LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Senator Dr. Lia Istifhama, yang akrab disapa Ning Lia, menggelar kunjungan reses ke konstituennya di Paciran, Lamongan, pada Rabu (6/11/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 400 peserta yang terdiri dari masyarakat setempat, santri, dan berbagai elemen pendidikan. Selain bertujuan untuk menyerap aspirasi warga, dalam kesempatan ini Ning Lia juga menyampaikan beberapa isu penting terkait kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya Guru PAUD, serta tantangan yang dihadapi generasi muda dalam menghadapi perkembangan teknologi digital yang semakin pesat.
Acara tersebut diadakan oleh Pimpinan Anak Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Paciran, dengan tema seminar *Pengasuhan Multikultural: Upaya Menyiapkan Generasi Emas*. Seminar ini juga melibatkan pemilihan Duta Santri 2024 dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024. Sebagai narasumber utama, Ning Lia memberikan wawasan tentang bagaimana generasi muda, terutama para santri, dapat bijak dalam menyikapi fenomena digitalisasi yang kini semakin merambah kehidupan sehari-hari.
“Era digitalisasi memberikan kemudahan dalam mengakses informasi, namun kita juga harus mewaspadai potensi terjadinya Post Truth, di mana kebohongan bisa dianggap sebagai kebenaran,” ujar Ning Lia di hadapan para peserta. Ia menambahkan, bila kebohongan terus diterima tanpa disaring dengan bijak, dampaknya bisa sangat merusak, tidak hanya dalam aspek sosial, tetapi juga dalam moral dan budaya.
Ning Lia mengutip pendapat pakar Francis Fukuyama yang menjelaskan tentang *disruption*, perubahan hubungan sosial yang melemahkan ikatan sosial tradisional dan memperkuat hubungan sosial berdasarkan kepentingan kelompok tertentu. “Jika tidak disikapi dengan bijak, disrupsi ini bisa mengarah pada ketidakbijakan dalam memanfaatkan digitalisasi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ning Lia menekankan pentingnya peran santri sebagai garda terdepan dalam menangkal informasi yang salah dan menjaga persatuan bangsa.
“Santri adalah pemuda sejati yang memiliki landasan kuat dalam cinta tanah air, ilmu, dan moral. Mereka adalah generasi yang dapat diandalkan untuk meluruskan informasi yang salah dan menangkal hoaks,” ujar Ning Lia, seraya mengingatkan bahwa santri harus menjadi pelopor dalam menjaga nilai-nilai kebenaran di tengah arus informasi digital yang begitu deras.
Selain membahas isu digitalisasi, reses ini juga menjadi ajang untuk menyerap aspirasi dari masyarakat terkait kebutuhan akan peningkatan kesejahteraan Guru PAUD dan ketersediaan lapangan pekerjaan di Paciran. Dalam diskusi tersebut, salah satu topik yang banyak disorot adalah kuota Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk Guru PAUD. Ning Lia mengungkapkan bahwa pendaftaran PPPK Guru PAUD telah dibuka sejak Oktober 2024, namun sosialisasi mengenai hal ini di daerah perlu lebih ditingkatkan agar masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan tersebut.
“Guru PAUD memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan karakter anak sejak usia dini. Oleh karena itu, kami akan terus memperjuangkan kesejahteraan mereka, termasuk pengangkatan PPPK bagi Guru PAUD. Pendidikan usia dini adalah fondasi bagi masa depan bangsa,” ujar Ning Lia, yang juga menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap sektor pendidikan anak usia dini.
Ima, salah satu pengurus Fatayat NU setempat yang juga merupakan pegiat pendidikan Guru PAUD, menyampaikan harapannya agar Ning Lia dapat terus memperjuangkan pengangkatan PPPK bagi Guru PAUD. “Kami berharap perhatian dari pemerintah terhadap kesejahteraan guru PAUD semakin meningkat. Pendidikan usia dini adalah fondasi bagi masa depan bangsa,” ungkap Ima.
Di sisi lain, Ning Lia juga mengungkapkan bahwa Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah membuka pendaftaran PPPK Guru PAUD sejak 31 Oktober 2022. Pemerintah, lanjutnya, terus mendorong penambahan formasi PPPK, termasuk di daerah-daerah, untuk mengatasi kekurangan tenaga pengajar di sektor pendidikan anak usia dini.
Menutup acara, Ning Lia mengingatkan seluruh peserta bahwa penting untuk memahami perubahan sosial dan teknologi yang terus berkembang, serta mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. “Santri dengan ilmu dan moral yang kokoh adalah harapan kita untuk melanjutkan perjuangan bangsa ini,” pungkasnya, mengakhiri reses yang berlangsung penuh antusiasme dan harapan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin