Oleh : Okky Dilla Karina
MALANG, RadarBangsa.co.id – Sapi perah atau sapi susu adalah sapi yang dikembangbiakkan secara khusus karena kemampuannya dalam menghasilkan susu dalam jumlah besar.
Susu merupakan salah satu pelengkap dari menu empat sehat lima sempurna. Susu mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein, kalsium, kalium, fosfor, vitamin B2 dan B12.
Ketersediaan susu sapi di Indonesia haruslah menjadi suatu hal yang diperhatikan oleh pemerintah mengingat banyaknya manfaat dari susu yang diperoleh masyarakat.
Menurut data BPS RI (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia), salah satu pemasok susu sapi nasional adalah Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2018, populasi sapi perah di Provinsi Jawa Timur sebesar 280 ribu ekor. Dengan jumlah sapi perah tersebut, Provinsi Jawa Timur mampu menghasilkan 508 ribu ton produksi susu sapi atau sama dengan 55,94% produksisusu sapi nasional.
Oleh sebab itu, Provinsi dengan 50 Koperasi Susu ini menjadipenyumbang terbesar produksi susu sapi untuk Indonesia. Produksi Susu Sapi Kabupaten Malang Jika Provinsi Jawa Timur adalah provinsi penyumbang produksi susu sapi terbesar nasional,maka di tingkat kabupaten ada Kabupaten Malang yang menyumbang produksi susu sapi terbesar di Indonesia.
Bupati Malang, Rendra Kresna mengungkapkan bahwa rata-rata produksi susu untuk satu ekor sapi perah milik masyarakat mencapai 10-15 liter per hari.
Berdasarkan data BPS, populasi ternak sapi perah di Kabupaten Malang mengalamipeningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2018, Kabupaten Malang memiliki 85.188 ekor sapiperah.
Populasi sapi perah terbanyak berada di Kecamatan Pujon yaitu sebesar 20.416 ekor.Dengan jumlah sapi perah tersebut, produksi susu sapi yang dihasilkan Kabupaten Malang pada tahun 2018 mencapai 148 ribu ton.
Dengan demikian, Kabupaten Malang menyumbang 16,3% produksi susu sapi nasional. Konsumsi Susu Sapi Susu yang dihasilkan sapi perah ini mempunyai peran penting dalam subsektor peternakan.
Kebutuhan akankonsumsi susu selalu meningkat seiring dengan peningkatan jumlahpenduduk, pertumbuhan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, kesadaran gizi, dan perubahan gayahidup. Menurut Kementerian Pertanian, pertumbuhan produksi sususapi dalam negeri sekitar dua persen per tahun, sedangkan pertumbuhan konsumsi susu sapisebesar lima persen per tahun. Sumber: Pusat Data dan Informasi Kementerian PertanianKonsumsi susu sapi Indonesia pada tahun 2018 hingga tahun 2022 diproyeksi akan meningkat 3,58% per tahun, sehingga total kebutuhan susu sapi untuk konsumsi pada tahun2019 sebesar 1,05 juta ton; tahun 2020 sebesar 1,08 juta ton; tahun 2021 sebesar 1,13 jutaton; dan tahun 2022 sebesar 1,17 juta ton.
Pada tahun 2018, defisit ketersediaan susu sapisebesar 104 ribu ton. Defisit ini terus meningkat dari tahun 2019 ke 2022 dan diperkirakan terjadi kekurangan persediaan susu sapi sebesar 120 ribu ton hingga mencapai 139 ribu ton.
Kebutuhan akan susu ini tidak bisa terpenuhi seluruhnya dari produksi susu dalam negeri.Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan impor susu. Berdasarkan data Ekspor Impor BPS yang diolah Pusdatin Kementan (Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian), yang dimaksud komoditi susu yang diekspor atau diimpor adalah susu dan kepala susu, yoghurt,mentega, keju, dan dadih susu.
Volume Impor komoditi susu pada periode Januari-Juni 2019sebesar 131 ribu ton. Negara dengan jumlah impor susu terbesar untuk Indonesia adalah Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Belgia.
Tingginya konsumsi susu sapi ini juga terjadi pada Kabupaten Malang. Pada tahun 2018, rata-rata pengeluaran penduduknya untuk konsumsi hasil ternak seperti susu dan telur mencapai Rp 28.539/kapita/bulan.
Jumlah ini sama dengan 7% total pengeluaran per kapitaper bulan.Kesejahteraan Peternak Sapi Perah berdasarkan data BPS, pada tahun 2018, rumah tangga peternakan sapi perah nasionalsebanyak 142 ribu, yang sebagian besar merupakan peternak kecil dengan kepemilikan sapi perah dibawah empat ekor.
Ditengah derasnya arus susu impor di Indonesia, kesejahteraanpeternak sapi perah Provinsi Jawa Timur masih cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan NilaiTukar Petani (NTP) subsektor peternakan yang selalu diatas 100 di sepanjang tahun 2018.
Hal ini mengindikasikan bahwa petani mengalami surplus, harga produksi naik lebih besardaari kenaikan dari kenaikan harga konsumsinya. Oleh sebab itu, pendapatan peternak naiklebih besar dari pengeluarannya.
Pendapatan peternak sapi perah di Kabupaten Malang juga mengalami kenaikan. Pada tahun2017, pendapatannya sebesar Rp 17.372.048/kapita/tahun. Kemudian, pada tahun 2018, jumlah pendapatan naik sebesar 5,93% menjadi Rp 18.401.674/kapita/tahun. Pariwisata Kabupaten Malang Berbasis Peternakan Sapi Perah 2018, 2019, 2020, 2021 2022020000040000060 0000800000100000012000001400000 Neraca Susu Sapi Indonesia, 2018-2022Produksi (ton) Konsumsi (ton)
Selain menghasilkan produksi susu sapi, peternakan sapi perah juga menjanjikan di bidangpariwisata. Pariwisata yang dimaksud disini adalah pariwisata yang dibalut sistem edukasi.
Jadi, masyarakat bisa tahu kondisi peternakan, perawatan ternak sapi perah, hingga cara pengolahan susu sapi yang baik. Kabupaten Malang memiliki beberapa tempat wisata berbasis peternakan sapi perah, diantaranya Milkindo Green Farm di Kecamatan Kepanjen, Agrowisata Nusa Pelangi di Kecamatan Poncokusumo, serta Café Wisata Susu SAE dan Desa Wisata Pujon Kidul di Kecamatan Pujon.
Selain wisata edukasi, wisata kuliner yang menawarkan produk olahan susu sapi jugadiminati. Beberapa produk olahan susu sapi homemade yang menjadi unggulan Kabupaten Malang adalah stik susu, kerupuk susu, susu pasteurisasi, yoghurt, pudding, permen susu, dankeju.
Produk olahan tersebut dapat dibeli dari produsennya langsung, sebagai contohprodusen di Desa Wisata Pujon Kidul, maupun dibeli secara online. Pengolahan susu sapimenjadi produk lain secara homemade ini juga telah menunjang program Gerakan Kembalike Desa (GKD) yang dicanangkan oleh mantan Gubernur Jawa Timur, Basofi Sudirman, dengan maksud untuk mengembangkan masyarakat desa.
Upaya Pemerintah untuk mempertahankan predikat kabupaten dengan predikat penyumbang terbesar produksi susu nasional, maka diperlukan terobosan-terobosan baru yang dapat meningkatkan produksi susu sapi. Peternak sapi perah lokal memerlukan program yang jelas untuk mencapai kesejahterannya.
Sejauh ini, program pembinaan intensif serta pendampingan telah dilakukanoleh Pemerintah Kabupaten Malang agar hasil produksi susu sapi meningkat. Sebenarnya, peternak sapi perah dapat didorong menjalankan tata kelola dan tata laksanapeternakan yang baik (Good Dairy Farming Practice—GDFP).
Salah satu program utama GDFP antara lain pengelolaan desa susu yang mandiri. Desa susu merupakan program peternakan menggunakan teknologi modern, berkelanjutan dan juga ramah lingkungan.
Dengan adanya desa susu dan juga peran serta Pemerintah Kabupaten Malang, makaproduksi susu peternak sapi perah lokal Kabupaten Malang diharapkan mampu menembus 20% produksi susu nasional.