KOTA BATU, RadarBangsa.co.id — Pemerintah Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, membangun sebuah rest area sebagai langkah strategis dalam mendukung pengembangan desa wisata dan pertanian lokal. Fasilitas ini dibangun di atas tanah kas desa (TKD) seluas kurang lebih 150 meter persegi dan diharapkan menjadi titik simpul baru dalam pergerakan ekonomi masyarakat setempat.
Kepala Desa Pandanrejo, Abdul Manan, mengatakan bahwa pembangunan rest area ini bukan hanya bertujuan sebagai fasilitas parkir wisatawan, tetapi juga disiapkan sebagai penunjang logistik hasil panen petani serta ruang publik serbaguna yang dapat diakses warga secara gratis.
“Rest area ini tidak hanya menjadi tempat singgah kendaraan wisata, tapi juga menjadi titik distribusi hasil pertanian masyarakat yang selama ini kesulitan akses logistik di area persawahan,” ujar Abdul Manan, Selasa (5/8/2025).
Rest area yang dibangun melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ini dirancang dengan konstruksi rabat cor beton dan mampu menampung hingga 40 kendaraan, termasuk bus pariwisata dan minibus. Lokasinya yang strategis menjadikan area ini sebagai titik transit bagi wisatawan yang hendak mengunjungi destinasi lokal seperti Coban Lanang, Kafe Sepatu, dan kawasan wisata pertanian Pandanrejo.
“Untuk wisatawan yang datang dengan kendaraan besar, kami sudah siapkan sistem shuttle dengan kendaraan terbuka yang akan membawa mereka dari rest area ke lokasi wisata. Ini juga bagian dari strategi agar lalu lintas di kawasan pertanian tetap lancar dan tidak mengganggu aktivitas petani,” jelasnya.
Tak hanya bagi wisatawan, rest area ini juga dibuka sebagai ruang bersama bagi masyarakat desa. Warga dapat menggunakannya untuk berbagai kegiatan, dari bazar UMKM hingga acara komunitas, tanpa pungutan retribusi—cukup dengan pemberitahuan kepada kantor desa.
“Ketika potensi desa mulai dikenal luas, tentu akan banyak pelaku usaha lokal seperti penjual makanan, hasil kebun, hingga oleh-oleh yang akan tumbuh di sekitar rest area. Ini bagian dari upaya memutar ekonomi warga secara mandiri,” kata Abdul Manan.
Dalam jangka panjang, rest area ini diproyeksikan menjadi bagian integral dari sistem ekonomi lokal berbasis kearifan desa. Fasilitas umum seperti toilet bersih, musala, dan warung kopi dengan harga terjangkau telah disiapkan untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Pendekatan ini, menurut Abdul Manan, adalah bentuk antisipasi terhadap lonjakan kunjungan wisata ke desa.
“Kalau desa bisa mandiri, bisa mengelola potensi sendiri, kami tidak harus terus bergantung pada bantuan pemerintah. Kuncinya ada pada kreativitas dan keberanian untuk mulai,” tegasnya.
Rest Area Pandanrejo menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur skala kecil di tingkat desa, bila dikelola secara visioner, dapat menjadi katalisator penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan menghubungkan antara sektor pariwisata dan pertanian, Pemerintah Desa Pandanrejo menempatkan infrastruktur sebagai fondasi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Penulis : wanto
Editor : Zainul Arifin