SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Setelah sukses menggelar deklarasi Anti Hoax di Surabaya, pendukung Calon Gubernur-Wakil Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak segera menginisiasi pembentukan relawan “Anti Hoax” di beberapa kota. Usai Surabaya, kota-kota berikutnya yang akan menjadi fokus adalah Madura, Malang, Madiun, dan Jember di wilayah Jawa Timur.
Koordinator Relawan Anti Hoax Khofifah-Emil, Aan Ainur Rofik, menyampaikan pentingnya pembentukan relawan ini. “Keberadaan relawan Anti Hoax sangat penting mengingat semakin maraknya serangan udara yang menargetkan calon kami, Khofifah dan Emil, sejak mereka resmi mendaftar ke KPU. Ujaran kebencian banyak bermunculan di media sosial seperti TikTok, dan hal ini sangat memprihatinkan,” ungkap Aan usai deklarasi di Surabaya pada Rabu (4/9/2024).
Relawan Anti Hoax Khofifah-Emil terdiri dari beragam profesi, termasuk politisi, dosen, pengusaha, aktivis perempuan, ahli hukum, dan akademisi. Mayoritas anggota relawan adalah perempuan, sejalan dengan fakta bahwa ketiga calon gubernur dalam Pilkada ini adalah wanita.
Setelah deklarasi, relawan akan segera mengadakan pertemuan dengan Kejaksaan, Kepolisian, KPID, dan Bawaslu. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk berdiskusi dan melaporkan temuan mereka agar tindakan tegas dapat diambil terhadap ujaran kebencian yang dapat mengganggu Pilkada Jawa Timur.
Aan menegaskan bahwa penyadaran masyarakat mengenai informasi yang benar sangat penting untuk memastikan Pilgub Jatim berlangsung damai dan tanpa konflik. Pilkada kali ini menarik karena ketiga calon gubernurnya adalah perempuan, dan publik menantikan ide serta gagasan mereka untuk pembangunan Jawa Timur.
Kampanye anti hoaks ini bertujuan untuk melawan penyebaran informasi palsu yang bisa berdampak negatif. Aan menyebutkan bahwa beberapa akun media sosial telah menyerang secara pribadi Khofifah dan Emil. “Kami terus memantau akun-akun yang menyerang Khofifah-Emil,” tegas Aan.
“Kami akan terus memantau dan menganalisis. Jika hasil kajian menunjukkan ada pelanggaran yang perlu dilaporkan ke Bawaslu, kami akan melaporkannya, terutama jika ada indikasi pidana, kami akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur untuk melaporkan kasus tersebut,” jelasnya.
Aan juga memberikan contoh salah satu akun media sosial, yaitu fansparajanda, yang menurut pantauannya menyebarkan informasi hoaks tentang Khofifah. “Akun ini sedang kami monitor dan jika terbukti, kami tidak akan ragu untuk melaporkannya,” pungkas Aan.