PROBOLINGGO, RadarBangsa.co.id – Dalam rangka memperkuat semangat kebangsaan di kalangan generasi muda, Anggota DPD RI Dapil Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Rumah Sakit Masada, Kabupaten Probolinggo, Kamis (26/6/2025). Kegiatan tersebut diikuti oleh beragam elemen masyarakat, mulai dari pemuda, organisasi keagamaan, komunitas kepemudaan, kelompok tani seperti HKTI, Fatayat NU, hingga perwakilan lembaga lokal lainnya.
Dalam paparannya, Dr. Lia yang akrab disapa Ning Lia menegaskan bahwa Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bukan sekadar konsep normatif, melainkan nilai-nilai hidup yang harus ditanamkan sejak dini.
“Kita semua adalah orang tua dari anak-anak bangsa, bukan hanya anak kandung kita sendiri. Kalau ada anak tetangga yang butuh perhatian, kita tidak boleh diam. Jika semua orang bersikap individualis, keberlangsungan bangsa bisa terganggu,” tegas Ning Lia.
Ia juga menyoroti menurunnya solidaritas sosial di tengah masyarakat. Ning Lia mengutip pemikiran Ibnu Khaldun dalam al-Muqaddimah, bahwa kekuatan sebuah peradaban bertumpu pada soliditas hubungan sosial atau ashabiyah.
“Banyak kelompok hari ini hanya nyaman dalam lingkarannya sendiri. Interaksi antar kelompok melemah, dan kepercayaan antarkelompok menurun. Ini berbahaya bagi keutuhan bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pendekatan kreatif dalam menyampaikan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda, terutama Gen Z.
“Kalau kita ingin generasi muda memahami makna Pancasila dan NKRI, kita harus masuk melalui cara berpikir mereka—menggunakan bahasa mereka, tanpa kesan menggurui. Di situlah pentingnya narasi kebangsaan yang relevan,” ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Ning Lia mengingatkan bahwa jabatan dan kekuasaan bersifat sementara. Yang terpenting adalah seberapa besar manfaat seseorang bagi sesama dan bangsanya.
“Jika diberi amanah, jalankan dengan sungguh-sungguh. Jika belum, tetaplah menjadi pribadi yang adil dan bijak. Yang utama adalah komunikasi yang baik, pemberdayaan masyarakat, dan niat tulus untuk menjadi manusia yang bermanfaat,” katanya.
Turut hadir sebagai narasumber, Ketua KPU Kabupaten Probolinggo, Ali Wafa, yang menekankan bahwa Pancasila harus dimaknai sebagai ajaran kemanusiaan yang menjunjung martabat setiap individu.
“Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila menjadi landasan bagi kita untuk saling memanusiakan. Ini harus menjadi pondasi dalam menjalankan peran publik, termasuk bagi anggota DPD RI,” ucapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya suara rakyat dalam demokrasi. Menurutnya, menjadi anggota DPD RI adalah hasil dari proses panjang yang membutuhkan kepercayaan publik.
“Perjuangan di lapangan untuk meraih suara rakyat bukan perkara mudah. Saya mengapresiasi Ibu Lia yang terus konsisten menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Probolinggo,” ungkapnya.
Senada dengan itu, tokoh masyarakat Abdul Latif menekankan pentingnya penguatan koordinasi antara pusat dan daerah, terutama dalam program-program strategis di bidang kesehatan, pendidikan, dan keagamaan.
“Komite III DPD RI memiliki peran krusial dalam mengawal kebijakan pemerintah agar aspirasi dari desa-desa bisa lebih cepat tersampaikan,” ujarnya.
Sementara itu, KH Dr. Abidi Roziq, S.H.I., M.Pd., dalam pemaparannya mengingatkan pentingnya prinsip keadilan dalam menjalankan jabatan publik.
“Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Prinsip ini harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan berbangsa,” tuturnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin