KOTA MALANG, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono secara resmi membuka gelaran Konsultasi Regional (Konreg) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabalnusra) tahun 2024 di Ballroom Hotel Harris, Kota Malang. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai instansi pemerintah, termasuk Bappeda, Dinas Komunikasi dan Informasi, perwakilan Bank Indonesia, serta Badan Pusat Statistik (BPS) dari seluruh wilayah Jabalnusra.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Adhy menyampaikan harapannya agar Konreg PDRB ini dapat menyamakan persepsi antar wilayah se-Jabalnusra. Ia menekankan pentingnya koordinasi dalam menyusun PDRB yang akurat dan sesuai dengan kondisi masing-masing provinsi.
“Harapannya, PDRB yang kita susun bisa riil sesuai dengan kondisi tiap provinsi. Ini penting karena PDRB menjadi ukuran keberhasilan pertumbuhan ekonomi kita dan kemajuan negara,” ujar Adhy.
Ia juga menekankan perlunya koordinasi yang lebih kuat antara Bank Indonesia, BPS, serta Bappeda di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Dengan demikian, setiap persoalan yang muncul dapat dianalisis dan ditangani dengan cepat.
“Kita berusaha menemukan persoalan-persoalan terkait ekonomi untuk kemudian dianalisis dan dihitung. Koordinasi ini penting untuk mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi setiap wilayah,” tambahnya.
Adhy Karyono menjelaskan bahwa sektor perdagangan, pertanian, dan pariwisata menjadi fokus utama dalam Konreg PDRB ini. Ia juga menyoroti kinerja ekonomi Jawa Timur yang tumbuh impresif pada Triwulan II 2024 dengan angka 4,98 persen (y-on-y), menjadikannya pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Jawa.
Terkait inflasi, Pj. Gubernur Adhy menyatakan bahwa inflasi di Jawa Timur selama periode Januari hingga September 2024 tetap terkendali sesuai dengan target nasional, yakni sebesar 1,73 persen per September 2024. “Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur inklusif dan stabil,” ungkapnya.
Pada sektor perdagangan, Adhy menyampaikan bahwa realisasi investasi di Jawa Timur selama Semester I 2024 mencapai 8,6 persen dari total nasional, menjadikan Jatim sebagai penyumbang terbesar ketiga setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
“Jawa Timur terus berperan besar dalam investasi nasional. Kontribusi ini menunjukkan potensi besar yang masih bisa kita kembangkan,” katanya.
Dalam bidang pertanian, Jawa Timur tetap mempertahankan posisinya sebagai Lumbung Pangan Nasional. Adhy menyebutkan bahwa produksi padi, jagung, daging sapi, telur, dan susu di Jawa Timur terus menjadi yang tertinggi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, sektor pariwisata di Jawa Timur juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Adhy melaporkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur mencapai 222.078 kunjungan pada periode Januari hingga Agustus 2024, meningkat 77,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
“Dengan capaian ini, kita harus terus mencari terobosan untuk memperkuat sektor-sektor tersebut guna mendorong ekonomi Jawa Timur lebih baik lagi,” tuturnya.
Meski pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur menunjukkan tren positif, Adhy Karyono mengingatkan bahwa perlu kewaspadaan terhadap beberapa perkembangan terakhir, terutama terkait isu deflasi dan daya beli masyarakat yang melemah.
“Walaupun PDRB kita sudah bagus dan pertumbuhan ekonomi juga baik, kita harus tetap waspada dengan fluktuasi ekonomi, khususnya melemahnya daya beli masyarakat,” jelas Adhy.
Namun, Adhy tetap optimis bahwa Jawa Timur akan terus bergerak cepat dan sektor riilnya dapat berkembang dengan baik. “Insya Allah di akhir Triwulan IV 2024, kita berharap ekonomi Jawa Timur terus naik,” tambahnya optimis.
Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS RI, Moh. Edy Mahmud, dalam sambutannya menekankan pentingnya transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2044. Salah satu strategi utama yang diusulkan adalah hilirisasi sumber daya alam serta penguatan riset dan inovasi tenaga kerja.
“2025-2029 adalah masa penguatan fondasi transformasi ekonomi. Hilirisasi dan peningkatan produktivitas tenaga kerja menjadi kunci utama,” terangnya.
Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur, Mohammad Yasin, menambahkan bahwa Konreg PDRB ini bertujuan untuk mewujudkan keselarasan perencanaan ekonomi antarwilayah serta mengoptimalkan potensi yang ada.
“Hasil Konreg ini akan dirumuskan dalam naskah kesepakatan dan rekomendasi yang ditandatangani oleh seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin