SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menyerahkan bonus senilai total Rp160 miliar kepada atlet dan pelatih asal Jawa Timur yang berhasil meraih prestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut. Penyerahan dilakukan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Rabu (11/12).
Bonus ini, menurut Pj. Gubernur Adhy, merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas dedikasi dan perjuangan para atlet dan pelatih yang telah mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.
“Sebagai wujud apresiasi, Pemprov Jatim memberikan bonus dan penghargaan ini sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan yang telah diberikan untuk Jawa Timur,” ujarnya.
Adhy menegaskan bahwa bonus yang diberikan sudah bersih dari potongan pajak. Pemprov Jatim telah menanggung kewajiban pajak penghasilan tersebut, sehingga atlet dan pelatih menerima bonus secara utuh.
“Kami memastikan bonus kali ini tidak akan dipotong lagi untuk pajak. Itu yang paling penting, kami menanggung kewajiban pajaknya,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Adhy menyebut para atlet dan pelatih sebagai pahlawan olahraga. Mereka berhasil membawa Jawa Timur menduduki peringkat ketiga dengan perolehan total 425 medali, terdiri atas 146 medali emas, 136 perak, dan 143 perunggu.
“Bonus ini memang tidak sebanding dengan perjuangan dan pengorbanan Anda semua, tetapi kami berharap ke depan nilainya bisa lebih besar. Anda adalah pahlawan olahraga yang telah menunjukkan bahwa dengan semangat tak kenal lelah, segala sesuatu bisa dicapai,” ungkapnya.
Adhy juga berharap capaian ini menjadi motivasi dan tolok ukur untuk prestasi selanjutnya.
Pj. Gubernur mengungkapkan, Pemprov Jatim telah melibatkan perangkat daerah (PD) dan BUMD sebagai bapak asuh untuk setiap cabang olahraga. Ia menilai langkah ini memberikan dampak positif bagi pembinaan atlet.
“Keberadaan pemerintah terasa bagi para atlet, tidak hanya saat PON berlangsung, tetapi jauh sebelum itu, sejak masa latihan,” kata Adhy.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya pemberdayaan atlet setelah masa keemasan mereka. Menurutnya, pelatihan keterampilan tambahan seperti program “atletpreneur” harus diperkenalkan agar para atlet tetap produktif setelah tidak lagi aktif berkompetisi.
“Karier atlet tidak berlangsung lama. Mereka perlu diberi pelatihan untuk pemberdayaan, agar tetap dapat berkarya meskipun tidak menjadi pelatih,” jelasnya.
Adhy juga memberikan apresiasi kepada pelatih, staf, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanan para atlet. Ia berharap prestasi ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berprestasi melalui olahraga.
“Mari kita bersama mendukung perkembangan olahraga tanah air dan memberikan ruang bagi talenta muda untuk berkembang dan meraih prestasi lebih tinggi,” tutupnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin