RadarBangsa.co.id – Industri taksi mengalami perkembangan yang sangat signifikan semenjak hadirnya taksi berbasis aplikasi atau online sejak tahun 2014. Taksi online mulai muncul dikarenakan pesatnya perkembangan teknologi informasi berbasis smartphone.. Model taksi online menjadi alternatif baru bagi pengguna jasa transportasi karena memberikan kemudahan serta efisiensi waktu.
Selain itu, juga memberikan kenyamanan, keamanan yang lebih terjamin, dan biaya yang lebih murah. Masuknya taksi berbasis aplikasi atau online dianggap merenggut konsumen pasar dari perusahaan taksi konvensional, selain itu berpengaruh pula terhadap jumlah pendapatan pengemudi taksi konvensional dikarenakan pemasukan taksi konvensional turun menjadi 20% pertahun semenjak adanya taksi berbasis aplikasi atau online.
Kehadiran taksi online tersebut telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, dimana beberapa pihak beranggapan bahwa taksi online mempermudah pengemudi dan konsumennya, namun terdapat pihak lain yang mengecam kehadiran transportasi online sebagai modal transportasi illegal karena dianggap sebagai moda transportasi tidak berbadan hukum, jasa transportasi yang tidak memiliki surat domisili usaha dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tidak memiliki jumlah armada minimal lima unit, dan tidak memiliki pusat untuk servis dan perawatan serta kesiapan administrasi yang diwajibkan bagi angkutan umum konvensional, dan dianggap merebut penghasilan pengemudi transportasi konvensional.
Hadirnya tren ini membuat perusahaan-perusahaan besar taksi konvensional yang lebih dahulu berjaya dituntut untuk menerapkan strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat bersaing dengan jasa transportasi online. Mengingat Visi PT. Blue Bird adalah “Menjadi perusahaan yang mampu bertahan dan mengedepankan kualitas untuk memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi parastakeholder”.
Produk yang digunakan oleh PT. Blue Bird tidak pernah berubah bahkan selalu mengalami peningkatan sebagai bukti bahwa dapat bertahan walaupun dengan keadaan datangnya transportasi online didukung dengan tempat/distribusi jasa tersebut yang sekarang sudah memakai aplikasi My Bluebird menjadikannya tetap bertahan dengan cara mengikuti zaman yang sudah ada yaitu zaman penggunaan teknologi.
Selain itu semua harga juga menjadi masalah terpenting di zaman saat ini dimana semua orang mencari harga yang paling murah tetapi kualitas yang harus diberikan harus tetap baik. Sebagai perusahaan yang sudah berdiri lama hal tersebut bukanlah hal yang dianggap sulit dikarenakan keuangan sudah stabil walaupun sempat terjadi penurunan harga tetapi hal tersebut tidak menjatuhkan PT. Bluebird begitu saja. Untuk menjaga harga agar tetap murah tetapi berkualitas perusahaan tersebut melakukan perubahan yang pada awalnya perhitungan harga menggunakan argometer tetapi dikarenakan adanya aplikasi My Blue Bird penentuan nilai harga sudah menjadi tergantung pada aplikasi.Sedangkan Misi dari PT. Blue Bird adalah “Tercapainya kepuasan pelanggan, dan mengembangkan serta mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar di setiap kategori yang kita masuki.
Dalam transportasi darat, kita menyediakan layanan yang handal, dan berkualitas tinggi dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan kita melakukannya sebagai satu tim yang utuh.” Segala perusahaan dalam bidang jasa pastinya mengedepankan kepuasan pelanggan dikarenakan tanpa adanya pelanggan pastinya perusahaan tersebut akan hancur. Dengan itu PT.Blue Bird menjawab segala keluh kesah pelanggannya tentang sulitnya untuk mengakses taksi dan lebih mudah untuk menggunakan jasa transportasi online selain lebih mudah tetapi juga lebih murah dengan cara merubah sistemnya menjadi berbasis aplikasi pula.
Akan tetapi yang paling berpengaruh dengan adanya eksistensi PT. Blue Bird adalah masih banyak perusahaan besar yang tetap mempercayakan PT. Blue Bird untuk menjadi jasa transportasinya untuk mengantar para atasan maupun karyawannya ke suatu tempat karena jasa transportasi yang diberikan oleh PT. Blue Bird sangat mengutamakan kerapihan dan berkelasVIP sehingga pengguna jasa transportasi tersebut merasa nyaman, berbeda dengan jasa transportasi online dimana mobil merupakan kepemilikan pribadi sehingga maintenance yang dilakukan sering kali hanya kemauan pribadi pengemudinya bukan karena maintenance rutin dariperusahaannya seperti PT. Blue Bird.
Penulis, Dinnur Nada Utami (Mahasiswi Administrasi Keuangan dan Perbankan 2019 Program Vokasi Universitas Indonesia)