LUMAJANG, RadarBangsa.co.id – Program Sekolah Berkarakter Sehat Aman Rapi Inovatif (Sekarsari) adalah program dinas pendidikan yang dilombakan, dan di ikuti oleh semua sekolah, mulai dari TK, SD dan SMP.
Dalam Lomba Sekarsari tersebut, SMP Negeri 1 Tempeh keluar sebagai pemenang nya. SMP Negeri 1 Tempeh meraih juara satu.
Menurut Top Leader SMP Negeri 1 Tempeh, Sujanar, S.Pd., MM, ketika dikonfirmasi Radarbangsa.co.id di ruang kerjanya, Selasa (30/5) mengatakan, untuk menciptakan Sekolah Berkarakter Sehat Aman Rapi Inovatif (Sekarsari) itu harus melibatkan seluruh stakeholder.
“Ya, mulai dari kepala sekolah harus mempunyai komitmen yang tinggi, kemudian guru guru dan para staf juga punya komitmen yang tinggi,” kata Top Leader (Pemimpin Puncak) di SMP Negeri 1 Tempeh ini.
Selain itu, lanjut Sujanar, para pelaksana harus merawat Bungan dan menyiram bunga secara komitmen yang tinggi. “Anak anak juga demikian, di setiap sudut sudut sekolah itu ada bunga bunganya, dan ada inovasi inovasi nya yang bermacam macam serta berbeda beda”, paparnya.
Dikatakannya, sekolah harus menciptakan rasa aman, dan sekolah harus ramah. “Ramah itu bukan berarti kita itu manut kepada anak, bukan. Melainkan anak itu merasa tenang. Meraka duduk dimanapun merasa tenang, tidak merasa terusik, dalam arti damai. Harapan dinas pendidikan itu, seperti itu,” kata Sujanar kemudian.
Oleh karena itu, kerja ini menjadi kerja satu tim. Kecuali ada panitia Adiwiyata, ada panitia sekarsari, dan ada UKS sehat (Sekolah sehat). oleh karena itu, kami bekerja sama dengan Dinkes (dengan puskesmas). “Aman juga begitu, kita kerja sama dengan Polsek, dan hari ini, tadi ada kerja sama dengan polres”, terangnya.
Seterusnya, lanjut Sujanar, kita akan kerja sama. Intinya anak harus patuh pada hukum. “Jadi kalau tidak pakai helm, ya saya suruh nangkap”, tegasnya.
Terkait pakai helm saat berkendara, pihaknya sudah memberikan arahan melalui guru guru, serta melalui saat pelaksanaan upacara. “Kalau mau menciptakan rasa aman, harus kerja sama dengan lingkungan masyarakat, dan dengan para guru”, jelasnya.
Dikatakan nya, untuk semua ruangan di sekolah yang ia pimpin sudah ada penanggung jawab nya. ” Ya, sudah ada penanggung jawabnya. Seperti koperasi, makanan di sini harus sehat, kalau mengandung pengawet dan pewarna ya ditolak”, katanya.
Namun pihaknya merasa masih ada kendala, yaitu dengan para pedagang yang berjualan didepan sekolahnya. Diakuinya , kalau untuk melarang para pedagang yang berjualan tersebut bukan wewenangnya.
Namun pihaknya mengaku sudah pernah membuat zona aman, bahwa tidak boleh berjualan. Dikatakannya, zona aman yang dibuatnya dan ditempelkan di luar tembok pagar sekolah itu di buang oleh orang. “Tugas saya ini berat. Beratnya itu, waktu berhadap dengan masyarakat”, ucapnya.
Diakuinya, kalau untuk melarang orang berjualan tersebut bukanlah wewenangnya, tapi ranahnya pemerintah daerah atau muspika, dan atau Muspida.
Untuk itu, pihaknya melakukan pengecekkan pada siswa siswi nya, yang dilakukan oleh Dinkes (Puskesmas). “Ya, dicek tekanan darahnya gimana. Kalau nanti disinyalir banyak berdampak, nanti saya akan membuat sebuah amanah kepada pemerintah, supaya menghapus itu. Kalau tidak, nanti generasi kita jadi apa”, ucapnya.
Kepada semua orang tua (Wali murid) pihaknya berharap, agar setiap mengantar anaknya ke sekolah, harus memakai helm. Karena, itu untuk memberikan contoh kepada anak anaknya agar patuh pada hukum. Dan jangan sampai anak yang di bonceng tidak memakai helm.
“Jadi, saya meminta kepada semua orang tua, agar membiasakan anak hidup disiplin. Semua harus kompak, gurunya harus kompak, orang tuanya juga harus kompak”, pintanya.
Dikatakannya, untuk membina anak itu, menjadi tanggungjawab orang tua dirumah, dan menjadi tanggungjawab masyarakat ketika berada di lingkungan masyarakat. Kalau disekolah, maka menjadi tanggungjawab sekolah. “Ini trilogi pendidikan”, jelasnya.