Oleh : Antya Frihanira Z.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berkembang di dunia. Salah satu permasalahan yang muncul di negara berkembang ini adalah tingkat pengangguran yang sangat tinggi.
Kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia ini memberi dampak banyaknya orang yang menganggur atau tidak bekerja. Tetapi pengangguran ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya lapangan pekerjaan saja, melainkan kurangnya keterampilan dan ilmu pengetahuan seseorang.
Seperti di kota Batam contohnya, Batam merupakan kota industri yang ada di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat jumlah pengangguran tahun 2019 di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau ada sekitar 54.018 orang.
Padahal kota Batam sendiri merupakan kota industri yang memiliki banyak pabrik-pabrik tetapi masih ada juga pengangguran di kota ini. Dari jumlah pengangguran tersebut, terjadi peningkatan sebesar 8,93 persen atau sebanyak 6.654 orang dibanding jumlah pengangguran 2017 lalu.
Ini disebabkan oleh dua hal, pertama, investasi yang masuk tidak menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup. Kedua, data investasi yang ada perlu dipertanyakan tingkat keakurasinya.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS, sejumlah provinsi mencatatkan persentase tingkat pengangguran terbuka dari angkatan kerjanya yang lebih tinggi dari persentase nasional sebesar 5,34 persen, yakni Banten, Jawa Barat, Maluku dan Kepulauan Riau berada di posisi ke empat. BPS mencatat, tingkat pengangguran terbuka di provinsi Kepri mencapai 7,12 persen.
Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran ini pemerintah perlu menyelamatkan industri-industri padat karya.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa persaingan kerja dikota Batam sangatlah ketat dan selalu mengalami peningkatan. Karena minimnya lapangan kerja yang ada jadi tingkat pencarian kerja yang ada tidak pernah mengalami penurunan.
Sedangkan, tingkat lapangan pekerjaan tidak mencukupi, sehingga terjadilah banyak pengangguran yang ada di kota Batam.
Penulis adalah Mahasiswa Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)