PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Gas bumi yang disalurkan kurang lebih 5 ribu rumah tangga di kecamatan Pandaan digadang-gadang lebih murah dari gas Elpiji. Namun, manfaat itu tak dirasakan semua penerima jaringan gas (Jargas), justru sebaliknya mencekik warga di kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan ,
Bahkan sejumlah rumah tangga mengancam akan berhenti berlangganan karena tak sanggup membayar tagihan bulanan. Mahalnya tarif gas bumi dari Perusahaan Gas Negara (PGN) salah satunya dirasakan A (45), warga RT 06 RW 05 Dusun KaliTengah Desa Karangjati, Kecamnatan Pandaan. Dia mengaku sangat keberatan dengan mahalnya tarif tersebut.
“Katanya dulu gas bumi ini lebih murah daripada elpiji, ternyata lebih mahal. Kalau pakai elpiji, sebulan saya habis 5 tabung melon atau Rp 95 ribu,” kata A saat berbincang dengan www. RadarBangsa.co.id, di rumahnya, Jum’at (10/7/2020).
Tentu saja tarif berlangganan Gas bumi PGN membuat A keberatan. Terlebih lagi tagihan bulanan yang harus dia bayar mencapai di atas Rp 859.900. Dia mengaku tak mengerti penyebab sempat melambungnya tagihan gas di rumahnya.
“Saya keberatan di tarifnya, juga tidak pernah diberi tahu berapa tarif per meter kubik, ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 1 seperti ini ungkapnya.
Sementara itu Kepala desa Karangjati, Kuyatip. SH yang mendapat laporan dari warganya sudah memanggil pihak PGN dari propinsi dan kabupaten, untuk menanyakan prihal mahalnya tarif PGN tersebut. Untuk sementara jangan di bayar dulu dengan tagihan yang terlalu tinggi diantaranya Rp 600,000,sampai Rp l.000.000, hari senin saya tlpn untuk kepastiannya.
Karena terhalang hari libur sampai berita ini ditayangkan jadi bersambung….
(Ank)