SAMPANG, RadarBangsa.co.id – Nama Sadik 55 sebagai Petugas Kebersihan di Sampang Madura Jawa Timur sangat melekat di hati dan telinga masyarakat
Sosok berperawakan kecil dan kurus ini seolah tidak lekang dengan jaman, hanya sedikit kerutan di wajah yang membedakannya karena faktor usia
Namun semangat pengabdian dan loyalitas terhadap tugas serta tanggung jawab yang dibebankan tidak pernah luntur secuilpun
Kini Bapak dua putri ini bertugas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Gunung Maddah Kecamatan Sampang, lokasi tugas rutinitas keseharian yang sekaligus menjadi tempat berteduh bersama keluarga
Waktu di jumpai usai urusannya selesai di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sampang selasa 21/7 Sadik mengaku sudah 38 tahun bekerja sebagai Petugas Kebersihan
“Saya bekerja mulai jamannya Bupati Yusuf Unich dan Bapak Najib Kepala PUD (sekarang Bina Marga-red), waktu itu saya di bayar seribu rupiah tiap bulan,”ujarnya polos seolah tanpa beban sambil menanyakan usianya sendiri ke salah satu rekan kerjamya di DLH
Seolah berpikir sejenak seraya mengingat masa lalu, Ia melanjutkan obrolannya
Dikisahkan sekitar tahun 1982 mulai bekerja menjadi Petugas Kebersihan Monumen Trunojoyo, di tempat ini agak lama Sadik mengabdi hingga sebagian masyarakat mengenalnya sebagai Petugas Kebersihan Monumen hingga kini
Kemudian dipindah menjadi Petugas Kebersihan Lapangan Wijaya Kusuma dan diangkat menjadi PNS
Ia pun mempersunting gadis asal Pamekasan yang memberinya 2 putri hingga kini
Semenjak itu Ia bolak balik Sampang – Pamekasan untuk mengarungi bahtera rumah tangga serta tugas dan tanggung jawab yang dipikulnya
Sehingga sebagian masyarakat mulai jarang mengetahui keberadaannya
Bahkan lucunya lagi, Sadik sempat di kabarkan meninggal dunia di Pamekasan
Ia mengaku dengan usianya sekarang 3 tahun ke depan akan memasuki masa pensiun, namun Ia bertekat tetap akan mengabdikan diri untuk menjaga kebersihan lingkungan walaupun sudah pensiun
Saat ini di sekitar TPA Desa Gunung Maddah Sadik bersama istrinya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan sekitar, kedua putrinya ada di Pamekasan bersama mertua dan kerabat yang lain
Saat disinggung harapan kedepan, dengan polos menyatakan tidak tahu, baginya kehidupan itu akan dijalani apa adanya
Sebelum mengakhiri obrolannya, Ia bergumam akan berupsya membahagiakan keluarga dengan usaha dan ikhtiar.
(Her)