PACITAN,RadarBangsa.co.id – Terlanjur dibaiat tanpa diduga Gagarin pindah Haluan mendampingi keponakan SBY sebagai wakil bupati, seiring turunnya rekomendasi DPP Partai Demokrat (27/08/2020) lalu. Sontak membuat geger kalangan ulama dan santri.
Dalam klarifikasinya Gagarin sempat menyatakan bahwa hanya melaksanakan amanah partainya.
Saya mau obati hasil halaqah siapa saja hasil halaqah bisa menerima asalkan partai saya dalam satu sikap terkait koalisinya (dengan PKB_red). Tetapi apa boleh buat partai saya berbeda sikap. Dengan terpaksa dan mohon maaf, tujuan kita ingin memajukan, memakmurkan dan mensejahterakan Pacitan, hanya saja beda cara dan beda jalan. Saya harap masyarakat bisa berlapang dada dan memahami dengan baik. Karena ini memang garis Tuhan tentang keberadaan kita saat ini. “kata Gagarin, Kamis (10/9/2020).
Gagarin mengaku sudah telpon pada pak Profesor Zaki, meminta tolong dibackup untuk komunikasi dengan keluarga besar Nahdlatul Ulama Jawa Timur khususnya Pacitan, bahwa yang dilakukannya bukan Tindakan pelecehan.
Tragisnya calon pemimpin daerah diputuskan lewat halaqoh alim ulama, ini sudah tersebar di kancah nasional dan Halaqoh tersebut dipimpin oleh KH. Lukman Haris Dimyati sebagai Khatib Syuriah PWNU, terlanjur dikuatkan dengan pembaitan Calon Bupati Pacitan mewakili NU dan PKB.
Yusuf Arifa’i selaku santri NU mengatakan kalau dalam halaqoh saat itu diputuskan bahwa Gagarin akan maju sebagai Calon Bupati yang didukung oleh PKB dan NU ini terjadi hanya untuk Pacitan.
“Gagarin datang bersama PKB dan dibaiat oleh ulama NU dan PKB kan…? Jika itu wilayah politik tentu bukan kapasitas saya, namun dia minta restu sebagai Bupati bersama PKB di hadapan Ulama NU Pacitan dan dibaiat di Jatim. Setelah dibaiat malah ngeles bahkan hanya menjadi wakil bupati, lantas kyai jangan dijadikan legitimasi untuk memuluskan syawat politiknya dong.”Terang Yusuf Arifa’i, kamis,(10/9/2020)malam.
Apapun alasan yang dilontarkan Gagarin juga sudah melanggar Baiat yang dilakukan oleh PWNU Jawa Timur dihadapan para Alim Ulama dan Kyai Sepuh,untuk menjadi Bupati yang didukung NU dan PKB.
Terkait Klarifikasi Gagarin beberapa waktu lalu yang menyampaikan pesan Pak Zaki selaku sekretaris PWNU Jatim bahwa baiat tersebut merupakan baiat loyalitas pada NU. Sedangkan kader NU ada di mana-mana tetapi harapannya jangan ke mana-mana. Arifa’i menilai kebaikan Petinggi NU Jatim justru dimanipulasi secara politis oleh Gagarin.
“Ya kalau dia kader, toh Gagarin bukan kader NU seperti ungkapannya seolah olah dia ini kader. Sudah bukan rahasia lagi Ketika keridhoan Ulama dijadikan senjata untuk menaikkan popularitas politik seseorang.” Pungkasnya Arifa’i prihatin
(Yuan)