SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Siswa kelas 5 SDN Kaliasin I, Husnu Alkaisar Jabbar Tuhardi tidak mengenal lelah mengajak warga untuk mengelola sampah, khususnya di lingkungannya agar bermanfaat dan bernilai ekonomis. Kaisar, panggilan karibnya, yang mendapat dukungan penuh dari kedua orang tua dan pihak sekolah tempatnya menimba ilmu terus melakukan sosialiasi di sejumlah tempat mengenai pengelolaan sampah untuk pembuatan pupuk kompos dan juga dapat menjadi sumber makanan bagi budidaya maggot yang bisa digunakan untuk pakan ternak serta kotorannya menghasilkan kasgot (kompos asal maggot).
Perjuangan bocah SD yang saat ini menjadi finalis Pangeran Lingkungan Hidup Kota Surabaya 2022 mengolah sampah mendapat sambutan baik dari warga Surabaya dan Dinas terkait. Ia seringkali diundang ke sejumlah RW dan Dinas di Kota Surabaya untuk berbagi ilmu dan pengalaman tentang mengelola sampah, pembuatan kompos dan budidaya maggot.
Kegiatan terbaru Kaisar di RW 8 Morokrembangan Surabaya yang dikenal sebagai Kampung Nelayan, Sabtu (6/8/2022) mendapat sambutan antusias dan positif dari warga disana. Sekretaris PKK RW 8, Nur Tri Sanjaya mengucapkan rasa terima kasih kepada Kaisar karena Kampung Nelayan bakal dijadikan kampung binaan pengolahan kompos.
Dengan kedatangan Kaisar, ia dan warga disini bisa mengetahui jika sampah bisa dibikin kompos dengan beberapa metode, salah satunya menggunakan tong komposter aerob.
“Semoga kedepan dari binaan Bang Kaisar membuat Kampung Nelayan bisa maju. Dari PKK, kami juga bisa berkembang dan menjadi lahan mendapatkan penghasilan tambahan untuk ibu-ibu PKK,” harapnya.
Selepas kegiatan pengelolaan sampah dengan warga RW 8 Morokrembangan, awak media tertarik untuk datang ke tempat tinggalnya melihat pengolahan sampah dan budidaya maggot. Sesampai di kediamannya daerah Gunungsari Surabaya, Kaisar dengan cekatan dan terampil menunjukkan cara mengolah sampah menjadi kompos sekaligus merawat maggot miliknya.
“Tidak usah kuatir, maggot ini tidak suka kotor dan menimbulkan penyakit,” tuturnya riang sambil memberikan makan maggot yang ditempatkan dalam sejumlah kotak plastik.
Kaisar menambahkan ia mendapat sampah organik dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya dan beberapa restoran yang memang sudah menjalin kerjasama dengannya untuk pengolahan sampah.
“Biasanya mereka (Restoran) mengirim sampah organik pada sore hari,” ucap Kaisar yang lantas menunjukkan satu tong berisi bekas lauk pauk, sayur dan buah-buahan.
Yeyen Tuhardi, ayah Kaisar tak bisa menyembunyikan rasa bangga kepada putranya yang semangat mengolah sampah dan budidaya maggot. Menurutnya, ini sebagai pembelajaran terhadap Kaisar dan lainnya untuk lebih mencintai lingkungan.
“Alhamdulilah proyek anak saya ini didukung oleh pihak Sekolah SDN Kaliasin I dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Saya sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak terhadap Kaisar,” tuturnya ramah kepada sejumlah awak media.
Ia berharap skill pengolahan limbah organik dan budidaya maggot yang dimiliki Kaisar dapat bermanfaat bagi lingkungan dan menjadi bekal di kemudian hari.
“Kaisar bisa saja nanti membuka UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memproduksi pupuk kompos dan budidaya maggot untuk dijual sebagai pakan ternak,” pungkasnya.