SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Persaingan bakal calon bupati Sumenep mulai gencar. Dua sosok anak muda yaitu Donny M. Siradj dan Achmad Fauzi mulai dibicarakan masyarakat.
Sekarang adalah era Milenial, kata masyarakat Madura. Saatnya anak-anak muda tampil. Fresh, energik, cerdas, berintegritas dan masih punya idealisme. Terutama Donny M Siradj, pendatang baru yang belum terkontaminasi oleh kotornya birokrasi dan politik.
Rakyat, termasuk penduduk Madura tahu betapa demokrasi di Indonesia ini sedang sakit dan rusak. Pemilu selama ini tak lagi berbasis pada nilai-nilai pancasila, agama dan peradaban masyarakat Indonesia. Sebaliknya, pemilu semakin padat modal dan selalu melibatkan serta dikendalikan oleh para bohir yang berbisnis melalui jalur politik. Sebab, pemilu sudah dianggap sebagai ternak kekayaan paling cepat. Akibatnya, banyak kepala daerah yang terpaksa harus berurusan dengan KPK. Salah satu faktor utamanya adalah karena pemilu dijadikan obyek untuk me-bunga-kan atau melipatgandakan modal.
Anda bisa bayangkan, untuk menjadi bupati Sumenep, modal yang selama ini disiapkan minimal 20-30 miliar. Sangat besar sekali untuk ukuran kekayaan orang Sumenep.
Menyadari hal ini, calon bupati dengan usia muda seperti Donny M. Siradj dan Achmad Fauzi diharapkan tetap memiliki idealisme dan integritas. Sehingga kedepan mereka tak akan memalukan Sumenep gara-gara berurusan hukum dengan KPK. Ini akan jadi aib bagi Sumenep sebagai kota santri dan masyarakatnya dikenal sangat religius.
Faktor muda, selain punya idealisme, juga fresh, energik dan inspiratif. Anak muda lebih tahu masa depan dari pada mereka yang tetap berambisi di usia pensiun. Apalagi jika melihat Sumenep adalah daerah yang potensial untuk berkembang terutama dukungan transportasi udara. Adanya bandara memberi peluang bagi Sumenep untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih maju lagi dari sekarang. Mulai dari sektor pertanian, kelautan, hingga pariwisata.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi, tak menutup kemungkinan akan membuka peluang bandara Sumenep menjadi transportasi trans nasional. Dengan catatan, bupati yang dipilih nantinya mampu mengelola dengan baik sumber daya alam Sumenep yang melimpah, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata, pertanian dan sektor kelautan. Dan ini butuh pemimpin muda yang memahami soal ini dan berani ambil terobosan-terobosan baru.
Kekayaan alam Sumenep terutama gas yang ada di 114 titik perlu dioptimalisasi pemanfaatannya untuk kesejahteraan ekonomi bagi warga Sumenep. Begitu juga potensi pertanian yaitu tembak garam dan hasil lautnya yang berlimpah.
Orang-orang seperti Donny M. Siradj yang puluhan tahun berpengalaman bekerja di berbagai perusahaan multi-nasional di ibu kota dan luasnya wawasan globalnya punya potensi untuk bisa membawa Sumenep jauh lebih maju. Selain Achmad Fauzi yang lima tahun terakhir ini berkiprah sebagai wakil bupati Sumenep. Cukup jadi modal untuk membuat terobosan-terobosan baru dalam bentuk program yang jauh lebih berani dan maju.
Persaingan kedua tokoh muda ini menarik mengingat Donny M. Siradj secara teoritis punya data lengkap tentang keadaan riil masyarakat Sumenep, paham akan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Donny telah mendalami data ini dari hasil survei yang ia lakukan beberapa tahun lalu. Terlebih ia adalah Master jurusan kebijakan publik, yang memang cocok untuk menjadi kepala daerah. Mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat Sumenep.
Dilihat dari pendidikan S2 terakhir-nya jurusan kebijakan publik dan hasil survei serius dan mendalam tentang masyarakat Sumenep dengan semua SDM dan SDA-nya nampak bahwa Donny sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk berniat dan terlibat langsung membangun Sumenep.
Selain Donny, Achmad Fauzi pun juga telah mempersiapkan diri. Diawali kiprahnya menjadi wakil bupati, saat ini ia juga akan maju mencalonkan diri jadi bupati. Bagaimana track record Achmad Fauzi selama menjadi wakil bupati tentu akan menjadi catatan dan penilaian yang akan menentukan bagi masyarakat untuk memilih atau tidak kepada Achmad Fauzi ini. Kalau track recordnya bagus, Achmad Fauzi akan sangat berpeluang. Sebaliknya, jika track recordnya mengecewakan, tentu masyarakat punya penilaiannya sendiri.
Siapa nanti yang akan mengabdi kepada masyarakat Sumenep sebagai pemimpin dan bupati mereka? Masyarakat Sumenep tetap berharap untuk bisa memilih pemimpin terbaik diantara para calon tersebut. Bukan pemimpin yang hanya mengandalkan kekuatan modal.
Oleh : K. Imam Haromain