DEMAK, RadarBangsa.co.id — Paguyuban Keluarga Ahli Waris Kanjeng Sunan Kalijaga Kadilangu, Demak, kembali menggelar tradisi ruwatan massal di Pendopo Notobratan Kasepuhan, Kelurahan Kadilangu, pada Minggu (26/1/2025). Tradisi yang diadakan setiap tahun ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya dan spiritual yang diajarkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga.
Dalam pelaksanaannya, Polsek Demak Kota bersama Koramil Demak turut menjaga keamanan dan kelancaran acara tersebut. Bhabinkamtibmas Kelurahan Kadilangu, Bripka Andri Utomo, menjelaskan bahwa ruwatan merupakan ritual penyucian yang bertujuan untuk membuang kesialan. Tradisi ini dilakukan melalui pagelaran wayang kulit dengan lakon Murwakala.
“Kegiatan ruwatan sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Demak untuk melestarikan ajaran Kanjeng Sunan Kalijaga. Tradisi ini juga menjadi salah satu upaya menjaga kearifan lokal agar tidak punah,” kata Bripka Andri Utomo.
Tidak hanya masyarakat Demak yang mengikuti tradisi ini, peserta ruwatan juga datang dari berbagai daerah, seperti Pati, Grobogan, Kudus, Jepara, Semarang, Purwodadi, Jogja, bahkan dari luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Bangka Belitung.
Menurut Bripka Andri, antusiasme masyarakat untuk mengikuti ruwatan semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai tradisi warisan leluhur masih sangat dihargai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Peserta yang mengikuti ruwatan berasal dari berbagai daerah. Kehadiran mereka menunjukkan tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan tradisi ini,” tambahnya.
Acara ruwatan ini semakin semarak dengan pagelaran wayang kulit yang dibawakan oleh dalang terkenal, Ki Muharso dari Pati. Lakon yang dimainkan, Murwakala, merupakan cerita klasik yang dipercaya memiliki kekuatan simbolis untuk membersihkan kesialan dan mendatangkan keberkahan.
“Ruwatan massal ini diselenggarakan dengan diiringi pagelaran wayang kulit, yang menambah kekhidmatan dan kekentalan nuansa tradisi,” ujar Bripka Andri.
Untuk memastikan kelancaran acara, personel Polsek Demak dan Koramil Demak bekerja sama dalam pengamanan, dibantu oleh personel dari Polres Demak. Pengamanan dilakukan mulai dari persiapan acara hingga selesai, mengingat tingginya jumlah peserta dan pengunjung yang hadir.
“Kami berupaya memberikan rasa aman kepada masyarakat yang mengikuti kegiatan ini. Pengamanan melibatkan berbagai pihak, termasuk Polsek, Koramil, dan Polres Demak, untuk memastikan acara berjalan lancar,” jelas Bripka Andri.
Ruwatan massal ini tidak hanya menjadi sarana spiritual, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antarumat dari berbagai daerah. Tradisi ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa warisan budaya yang ditinggalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga tetap hidup dan relevan di tengah masyarakat modern.
“Ruwatan ini adalah bentuk pelestarian budaya yang sangat penting untuk dijaga. Kami berharap tradisi ini terus dilaksanakan sebagai wujud penghormatan kepada leluhur sekaligus menjaga kearifan lokal,” pungkas Bripka Andri.
Penulis : Ponco Harsabdo
Editor : Zainul Arifin