BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali masuk dalam jajaran daerah yang berhak mengikuti tahap validasi lapangan pada ajang Innovative Government Awards (IGA) 2025. Tahun ini, Banyuwangi mengajukan 221 inovasi lintas sektor yang mencakup tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, hingga penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
IGA merupakan program penilaian tahunan Kementerian Dalam Negeri untuk mengukur konsistensi pemerintah daerah dalam menghadirkan kebijakan kreatif dan berdampak. Validasi lapangan menjadi tahapan penting karena tim penilai harus memastikan bahwa setiap inovasi tidak hanya tercatat di atas kertas, tetapi benar-benar dijalankan dan memberikan manfaat nyata bagi warga.
Selama dua hari, Kamis–Jumat (13–14/11/2025), tim penilai dari Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) dan unsur media nasional meninjau langsung sejumlah lokasi inovasi. Tim terdiri dari Aldo Harjunanto dan praktisi media Titin Rosmasari yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur CNN. Keduanya disambut langsung Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, didampingi Wakil Bupati Mujiono serta jajaran pimpinan organisasi perangkat daerah.
Titin menyampaikan bahwa kehadiran tim penilai bertujuan memverifikasi dampak inovasi yang diajukan Banyuwangi. “Kami ingin memastikan bahwa program-program yang dipaparkan berjalan secara konsisten dan memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujar Titin saat berdialog dengan jajaran pemkab. Ia menambahkan, kunjungan lapangan penting untuk melihat keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam pelaksanaan inovasi.
Salah satu lokasi yang dikunjungi tim adalah pelaku UMKM dan warga yang menerima manfaat Gerakan Hari Belanja ke Pasar Tradisional, UMKM, dan Warung Rakyat. Program yang lahir pada 2021 tersebut menggerakkan ASN dan pegawai mitra pemerintah untuk membeli berbagai kebutuhan di pasar rakyat pada tanggal-tanggal tertentu seperti 10/10 atau 11/11.
Bupati Ipuk menjelaskan bahwa gerakan ini dirancang tidak sekadar meningkatkan transaksi di sektor informal, tetapi juga memfasilitasi bantuan sosial.
“Barang belanja ASN kemudian kami salurkan kepada warga yang membutuhkan, mulai dari keluarga miskin hingga balita stunting. Dengan begitu, ekonomi lokal bergerak dan solidaritas sosial ikut menguat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sebagian hasil belanja bahkan dimanfaatkan untuk menyediakan helm dan jaket bagi pengemudi ojek daring di Banyuwangi.
Penilaian juga dilakukan pada sektor perpajakan daerah. Tim mengunjungi sejumlah hotel dan restoran untuk meninjau implementasi e-PAD, platform daring yang memudahkan wajib pajak sekaligus membuka ruang pengawasan publik. Kepala Badan Pendapatan Daerah, Samsudin, menjelaskan bahwa inovasi ini ditopang sistem lain, seperti Sijakawangi yang mendorong transparansi dan efisiensi, serta Sipundiwangi sebagai mekanisme apresiasi bagi wajib pajak. “Melalui Sipundiwangi, masyarakat berpeluang mendapatkan hadiah, mulai dari motor hingga paket umrah. Tujuannya meningkatkan kepatuhan sekaligus partisipasi,” ungkapnya.
Setelah mengamati seluruh rangkaian program, tim penilai menyampaikan bahwa Banyuwangi menunjukkan konsistensi dalam membangun ekosistem inovasi. “Semua pihak terlihat bergerak bersama sehingga manfaat inovasinya dapat dirasakan luas,” kata Titin.
Sebagai catatan, Banyuwangi telah tujuh tahun berturut-turut meraih predikat Kabupaten Terinovatif sejak 2018 pada ajang IGA Kemendagri. Rekam jejak tersebut menjadi modal penting bagi Banyuwangi untuk terus memperkuat inovasi berbasis kebutuhan masyarakat.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










