BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus memperkuat sinergi lintas sektor untuk mendukung program swasembada pangan nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Melalui kerja sama dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), produktivitas pertanian padi di daerah ujung timur Pulau Jawa itu berhasil meningkat signifikan.
Hasil panen pada program Demonstration Plot (Demplot) di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, menunjukkan lonjakan produksi dari rata-rata 6–7 ton menjadi 8 ton per hektare. Capaian tersebut menjadi bukti bahwa inovasi pertanian berbasis teknologi dan pendampingan intensif mampu mendongkrak hasil panen petani lokal.
Panen demplot yang berlangsung Kamis (23/10/2025) itu dihadiri Wakil Bupati Banyuwangi, Mujono, bersama perwakilan Pupuk Kaltim serta kelompok tani setempat. Program ini merupakan bagian dari Agrosolution, inisiatif Pupuk Kaltim yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus memperkuat rantai pasok pangan nasional.
“Terima kasih kepada Pupuk Kaltim atas dukungan dan pendampingannya. Kolaborasi ini menjadi bagian penting dari upaya Banyuwangi bersama TNI, Polri, Bulog, dan para petani untuk menyukseskan program swasembada pangan Presiden,” ujar Mujono usai panen.
Menurutnya, Banyuwangi memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Tahun ini, luas tanam padi di wilayah tersebut mencapai 121.319 hektare atau naik 1.668 hektare dibanding tahun sebelumnya. Dengan peningkatan itu, produksi gabah kering panen (GKP) diproyeksikan mencapai 806.164 ton, naik sekitar 11 ribu ton dibanding tahun 2024.
Data neraca pangan hingga September 2025 mencatat surplus beras Banyuwangi sebesar 307.244 ton, meningkat hampir 40 ribu ton dari periode yang sama tahun lalu. “Surplus ini menunjukkan petani kita semakin produktif, sekaligus membuktikan efektivitas program pendampingan,” tambah Mujono.
Kinerja positif juga terlihat dari serapan beras oleh Bulog Banyuwangi. Tahun ini, lembaga tersebut berhasil membeli 52.162 ton beras dari petani, jauh melampaui capaian tahun 2024 sebesar 5.329 ton. Peningkatan tersebut turut ditopang kebijakan pemerintah yang menaikkan harga gabah menjadi Rp6.500 per kilogram serta ketersediaan pupuk bersubsidi yang mencukupi kebutuhan petani.
Pemerintah pusat juga memberikan insentif tambahan dengan menurunkan harga pupuk subsidi hingga 20 persen. Harga pupuk Urea kini menjadi Rp1.800 per kilogram dari sebelumnya Rp2.250, sedangkan pupuk NPK turun menjadi Rp1.840 dari Rp2.350 per kilogram.
Asisten Vice President Agrosolution Pupuk Kaltim Wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara, Atik Dwi Purwadari, menjelaskan bahwa program Agrosolution menggunakan produk unggulan seperti pupuk hayati Ecofert dan Biodex yang sesuai dengan karakteristik lahan di berbagai daerah. “Selain di Sempu, demplot serupa juga dilakukan di Kalibaru, Genteng, dan Blimbingsari. Kami ingin membantu daerah mendukung target swasembada pangan nasional,” ujarnya.
Ketua Kelompok Tani Lamtoro Gung, Muhammad Hanifulloh, turut menyampaikan apresiasinya. Ia menuturkan, pendampingan intensif dari Pemkab dan Pupuk Kaltim tidak hanya meningkatkan hasil panen padi, tetapi juga berdampak pada pengembangan komoditas buah naga di wilayahnya.
“Dengan bimbingan yang rutin, hasil panen kami terus meningkat. Ini sangat membantu kesejahteraan petani,” kata Hanif.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









