PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Sudah jatuh tertimpa tangga pepatah itu patut diberikan warga Dusun Jetak Desa Karangjati Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.Dimusim covid 19 ini banyak warga yang mengeluh sulitnya pencari pekerjaan kini di tambah lagi peraturan dari Dusun yang Sangat berlebihan dan merugikan warga sekitar.
New normal atas pandemi corona kini sedang digalakkan pemerintah untuk memperbaiki kembali ekonomi yang terpuruk. Sejumlah kawasan keramaian seperti pasar, mall, warung-warung kopi, bahkan tempat wisata kini sudah mulai buka normal seperti sebelumnya dengan ketentuan tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Namun pemandangan menakutkan justru terlihat di Dusun jetak Desa karangjati kecamatan pandaan . Kawasan tempat tinggal warga ini justru masih terpuruk dalam ketakutan berlebihan hingga terus menerapkan kebijakan menutup jalan kampung dengan kebijakan warga wajib taat.
Salah satu desa yang hingga saat ini masih memberlakukan penutupan jalan adalah Dusun jetak Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan. Keputusan penutupan jalan yang tidak boleh di tawar. Dalihnya merupakan instruksi Bupati, disetujui Camat dan Kades. Catatan ini disampaikan oleh sejumlah warga Katangjati yang namanya minta tidak disebut, Selasa (09/06).
Jalan kampung yang ditutup di Dusun Jetak Desa Karangjati ,
Penutupan jalan yang dilakukan mulai pukul 21.00 hingga 05.00 WIB ini tentu saja membuat warga resah. Pasalnya, sebagian warga ada yang mencari rejeki pada malam hari, seperti berjualan nasi goreng dan sejenisnya.
Saat mereka pulang dini hari, para pedagang yang menggunakan gerobak ini harus mencari jalan masuk alternatif cukup jauh dengan berjalan kaki. Kasihan tentunya, apalagi para pedagang didominasi warga yang sudah berusia tak muda lagi.
Keputusan penutupan jalan ini menurut warga setempat tak bisa dibantah. Siapa saja yang menolak keputusan tersebut menurut mereka mendapat ancaman jasadnya tidak boleh dimakamkan di makam desa jika meninggal.
Sejauh ini belum ada konfirmasi dari Kades, Camat, maupun Bupati Pasuruan. Akan tetapi fakta di lapangan cukup menjadi bukti bahwa adanya ribut corona ini justru sangat menyengsarakan warga di tingkat desa karena kebijakan yang berlebihan.
(Ank/Ek)