RadarBangsa.co.id – Sampai kini situasi nasional mulai tak kondusif mulai ketahanan pangan, stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi. Ini bagian grand design and master plan di era Soeharto yang dikenal dengan “Trilogi” pembangunan.
Bahkan saat ini ekonomi Indonesia tak bergeming tetap stagnan. Kondisi bangsa yang carut marut, yang mana pertumbuhan ekonomi tak sesuai harapan menurut caratan BPS pada Mei hanya 0,74 persen jauh dari target 4,5 – 5 persen.
Menyikapi hal itu Ketua Dewan Pakar Barmas Prof Robby Walalangi melihat situasi nasional sudah tidak sehat lagi.
Faktor mendasar menurut Ketua Yayasan STIE ‘Pioneer’ Manado ini, kemiskinan adalah penyebabnya bahkan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) sudah merupakan virus nasional.
Lebih parah lagi kata dia, virus corona yang tidak mampu ditanggulangi lagi.
Robby pun mempertanyakan kinerja menteri terkait untuk memperbaiki kondisi bangsa.
“Yang menjadi evaluasi rakyat sebagai Pemilik/Penguasa Negeri tercinta ini. Saya bersama Ketum Barmas TW Decky Maengkom dan beberapa pimpinan teras akan bertemu Menhan Prabowo untuk mendiskusikan terkait adanya ancaman ketahanan nasional yaitu “Kemiskinan sebagai Ampera’ yang tidak bisa teratasi oleh Menko Perekomomian,” jelasnya.
Sejauh ini dia menilai, sudah ada kesenjangan Politik antar sesama wadah rakyat yaitu MPR DPR/D DPD disatu pihak dan Omas/Parpol dipihak lain, khusus dlm hal Hak Budgeting pd APBN/APBD.
Sementara Robby menuturkan, ormas sebagai wadah rakyat sesuai sistem ketatanegaraan RI berdasar sila ke-4 Pancasila memiliki kedudukan yang sama dengan MPR/DPR/DPD. Dan juga sama persis dengan DPR punya hak budgeting yang sama pada APBN/APBD akan kami pertanyakan pada pihak terkait,” ucap Robby.