SIDOARJO, RadarBangsa.co.id – Pandemi Covid-19 masih belum berakhir hingga saat ini, sudah hampir satu tahun pandemi ini melanda seluruh negeri. Pandemi ini juga berdampak pada banyak bidang sehingga banyak yang dirugikan mulai dari dunia bisnis hingga dunia pendidikan.
Sejak maret tahun lalu, pembelajaran daring dijadikan alternatif pembelajaran oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Praktik pembelajaran daring dilakukan oleh berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, sehingga tidak ada pembelajaran tatap muka yang mengharuskan untuk hadir dalam satu ruangan.
Karena perubahan pada sistem pembelajaran, banyak tenaga pendidikan gagap dalam menyambut perubahan sistem tersebut, dan juga tingkat literasi masyarakat di Desa Ganggang Panjang masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya minat siswa dalam membaca buku.
Dalam menanggapi permasalahan tersebut, KKN-P kelompok 48 membuat program sekolah pintar, yang mana dalam sekolah pintar tersebut siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, akan dibimbing hingga mereka faham terkait mata pelajaran yang dipelajari.
Kelompok kami juga membuat perpustakaan mini, yang ditujukan bagi masyarakat yang ingin membaca buku, karena sebelumnya tidak ada perpustakaan di Desa Ganggang Panjang. Perpustakaan mini diharapkan dapat meningkatkan minat literasi siswa dan masyarakat di desa tersebut. Dalam penerapan program sekolah pintar ini, KKN-P kelompok 48 bekerjasama dengan kepala desa, RT dan RW setempat serta guru di SD Ganggang Panjang.
M. Adenan selaku kepala Desa Ganggang Panjang sangat mendukung program yang dibuat oleh KKN-P kelompok 48, “Ada beberapa ruangan yang bisa kalian gunakan selama melaksanakan program KKN” beliau sangat membantu dalam menjalankan program sekolah pintar.
“Sekolah pintar ini diadakan selama tiga hari yaitu hari senin untuk kelas satu dan dua, selasa untuk kelas tiga dan empat sementara kamis untuk kelas lima dan enam. Selain itu kelompok kami juga membuat perpustakaan mini sebagai salah satu program untuk meningkatkan literasi pada siswa-siswi Sekolah Dasar (SD).” ujar Moch Adi Aryanto (Selaku ketua kelompok 48 KKN-P UMSIDA)
Masyarakat di Desa Ganggang Panjang juga menyambut antusias program sekolah pintar ini, karena beberapa diantaranya mengeluhkan bahwa selama pembelajaran daring, anak-anak tidak terlalu serius dalam mengikuti pembelajaran sekolah.
Yuyun selaku wali murid dari salah satu siswa di SD Ganggang Panjang menerangkan bahwa selama pembelajaran daring, guru-guru di SD Ganggang panjang datang ke rumah murid yang sebelumnya telah dibagi menjadi beberapa kelompok. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa yang kesulitan dalam menangkap materi pembelajaran di sekolah khususnya pelajaran matematika.
“Dengan adanya program sekolah pintar ini, para guru berharapan literasi pada masing-masing murid dapat berkembang lebih baik dari sebelumnya. Sebab saat perkembangan literasi pada siswa semakin menurun, banyak dari para siswa yang lebih suka bermain HP dibandingkan dengan membaca buku” Imbuhnya.
Penulis : Eka Yulianti
(RB)