Sehari Sebelum Berakhir Masa Jabatanya, Khofifah Resmikan PLTS Atap, Dorong Net Zero Emission 2060

Khofifah

PROBOLINGGO, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, sehari menjelang berakhirnya masa jabatannya, tampak meresmikan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap untuk Kantor Pemerintah, Pondok Pesantren, dan UMKM di UPT Pelabuhan dan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Mayangan, Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo, pada Minggu (11/2) malam.
Peresmian tersebut ditandai dengan penyalaan saklar listrik PLTS Atap dan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Khofifah, yang didampingi oleh Kepala Dinas ESDM Jawa Timur sekaligus Penjabat Walikota Probolinggo, Nurkholis, serta pimpinan Pondok Pesantren penerima bantuan PLTS Atap.

Gubernur Khofifah menyatakan bahwa peresmian PLTS Atap ini sejalan dengan upaya Jawa Timur untuk memanfaatkan energi baru terbarukan. Ini juga merupakan bagian dari upaya Jatim dalam mencapai Net Zero Emission 2060, di mana sektor pengadaan listrik dan gas Jatim telah tumbuh sebesar 23,7% di triwulan IV tahun 2023.

Bacaan Lainnya

“Proses transisi energi dari bahan baku fosil menjadi non-fosil harus dimulai, dan jika ini memberikan manfaat besar, maka di masa mendatang kita dapat meningkatkan penggunaannya secara lebih masif lagi,” ungkap Khofifah.

Hingga saat ini, Jawa Timur telah menjadi provinsi yang berhasil membangun PLTS terbesar dengan total terpasang sebesar 68,21 MW. Dari jumlah tersebut, sebanyak 62,42 MW PLTS Atap (Rooftop) telah terpasang pada Gedung Pemerintah, Swasta, Sekolah, dan Pondok Pesantren di Jawa Timur.

Selain itu, juga telah dibangun PLTS yang tersebar dan komunal untuk memberikan akses energi kepada masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan yang belum menikmati listrik, sebesar 5,79 MW, yang berdampak positif terhadap peningkatan Rasio Elektrifikasi di Jawa Timur.

Dari sana, Bauran Energi Baru Terbarukan Jawa Timur sudah terwujud sebesar 9,36 % dari target yang ditetapkan dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED) sebesar 6,55 %.

“Daya dukung alam dan daya dukung lingkungan harus dijaga dan ditingkatkan lewat berbagai ikhtiar bersama, termasuk transisi dari bahan bakar fossil ke non-fossil. Maka ini juga jadi tahapan pengukur apakah Net Zero Emission 2060 bisa tercapai atau tidak,” katanya.

“Beragam narasi dan diskusi tentang Net Zero Emission sudah dilakukan di Jatim ini, dan provinsi kita ini jumlah PLTS-nya insyaAllah paling banyak. Maka ayo diberseiringi ikhtiar kita untuk NZE 2060 dengan kerja nyata, kerja konkret. PLTS rooftop ini perwujudan transisi pengolahan energi dari fossil ke non fossil, yang juga diberseiringi penanaman pohon terutama mangrove,” sambung Khofifah.
Khofifah kembali menekankan bahwa kepedulian Pemerintah Provinsi Jawa Timur terhadap pemanfaatan energi baru terbarukan ini juga tercermin dalam beberapa Peraturan Daerah. Yaitu, Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Timur (RUED-P) Tahun 2019-2050 sebagai pedoman dalam pengelolaan energi di Jawa Timur, dan Peraturan Gubernur (PERGUB) Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Timur (RUED-P) Tahun 2019-2050.

Selain itu, terdapat Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Implementasi Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap pada Gedung Pemerintah dan Swasta, serta Instruksi Gubernur Jatim Nomor 1/Inst/013/2023 Tentang Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Pada Gedung/Bangunan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Melalui peresmian PLTS Atap ini, Gubernur Khofifah optimis bahwa pengelolaan energi di Jawa Timur dapat semakin efisien guna mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi di Jawa Timur serta mendukung program Net Zero Emission.

“Sampai dengan malam ini jika saya melihat data maka Jawa Timur ini berkontribusi cukup signifikan untuk mencapai Net Zero Emission 2060. Jatim sudah melampaui RUED dan ini karena panjenengan semua turut serta, mulai dari UMKM, Pesantren, dan juga kantor pemerintah. Inilah cara kita untuk tidak merusak alam dan memperbaiki secara bertahap,” ujarnya.

“Untuk semua yang telah berikhtiar dalam mengolah energi baru terbarukan atau renewable energy, mohon maaf jika masih jauh dari pemenuhan kebutuhan. Namun kita memulai dulu, jika nanti sudah familiar dan friendly dengan fungsinya maka kita tingkatkan lagi. Begitu juga untuk UMKM seperti garment yang membutuhkan energi yang besar, nanti kita coba tingkatkan lagi,” tambahnya.

Dalam peresmian ini juga diserahkan bantuan PLTS Atap kepada pimpinan 27 Pondok Pesantren se-Jawa Timur dan UMKM di Kabupaten Probolinggo oleh Gubernur Khofifah dan Kepala Dinas ESDM Nurkholis.

Penyerahan bantuan tersebut dengan rincian PLTS Atap 1 KWP kepada UMKM Dapoer Oethi, UMKM Konveksi Cumang, UMKM Konveksi CV. Hirma, dan UMKM UD. Nusa Sari, Kota Probolinggo. Diikuti dengan penyerahan PLTS Atap 25 KWP kepada UPT PPP Mayangan Kota Probolinggo, dan 74 unit PLTS SHS kepada Kelompok Masyarakat Sumber Urip Pasuruan.

Lalu PLTS Atap 1 KWP diserahkan kepada Ponpes Tanfidzul Quran Kyai Said Gresik dan Ponpes Maslahatul Ikhwan Jember. PLTS Atap 5 KWP kepada Ponpes Darul Ulum Banyu Anyar Kab. Pamekasan, Ponpes Sunan Ampel Kab. Banyuwangi, Ponpes Al Islami Assalafi Gedongsari Kab. Nganjuk, Ponpes Nurul Hakim, Masjid Nur Hasan Kab. Kediri, Ponpes Mambaul Ulum Kab. Malang, Ponpes Al-Hidayah Kota Batu.

Selain itu juga Ponpes Ngalah Yayasan Darut Taqwa Kab. Pasuruan, Yayasan Tarbiyah Islam Kab. Pasuruan, Ponpes Al Amin Putri, Kota Mojokerto, Ponpes Nurul Qadim, Kab. Probolinggo, Yayasan Amanatul Al Munawwar Kab. Bojonegoro, Ponpes Al Rosyid Kab. Bojonegoro, dan Ponpes Al Falah Kab. Kediri.

Diserahkan pula PLTS Atap 10 KWP kepada Ponpes Nazhatut Thullab Sampang, Ponpes Modern Al Fatimah Kab. Bojonegoro, Ponpes Al Amin Kota Kediri, Popes Putri Salafiyah 2 Kab. Pasuruan, Ponpes Al Rifaie 1 Kab. Malang, dan Ponpes Al Amin Japan Sooko Kab. Mojokerto.

Usah penyerahan bantuan PLTS Atap, Khofifah berpesan apabila seluruh dunia turut andil dalam ikhtiar ini, maka umat manusia dapat memulihkan apa yang telah dirusak oleh tangan sendiri seperti global warming dan berlubangnya lapisan ozon.

“Transisi dari penggunaan energi ini dan ikhtiae kita menanam mangrove untuk sedekah oksigen merupakan bentuk amal jariyah kita. Mudah-mudahan kita bisa menjadi bagian dari umat manusia yang dapat mendatangkan kebermanfaat lebih besar bagi sesamanya,” pungkasnya.

Di akhir peresmian, Gubernur perempuan pertama Jatim itu juga menyerahkan bantuan zakat produktif senilai Rp. 500.000 kepada 50 orang pemilik usaha mikro di sekitar Pelabuhan Mayangan.

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Prov. Jatim sekaligus Pj. Walikota Probolinggo Nurkholis menyampaikan bahwa bantuan PLTS Atap dan SHS ini merupakan salah satu upaya pemerataan blue energy yang telah dijalankan oleh Pemprov Jatim sejak beberapa tahun ini.

“Ini merupakan program yang menyentuh langsung masyarakat. Sebab penerima bantuan ini terdapat UMKM hingga Pondok Pesantren. Sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan blue energy,” ujarnya.

Ia menambahkan, selain UMKM dan Pondok Pesantren, Pemprov Jatim juga membangun PLTS di gedung-gedung instansi pemerintah dan jajaran samping seperti di Kodam, Polda, Pangkoarmatim, dan SMK-SMK yang membutuhkan daya listrik untuk praktikum.

“Selain itu, hingga saat ini bantuan Sambungan Listrik Rumah (SLR) oleh Ibu Gubernur mencapai lebih dari 22 ribu penerima manfaat. Kedepannya kami akan terus menggencarkan bantuan PLTS Atap, SHS, dan SLR sesuai dengan pesan Ibu Gubernur meskipun masa jabatan beliau sudah berakhir,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *