SURABAYA, RadarBangsa.co.id – DPP PDI Perjuangan sampai hari ini belum memutuskan untuk memberikan surat rekomendasi pada jagoannya di Pilkada Surabaya 2020. Hal ini menjadi pertimbangan berat PDIP karena lawan yang sudah mentereng Machfud Arifin (MA) dengan diusung 8 Parpol.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Jaringan Pemuda Surabaya (Japas), MH. Sholeh mengatakan, langkah PDIP saat ini harus memilih jagoannya sangat tepat untuk memungkinkan menang telak di Pilkada Surabaya 2020.
“Dilema apa saja yang terjadi di internal PDIP, tentu segala kapabilitas dan integritas dari kader/non kader disaring bersama agar memastikan Pilkada Surabaya milik ‘Partai berwarna merah’ ini lagi. Untuk itu kami mengusulkan PDIP menggandeng birokrat.
Kenapa birokrat, saat itu PDIP punya kader terbaik Bambang DH yang menggandeng Tri Rismaharini, yang sebelumnya Risma itu bukan siapa-siapa. Namun dengan kerja etos di Pemkot Surabaya, PDIP melirik Risma dan menggandengnya di pemilihan,” ungkapnya saat ditemui di Excelso, Jl. Sulawesi, Surabaya. Sabtu, (22/8/2020).
Terlebih, PDIP tentu mengunci kemenangan dengan strategi pemenangan para kader, konstituen serta simpatisan yang siap solid dan mendukung penuh keputusan dari DPP. Hal itu perlu merajut ke background birokrat yang sangat senior dan pengalaman di Kota Pahlawan ini.
Birokrat ternama itu ada mantan Kadisnaker Surabaya, Dwi Purnomo yang saat itu pernah dicopot Risma tanpa sebab, meski kinerjanya sangat gemilang selama 9 tahun. Dwi Purnomo (Pak D, sapaan akrabnya) memiliki jaringan kuat di sektor para pekerja dan buruh di kota Surabaya.
“Tentu dengan daya pengalaman dan relasi Pak D sampai tingkat bawah akan mampu mendulang suara banyak untuk pemenangan PDIP terhadap Pilkada Serentak yang bakal digelar pada 9 Desember 2020 itu di Surabaya,” tambahnya.
Maka dari itu, JAPAS mendukung 100% penuh Pak D digaet PDIP untuk mengunci kemenangan Pilwali Surabaya. Saatnya pemuda Surabaya menyampaikan aspirasi kepada DPP PDIP.
Sebab dukungan terus mengalir dari kalangan pemuda yang terhimpun di JAPAS. Karena diketahui kabar terakhirnya pemutusan surat rekomendasi akan jatuh pada tanggal (24/8).
“Hal ini menjadi langkah yang kongkrit, tepat dan terakhir PDIP menyelamatkan perjuangan para kader dan simpatisan selama ini untuk mempertahankan pucuk kepemimpinan kota Surabaya sejak tahun 2000 hingga 5 tahun ke depan dan seterusnya,” tegas MH. Sholeh.
(Ari)