Syahganda, RR, Corona dan Kebangkrutan Rezim

- Redaksi

Minggu, 22 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Furqan Jurdi

Furqan Jurdi

Oleh : Furqan Jurdi

Bulan lalu Syahganda Nainggolan menyebut bahwa dirinya sedang menghitung kapan Jokowi Jatuh. Kejatuhan Jokowi tidak karena dijatuhkan, tetapi oleh faktor-faktor lain yang terus menggelinding seperti bola salju.

Hitungan Syahganda itu mengingatkan saya akan catatan saya Bulan Juli tahun 2019.
Saya menyebut istilah “buah busuk” yang jatuh sendiri karena faktor alami. Bukan karena dilempari oleh manusia.

Analisis Syahganda sebagai seorang akademisi dan pengamat politik bukan sekedar sensasi. Tentu punya hitungan yang matang. Karena itu saya menyambut hitungan itu dengan mengatakan, bahwa Saya akan ikut Bang Syahganda untuk menghitung itu, kapan? Tentu kita tidak tahu, tetapi kejatuhan itu bisa terjadi kapan saja, dan waktunya semakin dekat.

Rizal Ramli atau biasa disapa RR punya hitungan dari sisi ekonomi. Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi hancur dari segi ekonomi. Ancaman krisis terus terjadi, nilai tukar rupiah anjlok, impor yang keterlaluan terus terjadi, sementara ancaman krisis ekonomi semakin nyata.

Ditambah wabah pandemi Corona Virus yang terus bergerak cepat akibat keterlambatan pemerintah menangani masalah itu di awal mula kehadirannya. Bahkan setelah ada WNI yang terpapar Virus, pemerintah masih mendatangkan pekerja Asing dari Cina, dari situ sumber penyakit itu muncul.

Pemerintah Indonesia sangat enggan terhadap Cina, hingga keselamatan warga negara tidak diperhitungkan. Pemerintah hanya peduli pada investasi, hanya peduli pada hasratnya sendiri, sementara nasib 270 juta rakyat di bawah bayang-bayang pendemi ini tidak menjadi tujuan utama pemerintah.

Akhirnya virus itu menyebar di berbagai tempat dan daerah. Korban yang terkena virus itu semakin meningkat, namun pemerintah masih santai dan tidak menyatakan darurat Nasional kesehatan.

Padahal undang-undang telah ada untuk menyatakan darurat kesehatan nasional, sehingga bisa dilakukan karantina terhadap wilayah dan tempat yang teinveksi virus tersebut.

Dr. Ahmad Yani menyebut bahwa Kondisi darurat Kesehatan Nasional sudah terpenuhi, dengan melihat penyebaran yang terus meningkat, korban yang terus bertambah.

Menurut Yani, pemerintah Punya Peraturan UU untuk melaksanakan kewajiban melindungi segenap bangsa San tumpah darah Indonesia.

Tetapi kelihatannya pemerintah masih agak was-was untuk menyatakan darurat kesehatan. Entah apa motifnya, wallahualam. Padahal Menteri Jokowi sudah terpapar Corona virus.

Artinya virus itu sudah memasuki Istana. Satu pembantu presiden sudah ambruk, tinggal menunggu apakah semua akan ambruk? Waktu sedang berjalan, dan sejarah akan mencari formulasi nya dalam memperbaiki keadaan.

Kebangkrutan Rezim

Kembali kepada hitungan Syahganda dan RR yang menyebut bahwa bisa saja pemerintah ini jatuh karena virus Corona dan beban ekonomi. Kedua hal tersebut bisa beriringan untuk menjatuhkan kekuasaan.

Corona membuat kekuasaan terisolir. Sementara kemerosotan ekonomi bisa membuat rezim bangkrut. Baik Syahganda Maupun RR menganggap dua hal itu sama-sama menjadi oposisi yang bisa mendorong sebuah rezim jatuh dari kekuasaannya.

Dalam bayang-bayang Corona, Perhari ini nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mencapai 16.000 rupiah, dan ini akan terus meningkat kalau pemerintah tidak punya konsep fundamental ekonomi yang kuat. Kita hanya mengandalkan hutang Luar negeri yang sampai hari ini masih membebani negara dengan bunga yang tinggi.

Kondisi ekonomi yang kian parah, ancaman resesi terus terjadi. Banyak hal yang tidak bisa dilakukan, karena kita mengandalkan uang-uang dan pinjaman dari asing untuk menopang ekonomi Indonesia. Dan sekarang pendemi Corona virus membuat semua negara panik, tentu akan kecil harapan untuk mengatasi keadaan secepat mungkin.

Kalau pemerintah masih seperti sekarang ini, tentu krisis ekonomi akan dihadapi ke depannya berat. Pertumbuhan ekonomi kita akan semakin anjlok bahkan menurut RR bisa sampai 2%. Tak bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi dengan keadaan seperti itu.

Saran RR dalam menghadapi wabah krisis ekonomi ini bagi saya sangat membantu, kalau pemerintah benar-benar ingin memperbaiki kondisi bangsa.

Krisis Mendesak Jokowi

Krisis politik akan muncul ketika krisis ekonomi sudah mulai diambang kebangkrutan. Krisis sosial akan terjadi bersamaan dengan gelombang pergerakan rakyat apabila krisis ekonomi sudah membebani rakyat.

Krisis inilah yang akan mendesak rezim untuk jatuh. Apalagi setelah ditetapkan sebagai Negara maju, dan fasilitas sebagai negara berkembang sudah di cabut, memberikan implikasi tersendiri bagi negara dan pemerintahan Jokowi.

pemerintah harus memutar otak untuk mencari cara bagaimana mengelola Indonesia sebagai negara maju. Sebab kondisi dan keadaan rakyat yang masih jauh dari kata maju memberatkan rakyat itu sendiri.

Kartu-kartu sakti dan kartu Pra-kerja Jokowi untuk mengatasi pengangguran juga hanya sebatas janji belaka. Pemuda-pemuda yang tidak memiliki pekerjaan, akan menimbulkan gejolak sosial yang besar. Pemuda kita menganggur, tenaga Kerja Asing di datangkan bahkan ketika kita dalam bahaya Corona.

Di samping itu krisis keadilan menambah masalah tersendiri. Korupsi dan penjahatnya yang sampai hari ini masih bebas atas perlindungan kekuatan besar belum juga tersentuh hukum. Kita benar-benar berada dalam kondisi yang kritis.

Sementara itu krisis kepercayaan rakyat terhadap rezim terus merosot, sehingga pemerintah semakin ter delegitimasi oleh kelakuan dan janji nya sendiri.

Krisis ini bersamaan dengan bangkrutnya Badan Usaha Milik Negara. Beberapa BUMN sudah mulai bangkrut. Jiwasraya dan Asabri bangkrut karena korupsi.

Krisis ini sudah meliputi seluruh sektor. Oleh karena itu, kita dapat duduk bersama dengan Syahganda dan RR untuk menghitung kapan rezim akan jatuh. Karena keadaan ini sangat sulit diatasi apabila kekuasaan masih bersikap seperti sekarang ini.

Wallahualam bis shawab.

Penulis adalah Ketua Komunitas Pemuda Madani

Berita Terkait

Renungan : Kebaikan Kelihatan, Keburukan Ketahuan ‘ Becik Ketitik Olo Ketoro’ | RadarBangsa Lamongan
Suhu Politik Pilkada Mulai Memanas, Lapor dan Lapor – Solusi atau Senjata Makan Tuan |RadarBangsa
Pelanggaran Masif & Berlanjut
ASN Terlibat Mendukung Paslon Bisa Disanksi
Wujudkan Persatuan Melalui Olahraga Ditengah Perbedaan dalam Pilkada
Jejak Kironggo Seorang Tokoh Adat dan Prajurit Ulung Legendaris Sejarah Bondowoso
Menjelang Pilkada 2024 : Strategi Pemain Lama dan Baru dalam Politik
Menilik Unsur Pidana Ketua KPU yang Dipecat Menurut UU TPKS, ‘Kau yang Berjanji, Kau yang Mengingkari’
Tag :

Berita Terkait

Senin, 7 Oktober 2024 - 08:55 WIB

Renungan : Kebaikan Kelihatan, Keburukan Ketahuan ‘ Becik Ketitik Olo Ketoro’ | RadarBangsa Lamongan

Minggu, 6 Oktober 2024 - 08:05 WIB

Suhu Politik Pilkada Mulai Memanas, Lapor dan Lapor – Solusi atau Senjata Makan Tuan |RadarBangsa

Minggu, 22 September 2024 - 22:22 WIB

Pelanggaran Masif & Berlanjut

Jumat, 20 September 2024 - 07:32 WIB

ASN Terlibat Mendukung Paslon Bisa Disanksi

Rabu, 18 September 2024 - 07:21 WIB

Wujudkan Persatuan Melalui Olahraga Ditengah Perbedaan dalam Pilkada

Berita Terbaru

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lamongan, Sugeng Widodo, dalam acara Detik Jatim Awards 2024 di Dyandra Convention Center, Surabaya.(IST)

Politik - Pemerintahan

Pemkab Lamongan Terima Penghargaan atas Penurunan Angka Pengangguran

Selasa, 26 Nov 2024 - 04:26 WIB

Politik - Pemerintahan

Pemkab dan DPRD Lamongan Setujui APBD 2025 dengan Pendapatan Rp 3,26 Triliun

Senin, 25 Nov 2024 - 22:12 WIB

Peristiwa

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Senin, 25 Nov 2024 - 21:47 WIB