SURABAYA, RadarBangsa.co.id – PDAM Surya Sembada Kota Surabaya menggelar PDAM Mendengar. Agenda kali ini diselenggarakan untuk mendengar bersama dengan komunitas Surabaya O Surabaya (SOS). Dengan tujuan bersama-sama memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat kota Surabaya.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Mujiaman mengatakan, agenda diskusi kalo ini menegaskan maksud PDAM Surabaya mendapat banyak masukan dari anggota SOS yang bermacam latar belakang, ada dari anggota DPRD, Calon Walikota Surabaya, dan banyak lagi yang lainnya.
“Saya berharap orang Surabaya itu menuntut PDAM bisa menyediakan air siap minum. Saya senang kalau dituntut itu, tentu dengan dibantu jalan keluarnya, itu yang saya harapkan,” ujar Mujiaman saat diwawancarai awak media di sela-sela kegiatan. Senin, (13/1/2020).
Lebih lanjut, infrastruktur PDAM cuma ada dua, yaitu satu adalah IPAM (Instalasi Pengolahan Air Minum), dan yang kedua, distribusi itu dibereskan ya beres semuanya.
“Kita yang terpenting mengatasi kebutuhan air di masyarakat itu aja dulu, supaya masyarakat dapat air. Berikutnya kalau mau efisien tentu harus kita lakukan perbaikan lebih mendasar,” lugasnya.
Kebocoran air belum ada perbaikan yang signifikan, karena memang masalah utamanya belum disentuh.
Peremajaan PDAM itu butuh biaya. Dari mana kita mendapatkan biaya? “Saya bisanya menyampaikan alternatif-alternatif mana yang disetujui oleh pemilik (Walikota -red), dan wakil rakyat, itulah yang akan kita jalankan. Tapi kita harapkan masyarakat Surabaya ini tahu apa kekurangannya? Kenapa belum bisa?” tambahnya.
Sementara itu, salah satu audiens PDAM Mendengar, Sutjipto Joe Angga (SJA) menyatakan, dirinya sebagai Bacawali yang paling serius akan keadaan PDAM, itu terbukti dua bulan yang lalu, ia dengan tim 10 orang sudah sampai di PDAM untuk menyaksikan pemaparan yang disampaikan Dirut PDAM Mujiaman.
“Dan selesai pemaparan, dengan pengalaman saya sebagai pengusaha, juga eksekutif perusahaan-perusahaan besar sekian puluh tahun yang lalu, saya langsung bisa menangkap bahwa, ada sesuatu yangg mengganjal di PDAM ini,” ungkap Dewan Penasehat Pimpinan Pusat Barisan Pembaharuan (PP BP) tersebut.
Dikatakan lebih lanjut, Angga, sapaan akrabnya, ada sesuatu yang sangat baik, tetapi ada sesuatu yang sangat buruk. Yang sangat baik yakni, Dirut PDAM dengan kemampuannya mengolah PDAM, manajemen, perencanaannya, dan sebagainya. Dan yang sangat buruk, yaitu itu seperti ada kepentingan-kepentingan lain yang menggandoli supaya PDAM ini tidak bisa beres tuntas.
“Menyelesaikan masalah untuk kemajuan PDAM Surya Sembada Surabaya ini hanya butuh political will Walikota Surabaya,” ucapnya.
“Sehingga perbaikan PDAM ini tidak bisa dilaksanakan. Hampir tidak bisa dipercayai secara rasional, seorang Walikota seperti Risma yang sudah mendapat pencitraan yang luar biasa gitu, tidak punya Political Will untuk menyelesaikan masalah PDAM,” terang Banteng Lawas tersebut.
Kepentingan-kepentingan siapa yang menggandoli. Pekerjaannya pak Mujiaman hingga tidak tuntas.
“Mujiaman ini orangnya baik, pekerjaannya baik, sangat baik bahkan pemaparan, masalahnya sudah sangat jelas sekali. Kenapa tidak bisa di eksekusi ? Sangat sulit dipercaya seorang Risma tidak punya political will untuk menyelesaikan,” ungkap Angga.
“Kalau saya Walikota, itu akan selesai 2×24 jam atau 5 hari kerja, setelah melihat pemaparan yang semacam ini. Dengan itu tidak usah Mujiaman di PDAM, cukup muridnya penerusnya Mujiaman, karena itu sudah clear, sudah jelas. Jadi butuh pelaksana saja, eksekutor aja,” lugasnya.
Menurut Angga, Mujiaman bisa ditarik di bidang lain, misalnya, beresin PD Pasar, atau kita buat BUMD Holding, Mujiaman jadi Dirutnya BUMD Holding, memposisikan Mujiaman itu pada posisi lebih penting. Karena sudah terbukti 2 tahun bisa bagus di PDAM
Masih banyak yang perlu dikerjakan. Mujiaman itu komunikasinya berbobot, manajemennya berbobot, identifikasinya masalah semua berbobot, tidak perlu lama-lama.
“Ayo kita buat tim semacam dewan kota bayangan, kita mulai bergerak sama-sama, kita dukung Mujiaman, kita dukung Risma untuk tanda tangan,” tutup SJ Angga. (Ari)