat

Sementara saat dikonfirmasi ke pihak MAJT, kasus tersebut sudah dilimpahkan ke pengadilan. KH Muhyidin, selaku sekretaris MAJT mempersilahkan yang merasa keberatan dengan pemagaran tersebut, untuk melakukan gugatan ke Pengadilan.

Jika pihak MAJT tidak ada tanggapan, melalui paguyuban, akan melanjutkan kasus tersebut ke jalur hukum. Kasus Pemagaran tersebut saat ini sudah dilaporkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

(Oki/Agus P)

Berita Terkait

Di Perintah Kyai, Mas Deny Selamatkan Demokrasi Kediri
Mas Deny Sambang Dusun Plosok Kabupaten
Griliya di Kampung, Mas Deny Jaring Aspirasi Petani
Laporan Kecurangan Pilkada Kediri, Akhirnya Mental Lagi
Viral! Guru SMP 1 Kembangbahu Lamongan Aniaya Siswa di Kelas
KPU Lamongan Resmi Tetapkan Nomor Urut Paslon Bupati dan Wakil Bupati 2024
Plt Bupati Sidoarjo Subandi Tekankan Komitmen Pengembangan Olahraga Rekreasi
Ribuan Massa Padati Gelora Delta Sidoarjo dalam Acara Istighotsah dan Deklarasi Pasangan Cabup-Cawabup Mas Iin-Edy Widodo
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 1 Oktober 2024 - 18:51 WIB

Di Perintah Kyai, Mas Deny Selamatkan Demokrasi Kediri

Senin, 30 September 2024 - 23:43 WIB

Mas Deny Sambang Dusun Plosok Kabupaten

Jumat, 27 September 2024 - 21:36 WIB

Griliya di Kampung, Mas Deny Jaring Aspirasi Petani

Jumat, 27 September 2024 - 20:25 WIB

Laporan Kecurangan Pilkada Kediri, Akhirnya Mental Lagi

Selasa, 24 September 2024 - 17:07 WIB

Viral! Guru SMP 1 Kembangbahu Lamongan Aniaya Siswa di Kelas

Berita Terbaru

Kepala BRI Unit Pucuk, Mochamad Afnan Zainuri, saat menyerahkan bantuan program Klasterkuhidupku

Ekonomi

BRI Dorong UMKM Lamongan Maju Lewat Klasterkuhidupku

Sabtu, 5 Okt 2024 - 10:51 WIB